Badai terdengar di
luar jendela, aku hapal sekali suaranya, suara gemuruh itu. Suara itu rasanya
sudah menyatu dengan tempat ini. Badai dan Glasgow telah berteman lama rupanya.
Dan anehnya, bila kudengar suara gemuruh itu, dirimu selalu menyelinap dalam
ingat.
Lalu apa yang
kau titipkan pada badai? Yang mengantarkan padaku selintas ingatan, kamu. Sudah
pukul 11.05 malam yang sudah tua di Glasgow, dan deadline literature reviewku
sudah mengintip, esok sudah tinggal beberapa belokan jarum jam.
Tapi suara gemuruh
itu membuatku menghentikan ketikanku pada halaman “ilmiah” itu, dan menengok ke
luar jendela, menyaksi badai, siapa tau ia membawakanmu padaku. Terbeliak mata
berjumpa purnama di atas bubungan bangunan tua di seberang. Bulan milikku,
hasil curahan kasih matahari di pagimu. Dan ternyata badai dan purnama itu
memang membawakanmu, karena tiba-tiba blip-blip : sebuah bulan kuning itu
menyala,
Ayoooo...semangaaatttt...kamis
khan hari ini tho...
Kenapa kau tak pernah bilang, bila kau
dan badai berteman lama. Harusnya kuminta ia bawakanmu sering-sering.
**Hoaaaaam, ngantuk..diam-diam
kuposting tulisan ini saat orang si penghuni bulan kuning itu bilang : “ojo YM ae rapiin dulu Lit reviewnya”....iyaaaa...zzzz..masih
ada besok pagi, aku ingin mendengar suara gemuruh itu dulu, mendengarmu dulu.
0 Comments: