Duduk dekatku sini, aku ingin bercerita sedikit. Kubagi cerita tentang pengalaman membeli daging halal di halal bucther, yang terkadang membuatku tersenyum sendiri. Sore ini, setelah menjilid jurnal-jurnal dengue yang harus kubaca (note : kalo pengen kaya, jadilah tukang jilid di sini..jilid termurah adalah model comb binding seharga 2 pounds : 28 rebu, dan pernah nanya jilid hardcopy untuk thesis mba yuli, tebak berapa? 40 pounds : 560 rebu, glek!
Oh ya, dan itu butuh waktu 4 hari kerja, kalo mau express 1-2 hari, lebih mahal lagi). Itupun, si tukang jilidnya terheran-heran dan memuji saat melihat contoh jilidan dari Indonesia yang pojoknya ada gold-nya, hoho padahal di Indonesia paling habis 15 ribu. Hadeeeh pelajaran nomer sekian, orang Indonesia lebih canggih urusan jilid-menjilid dibanding orang UK. Eh, kok malah ngobrolin jilid-menjilid. Baiklah, dongeng dilanjutkan. Karena hari ini lagi pengen beli daging sapi jadi segeralah setelah jilid jurnal-jurnal itu, kulangkahkan kaki ke daerah Great Western Road, area yang terdapat beberapa toko halal (Halal Butcher). Dari flatku di daerah Hillhead street ke daerah itu menempuh waktu sekitar 20 menit jalan kaki, itu hitungannya termasuk dekat. Biasanya aku membeli daging ayam dan beberapa sayuran di Toko An-Nuur, si bapak yang biasanya jaga di tempat daging, pasti tersenyum ramah, dan menyapa,
“ Assalamualaikum, apa kabar?” begitu selalu sapanya. Bapak yang berusia 50 tahunan itu bukan dari Indonesia, bukan pula dari Malaysia, tapi orang Pakistan, jadi senang mendapat sapaan, apa kabar, walaupun mungkin itu satu-satunya kata bahasa Indonesia yang ia kuasai. Humm tapi sore ini, aku pengen membeli daging sapi, karena sudah agak bosan dengan daging ayam, sayangnya di toko An-Nuur tidak menjual daging sapi. Terakhir kali kulihat di sebuah toko halal, di sana selain menjual daging ayam juga menjual daging sapi. Dulu aku singgah di toko itu karena tertarik untuk membeli anggur segar karena harganya lebih murah daripada di Tesco (Supermarket-nya Glasgow-red), trus tiba-tiba aku dipanggil. Seorang laki-laki berusia kisaran 27-35 tahun melambaikan tangan padaku, aku bingung, sampai menegaskan bahwa aku adalah orang yang ia maksud. Kemudian ia menghampiriku,
“ Come on, buy chicken. We sell halal chicken. Where you come from?” kata si lelaki itu sambil mengajakku melihat-lihat daging yang dijualnya. Lalu kami mengobrol sejenak, basa basi saja.
“ I will give you a good price” katanya lagi. Humm, lumayan juga nih diskon. Akhirnya aku membeli ½ kilo daging ayam. Dan sambil membungkus daging ayam itu, dia terus saja bertanya,
“Are you student here?”
Dan bla..bla..dia menerocos, lalu sambil menyerahkan bungkusan ayam-ku, lalu kemudian terlontarlah pertanyaan terakhirnya,
“ Do you have facebook?” tanyanya kemudian, senyum-senyum gitu dengan gelagat yang tidak beres. Hadeew, ujung-ujungnya! Akhirnya kubalas dengan senyuman tanpa kata. Dan beberapa saat, kubilang.
“ Thanks” sambil segera meninggalkan tempat. Dan eit...dia masih bilang,
“ Nice to meet you, Please come again”
Haiiih...no, kejadian itu membuatku males untuk balik lagi ke toko itu. Maka, sore ini kayaknya harus mencoba membeli di toko lain lagi. Iyap, di Great Western Road ada sekitar 4 halal butcher. Lalu segera masuk ke toko tersebut, dan eh..nemu sosis sapi halal, trus ada indomie rasa baso sapi..yipieee...dan, acara terakhir tentu saja tujuan utama, menuju ke tempat penjualan daging. Lalu beli ½ kg daging sapi dan ½ kg daging ayam, nyummy..nafsu makanku kembali membaik akhir-akhir ini, jadi pengennya masak dan makan, ehehe agar semangat belajar tentu saja ;p
Dan lagi-lagi sambil memotong-motong daging sapi menjadi bagian kecil-kecil, dia mengajak ngobrol denganku. Seperti biasa, dari negara mana, kuliah atau kerja, bla..bla..bla...standar orang yang pertama kali bertemu. Lalu setelah dia merampungkan memotong daging sapi, membungkus daging ayam dan mencetak notanya, kemudian diserahkannya padaku. Tapi ia masih mengajakku mengobrol. Belum lagi dua langkah akan kutinggalkan counter daging untuk segera membayar belanjaanku ke kasir, ia memanggilku lagi.
“ Give me your receipt” katanya. Aku bingung, tapi kuserahkan saja nota itu lagi padanya, mungkin ada yang salah.
“ I’ll give you special discount” katanya cepat sambil mencetak ulang nota tadi. Heuu..kok aneh tiba-tiba ngasih diskon. Lalu dia menyerahkan kembali notanya padaku, dan terakhir ini yang parah...sambil kedip kedip mata! Arghhh...gedubrak, langsung kuambil langkah seribu. Mengucap terimakasih, lalu segera membayar ke kasir. Hadeeew...ampun deh, trus harus beli daging sapi dimana coba????
“ Gapapa mba, kan lumayan dapet diskon ehehe kan cuma kedip-kedip doang, biarin aja dia cape kedip-kedip, yang penting bisa dapet daging sapi murah” komentar Puput, flatmate-ku sambil tertawa setelah mendengar ceritaku.
hoho begitulah, Glasgow, diskon dan kedipan mata. Ada-ada saja.***
Gla, 9 Dec 2011
0 Comments: