Bulir air hujan malam ini berteriak dalam diam
Bertanya kemana ia akan dijatuhkan
Sahdunya yang menduakan
Dilemanya yang membutakan
Membiaskan pesona yang telah menggelapkan nurani
Hingga kutampik setengah hati
Mengerjap tersenyum dan berbalik diam mengatupkan penjelasan
Merajuk hati berdamai lagi
Bilakah ia mau setuju, untuk kesekian kali
Hingga ia mendengar cerita si bangku tua
Tentang dua orang yang duduk bersama
Dengan tatapan mata penuh rasa
Tapi menyerah akan batasan pada akhirnya
Bangku Koridor LPMP. 8.febbraio.09 22:06
(Dibacakan pada lomba puisi, Prajab 2009. 11.02.09)
0 Comments: