Seiring gugusan mendung yang menggelayuti langit
Kami datang membawa sejuta warna pada awalnya
Mengulas senyum tanpa makna, tanpa kata
Memandang penuh prasangka, menyipit menyelidik
Kita berkumpul dalam batasan raga, tapi menyendiri dalam hati
Namun waktu telah membimbing dalam kesahajaannya
Melahirkan benih persahabatan, mengait tali-temali hati antara kami
Ooi..dalam senyum jenaka kita bercanda
Kandaskan penat, mengusir kantuk, sejuki jiwa
Menawarkan seuntai kasih tanpa syarat
Ooi…dalam celoteh cerita, gelak tawa, dan senyum bahagia
Membaurkan warna-warni yang berbeda
Menyatu dalam sebuah kebersamaan tak berhingga
_________
Diioooooono, Bayi Millenium, orok montok berotak genius
Amelia, dokter ayu bermata sendu
Ruli, Dosen arsitek nan centil, plus gaul abis
Mas Boi-Ustadz “rasa kombinasi”, bijak, lutju dan berwibawa
Siwi, si petualang hidup yang terus mengejar mimpi
Pak wisnu, Kepala suku yang luar biasa.
Yorra, Bu dokter yang jelita
Perempuan-perempuan tangguh, Aida, Bu Anis, Bu Diana
Hendri pake G, si mahaguru poco-poco
ST 12, spesies unik penikmat cinta fitri
Mas Rifki, Calon rektor undip yang cool dan sistematis
Mas widi, Bapak muda gaul, si jagoan videografis
Pak andi,Dosen fisip yang tidak politis nan kalem
Dik Dian, Adinda imut yang paling manja
Pak Ayub, Orator ulung, ahli hukum yang idealis
Vio, si tukang motret nan fotogenik
Eva, ibu yang lemah gemulai
Irma, si rapi jali
Nisa, si tukang pengarsipan
Pak Arif, si pujangga eksentrik
Pak Asmoro, pengikut kaum narsisme
Fanny, si dokter gigi tukang gedhog pintu
Windy, si ahli ice breaking pengisi waktu
Dr. Vitri, sekretaris handal kita
Ibu Esti, si putri solo nan gemulai
dr. Fitri, putri jogya
Mba Ayu, wanita mandiri yang murah senyum
Mba Sri, si ahli matematika
Pak andy Moorad, sensei jepun kita
Mba Diah, perempuan energik berotak cerdas
Heni, dosen kalem nan cantik
Lia, perempuan lemah lembut
Atas nama cinta yang telah lahir di antara kami
Hingga menceraikan perbedaan, mengusir jauh keegoan diri
Menepikan kepentingan pribadi
Rasanya baru kemarin, hati kami berpaut
Kini, keceriaan, canda tawa dan kesenyawaan hakiki
Akan segera terpisahkan oleh jarak, menunggu ujian oleh waktu
Semoga tak lekang tiap kebersamaan yang terekam
Yang telah terukir dalam hati
Kawan, terimakasih
kita telah menjelma sebagai sebuah persenyawaan indah
Yang saling melengkapi, mengisi dan menghiasi hari
Senyummu, gelak tawamu, candamu..
Walau kini kita akan segera melangkah pergi
Kembali tenggelam dalam dunia yang kita geluti
Tapi, pautan hati kita
Akan terkait dalam abadi, sekarang dan nanti!
LPMP, 10.02.2009.11.57
(By Siwi Mars UNSOED-Arif Hidayat UNNES)
(Naskah Lengkap- dibacakan pada malam inaugurasi Prajab 2009, 12.02.2009)
0 Comments: