Hujan tiba-tiba turun menderas di luar jendela,
aku rindu suaranya, dinginnya, hujannya. Semakin lebat semakin damai kurasa,
entahlah, aku dan hujan sepertinya berjodoh. Aih ngomongin jodoh jadinya
ehehe..hujan sih *enggak nyambung ;p
Tapi bukan itu yang ingin kuperbincangkan sedikit
malam ini.
Hujan yang berderai-derai malam ini membawakan
sebuah pertanyaan padaku, juga padamu, pada kalian semua,
Bahagaikah ia yang tengah bersamamu kini?
Siapapun itu, mungkin pasanganmu, mungkin
sahabatmu, mungkin keluargamu, mungkin anak-anakmu. Bahagiakah ia yang
bersamamu?
Aku, kamu, kalian mungkin lebih sering
memilikirkan dan bilang : Aku bahagia
bila bersamamu..aku bahagia denganmu, aku bahagia..bla bla..bla..
Tapi mungkin yang sering tak terpikirkan adalah
pertanyaan yang harus kautanyai pada dirimu sendiri : bahagiakah orang-orang yang bersamamu?
Lalu tiba-tiba aku berpikir,
Pertanyaan yang dibawa hujan malam ini membuatku
berpikir..kamu juga, kalian juga..mungkin..
Peran sebagai “tempat sampah” beberapa orang dan sahabat
membuatku mengerti sedikit beberapa cerita. Tentang seorang anak yang hidup
bertahun-tahun di tengah keluarga tanpa cinta, yang tak pernah merasai pulang
ke “rumah” tapi Tuhan maha kasih dengan memberinya “rumah” dimanapun ia
menjejakkan kaki. Semoga aku pernah dan akan terus menjadi salah satu
“rumah” untuknya. Hanya terpikir saja,
bila salah satu atau kedua orangtuanya, mau mengajukan pertanyaan : bahagiakah orang yang bersamaku? Apa
yang terjadi? Akupun tak tahu, tapi mungkin akan ada perubahan.
Ataupun tentang rumah tangga seperti “kontrak
status” yang masih juga susah dimengerti, bagaimana dua orang menjalani sebuah
perjalanan hidup dengan pondasi sedemikian adanya. Tapi di sisi lain, aku
adalah saksi dua orang manusia yang dengan keterbatasan apapun, adalah pasangan
yang saling menggenapkan satu sama lainnya. Lain lagi cerita, ada juga yang
berprinsip “ elu mainin, gue ladenin,
tapi enggak pake hati” humm macam macam cerita..aku mungkin terlalu
sederhana hingga tak bisa banyak mencerna itu semua. Tapi aku adalah telinga
yang setia mendengar cerita kalian. Entah kalian bahagia bersamaku atau tidak,
itu yang hujan yang berderai tadi tanyakan padaku, yang membuatku berpikir
sejenak..
Mungkin setelah sedetik membacai tulisanku, kalian
sejenak menyempatkan diri memikirkan pertanyaan tadi, dengan apapun prinsip
hidup yang kalian pegang.
Aku, mungkin masih banyak kekurangan dalam membagi
perhatian dan waktu pada keluarga, agar mampu menerbitkan senyum di wajah
ibuku, ayahku, dan masih belum menjadi kakak yang layak bagi adik-adikku. Masih
menjadi sahabat yang menyebalkan terkadang, menjadi ibu yang belum sepenuhnya
menjadi “rumah” bagi kalian anak-anakku.
Dan
kamu, yang bersamaku..bahagiakah bersamaku?
Karena
ternyata di atas semua, bahagiamu adalah segala,
Karena
bila tidak, untuk apa?
# Bila aku tak bisa menjadi alasan binarmu,
sinarmu, senyummu, tawamu, daya hidupmu, pacu impianmu, daya karyamu,
setidaknya aku tidak ingin menjadi orang yang melayukanmu.***
Malam Sabtu menuju minggu kala hujan menderas di
luar jendela.21.46 Sat 19 May 2012.
Aku.....sangat bahagia...bersamamu...
BalasHapusjadi...bahagaimana dengan mu???
ahaha ica...icaaa....surely I'm so happy with you..to be one of your "home" :)
BalasHapusKemarin pas ketemu aku kamu pasti bahagia kan Mars? Beginilah aku...selalu membuat orang yang di sekitarku berbahagia...kalau tak percaya tanya my brother Nor Basid atau Rosnita saja hehehe ^^
BalasHapusglek glek..hadaaaaw suruh ngaku pulaaak...hihi blushing2, iyaaa..aku bahagiaaaa..to know you and to be ur friend :)
BalasHapus*kayaknya kudu bilang makasih sama my twinny yg telah mengenalkanmu padakyuuu hihiii ;p
I knew it, since mostly everyone said the same that they always feel happy whenever I'm around :)
BalasHapus*narsis.com... I'm happy to know you as well :)