Good People Need a Break!! Yup, Orang baik pun butuh istirahat!!! Kadang harus bisa menyenangkan diri sendiri!
Life is a Gift!
Cerita film yang bergenre drama komedi ini memang sangat ringan dan enak dinikmati. Namun yang patut diacungi jempol, pesan moral yang ingin disampaikan dengan mudah masuk tanpa menonjolkan filosofi yang berat. Dengan adegan yang lucu, kadang tak masuk akal tapi menggelitik untuk disimak. Bahwa hidup bukannya berlari, mengejar dan melakukan apa yang harus dilakukan, yang tanpa tidak sadar menjadikan manusia tidak lagi peka terhadap kehidupan dan orang-orang terdekatnya sendiri. Film ini bercerita tentang seorang arsitek bernama Michael Newman (Adam Sandler) yang gila kerja hingga pada akhirnya mengabaikan kehidupan keluarganya. Padahal ia mempunyai seorang istri yang cantik, Donna (Kate Beckinsale) dan dua orang putranya. Tapi kehidupan Newman yang selalu mendahulukan pekerjaan membuat kehidupan keluarganya memburuk, ia membatalkan acara perkemahan untuk liburan dengan keluarga demi pekerjaannya, mengabaikan permintaan Ben, anak lelakinya untuk meneruskan pembuatan rumah pohon ataupun telat datang saat harus menyaksikan lomba renang anaknya. Keadaan memburuk, Newman kemudian mencari sebuah remote universal untuk mengendalikan semua peralatan di rumahnya karena lama-lama ia kesal terlalu banyak remote di rumahnya. Lalu ia bertemu dengan Morty (Chisthoper Walken) yang memberinya sebuah remote ajaib dimana ia bisa mengendalikan kehidupannya.
Dengan remote di tangannya ia dengan sesuka hati bisa memilih bagian hidup yang ia senangi dan mempercepat peristiwa yang ia tidak senangi. Banyak kejadian lucu saat ia mampu mem-pause suatu kejadian lalu melakukan tindakan konyol ataupun mempercepat peristiwa yang tidak ia sukai, yah pada mulanya ia merasa senang. Tapi pada saat remote itu membawanya ke masa depan, banyak kejadian yang membuatku berpikir ulang. Ia menemukan dirinya mengalami obesitas, melewatkan bagaimana anak-anaknya tumbuh dewasa, ia bercerai dengan Donna yang akhirnya menikah dengan pelatih renang anaknya, atau ia melewatkan acara pemakaman ayahnya.
Ada adegan yang lucu namun menyentuh, saat Newman ada di kantornya, ayahnya datang namun Newman tidak mempedulikannya. Newman (yang sedang melihat masa depannya) dengan remote universal itu mempause saat ayahnya berkata :
“I Love you, Son”. Di ulanginya adegan itu berulang kali oleh Newman, lama ia berdiri di situ, menyadari betapa tidak “berhatinya” ia di masa depan. Ia merasa sedih karena melihat dirinya sendiri mengacuhkan ayahnya.
Lalu ia mempause saat ayahnya meninggalkan ruangan kantornya. Ia menghampiri ayahnya (yang dalam posisi pause) dan mencium keningnya lalu mengatakan:
“I love You too, Dad!” Ah, che bella cosa..how sweet that moment.
Dia kemudian menyadari bahwa hidup harus dijalani dengan sepenuhnya, bagian yang manis atau pahit. Hidup terlalu berharga untuk dilewati begitu saja dan begitu juga dengan keluarga.
Bersenang-senang itu tidak salah! Nah, inipun terus terang konsep yang baru kuterapkan dalam hidup semenjak kuliah di Jogya. Dulu, aku kadang merasa bersalah bila sedikit bersenang-senang. Masih ingat saat dulu zaman SMU saat pulang agak terlambat karena hang out bersama teman-teman, bila pulang bukannya beristirahat tapi segera mencuci piring, membereskan rumah dan hal lain sebagainya, karena kadang aku merasa bersalah karena bersenang-senang. Aneh memang, padahal orang tuaku tidak pernah melarang bila aku menghabiskan waktu bersama teman-teman. Makanya jadilah aku si manusia serius, cupu dan kurang pergaulan hhehehe.
Tapi setelah terpapar sahabat yang hobi jalan-jalan, travelling, mencoba hal-hal baru, wisata kuliner, hmm why not? Hidup ini berwarna!. Terkadang kita harus bisa menyenangkan diri sendiri. Life is the present! Present disini bisa berarti “saat ini”, karena hidup yang sebenarnya adalah saat ini, bukan masa lalu yang telah usang ataupun masa depan yang masih abstrak. Present juga bisa berarti “hadiah”, yup, hidup adalah berkah yang diberikan Tuhan. Dan ternyata kondisi internal yang sehat karena bisa mengkondisikan jiwa yang sehat dan bahagia, berdampak pula terhadap bagaimana hubungan kita dengan orang lain, sahabat, bahkan dengan keluarga.
Kalau pada akhirnya kondisi itu membuatmu tambah merasa bahagia??hmm..prove it!
Eits tapi jangan sampai terserang hedonisme loh! Tentu saja kita harus tau batasan bersenang-senang. Entah sampai pada titik mana aku bertransformasi sekarang ini, semoga saja masih dalam tapak yang maju ke depan.
Tulisan inipun salah satunya terinspirasi oleh sahabatku Cuu' di Bali yang saat ini tengah overload dengan kerjaannnya, cobalah nonton CLICK! Engkau akan tersenyum, geli sekaligus sedikit berkata “AHA”. Menyenangkan diri sendiri adalah hadiah spesial untuk diri sendiri.
Bersenang-senang, kenapa tidak??SOMETIMES GOOD PEOPLE NEED A BREAK!!!
0 Comments: