SENT-kukirim sms itu kepada salah satu sahabat bala kurawaku. Aku hanya ingin mencerahkan langit-nya yang saat ini tengah mendung. –setelah kalimat yang kutemukan di salah satu tulisan itu juga berhasil mencerahkanku--
“wawaaw mantra sakti ajaib..tapi mendungnya masih ada..sedikit, boleh telpon?” balasnya kemudian. Dan kejadianpun berulang, sesi ngobrol panjang dalam rangka saling mencerahkan ehehe that’s what a friend means for..
Dia tengah cemas akan satu kata –kehilangan-, bahkan kecemasan akan kehilangan sebelum waktunya. Huum..setiap manusia mungkin pernah merasakan hal itu, *kalimat bertopeng untuk mengatakan: aku juga seperti itu ehehe ;p
Tapi kehilangan seperti juga setiap rasa dalam hidup, adalah salah satu bumbu, yang kadang tak terelakkan untuk dirasai.
Rasa kehilangan ini berteman dengan kata “menuntut”, menuntut agar semua berjalan sesuai dengan mau kita, semua rencana berjalan dengan ingin kita. Bahkan memaksa bahwa andai saja tidak pernah ada kata dan rasa kehilangan.
Sebenarnya diri ini dipenuhi kecemasan akan “ketidaksiapan” akan sebuah kehilangan. Konsekuensi-konsekuensi yang harus dihadapi atas nama kehilangan.
“ Pasti saat ini kau tengah ada dalam zona “menuntut”, harimu menjadi mendung tanpa sapaannya, tanpa canda cerianya, tanpa perhatiannya. Dan kau tengah cemas setengah mati, karena kau tahu akan segera kehilangannya, begitukah?”dengan hati-hati kuajukan pertanyaan.
Dan yang kudengar di ujung telepon sana, adalah suara parau, dan isak tangis..heuheuu..ah rasa, apapun rasa itu, kadang aku mengaguminya, bahwa dunia dan hidup pasti akan begitu hambarnya tanpa satu kata ‘rasa”.
Untuk itulah, kalimat “sayangilah dirimu dengan kasih yang cukup”nampaknya menjadi kalimat sederhana dengan artian yang mendalam. Mungkin dengan kalimat itu, kita menjadi tak terlalu cemas akan kehilangan-kehilangan dalam hidup.
Sayangilah dirimu dengan kasih yang cukup. Bahwa dunia akan cerah ceria bila kita tersenyum, menghadiahi diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang membahagiakan, mengajak bicara diri sendiri, dan memberikan yang terbaik untuk diri sendiri. Bagaimana engkau akan menyayangi orang-orang di sekitarmu tanpa engkau menyayangi diri sendiri terlebih dulu?
* karena kasih tak pernah berbatas, maka limpahkanlah pada dirimu, pada orang-orang terkasihmu atau juga orang-orang yang bahkan tak kau kenal…dan juga karena kasih adalah memberi bukan menuntut..
--untuk sahabatku, bila kehilangan itu akhirnya datang..rasailah rasa itu, lalu ingatlah kalimat tadi, dan hidupmu akan tetap berjalan dengan kasih yang cukup—kalau masih berat..bila masih terasa perih..just call me..ehehe..ready 24 hours for emergency call. Special service for a friend ehehe…karena hidup harus terus berjalan, dengan kasih dan cinta yang cukup..ehehe..
*20 Feb 2011. 23.29—di antara menulis proposal risetku.. dan tiba-tiba berpikir, bila disertasi adalah sebuah novel, sebuah tulisan-tulisan spontan seperti tulisanku di atas, mungkin dengan cepat bisa kuselesaikan ahaha..selamat hidup dengan kekinian, dalam detik ini, untuk menjadikannya detik yang terbaik.
asyik ya bila punya sahabat yang bisa saling menguatkan..
BalasHapusngomong2 masalah sayangi diri, saya kadang lupa lho gak nyayangi diri ini..
makasih mbak siwi atas pencerahannya
kunjungan pertama ini..
great quotient...nampaknya aku harus menyayangi diriku dengan cukup juga....sesuatu yang kadang aku lupa melakukannya....wow...thx for the inspiration my twinny...
BalasHapus@Muhamaze : yupiee..salah satu hal berharga dari sebuah persahabatan adalah saling berbagi, saling menguatkan dan mencerahkan :)
BalasHapusterimakasih kembali, senang bila tulisan saya bisa bermanfaat..
ditunggu kunjungan berikutnya ehehe :)
@Bowo :ehehe yuup..kau lupa menyayangi dirimu sendiri karena terlalu banyak spent time and energy to other people..I know that's good, but sometimes you need to spent time to urself--jangan sampai "seorang bowo" yang ada dalam dirimu protes ehehe..
u're welcome..take it for granted, my twinny :)