Hari Pertama Tahun 2012, Keajaiban pertama tahun ini, di tanah mimpi-mimpi |
“Inget di pantai camplong taun lalu? Pas pada ngomongin resolusi?” blip..blip...menjelang hari terakhir tahun 2011, chat dengan sahabatku yang tengah melanjutkan studi di Nottingham. Mulai dari obrolan ringan yang berhaha-hihi sampai obrolan serius tentang sebuah resolusi. Seperti dulu kami sekelas bersama-sama, berbagi resolusi tahun 2011 di Pantai Camplong Madura. Maka, mau tidak mau aku memikirkan resolusi 2012, ehehe sepertinya kata resolusi menjadi kata yang tenar di awal tahun ini. Lalu, kami saling berbagi resolusi, dan aku menyebutkan resolusi personal, dua poin saja. Tidak banyak, tapi semoga akan beranak pinak hasilnya ahaha. Seperti resolusi tahun lalu, hanya sebuah poin resolusi saja, yang akhirnya banyak berefek domino.
Sebuah resolusi yang sangat sederhana—jauh dari detail-detail berderet panjang seperti tahun sebelumnya. Sebuah hal sederhana yang aku yakin bisa berefek domino pada banyak hal dalam hidup (Sebuah Resolusi Awal Tahun, Marsdreams file Januari 2011)
Karena dengan energi itu, akhirnya Tahun 2011, berhasil akhirnya melanjutkan langkah, meneruskan studi di University of Glasgow dengan segala jatuh bangun, tawa dan tangisnya, dan saat inipun masih terus melangkah untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Tahun lalu juga, berhasil menerbitkan sebuah buku rombongan “Balada Seorang Lengger”, dan yang pasti pencapaian-pencapaian-pencapaian personal yang sungguh berharga. Maka nampaknya, mulai tahun ini resolusiku sebagai seorang pribadi harus meluas dengan memberikan lebih banyak energi untuk sebuah kontribusi di luar diri. Untuk resolusi personal, dua poin saja. Dan salah satunya, rasanya mantap langkah untuk berkarir sebagai penulis. Pekerjaanku adalah sebagai seorang dosen dengan tanggung jawab dan peranku, tapi karirku adalah seorang penulis. Makin mantap langkahku kutetapkan setelah banyak membacai Your Job is not (always) your career. Maka, aku tak ingin setengah-setengah lagi, aku mantap berkarir dan memberikan kontribusi bagi kehidupan sebagai seorang penulis. Semoga terus ada energi untuk menghidupi tekadku ini, karena menulis bagiku adalah salah satu cara, menghidupi sebuah misi hidup. Yakni dengan memberikan kontribusi pada sesama, melalui tulisan, dengan berbagi dan menyentuh jiwa-jiwa yang membacai baris baris kalimatku.
Dan Tahun 2012, rasanya, sudah waktunya memberikan porsi yang lebih besar untuk sebuah kepentingan di luar diri. Bahwa setiap diri sejatinya mempunyai misi hidup untuk bisa berkontribusi pada kehidupan. Hal ini sepertinya kembali diingatkan Tuhan, setelah chat dengan sahabatku itu.
“ Trus resolusimu apa Gus?
“ Aku pengen jadi orang kaya agar..bla..bla..” jawabnya. Awalnya kuanggap becanda, seperti sikapnya yang suka becanda. Tapi setelah melanjutkan pembicaraan kami, aku terpengarah, tak menduga sama sekali bahwa sebenarnya itulah misi hidupnya, seketika membuatku salut tingkat tinggi. Misi hidupnya untuk bidang pendidikan benar-benar membuatku angkat jempol, dan hal itu sungguh-sungguh tak pernah kusangka sebelumnya.
“Sebenarnya hal ini pernah kuutarakan pada Mba-X (salah satu teman sekelas di Malang juga), tapi dikira aku becanda” terangnya.
Pembicaraan tentang misi hidup inilah yang mendorongku untuk semakin mengalokasikan energiku untuk memberikan lebih banyak kontribusi. Bahwa sebenarnya banyak yang bisa kulakukan untuk memberikan perubahan untuk kehidupan yang lebih baik, pastilah sesuai dengan peran, kemampuan dan misiku. Sering kuajukan pertanyaan, apa kontribusimu pada kehidupan, pada sesama? Apa bedanya dunia dengan adanya dirimu dengan dunia tanpa adanya dirimu? Inilah soal misi hidup, soal kontribusi. Setiap manusia sah mempunyai keinginan personal, mempunyai pekerjaan yang layak, keluarga yang bahagia, berkelimpahan, bisa travelling ke eropa ataupun lainnya. Tapi setelah itu apa?bagiku, sebentuk kontribusi pada kehidupan ini adalah misi yang terus kuhidupi, sebagai wujud syukurku pada Gusti. Dua tahun yang lalu sudah kutetapkan untuk menghidupi misiku di bidang pendidikan. Setelah mendengar misi hidup kawanku yang juga sejalan di bidang pendidikan, kok jadi merasa tertantang dan terdorong...kayaknya bisa untuk memberikan lebih banyak kontribusi hihi..
Maka, mengawali tahun 2012 ini, rasanya sudah waktunya bagiku untuk tidak hanya memikirkan soal-soal pribadi, saatnya memperluas kontribusi, bahwa karyaku, karyamu, karya kita, karya kalian semua..dinanti untuk kehidupan dunia yang lebih baik.
Mari menciptakan resonansi..seperti sebuah status Indonesia Mengajar beberapa saat lalu yang membuatku langsung jatuh cinta :
"Resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar dengan frekuensi yang sama. Makin kuat getaran benda sumber, resonansi akan bertambah besar. Sekarang, resonansi itu sedang terjadi. Dia terus menular lewat tuturan, mencari entitas dengan frekuensi ketulusan yang sama untuk kemudian turut menggetarkannya.
Berceritalah agar resonansi itu merangkai Cerita Diri tiap-tiap Aku, semacam The Rise of Indonesia, menjadi Cerita Kita. Hingga mereka saling menjalin menjadi tenun bernama Indonesia."
(Shally Pristine, Pengajar Muda Kab. Bima)
Mari mencipta resonansi, dengan menghidupi misi hidup setiap diri...agar hidup yang dianugerahkan Tuhan semakin berarti.
Glasgow, 2 January 2012. 01.00 am.
Selamat beresolusi kakak. hehehe. aku juga punya, tapi blm di posting. semacam puanjaaang soalnya! *teteup* :p
BalasHapussiaaaap....*jiaahahay panjang yah?ditunggu postingnya :)
BalasHapus