Hanya
ada kami, Mada dan aku. Dan waktu serasa
diam di situ, memacari kami berdua, dalam mesra yang sempurna. Matanya memandang padaku, kehangatan semena
mena menjalari hatiku. Tak bisa kutampik, tak bisa kuacuhkan. Lalu diam, kata yang tak biasa saat kami
berdua. Biasanya celotehnya bisa A sampai Z bicara tentang apa saja, dari hal
paling remeh temeh sampai tentang masalah negara sekalipun. Biasanya waktu
terasa melesat-lesat bila aku bersamanya. Tapi kali ini, hanya matanya yang tak
lepas dariku. Hingga waktu seakan terhenti.
“ Kenapa?” tanyaku pada akhirnya, memecah keheningan.
Kudengar
desah nafasnya perlahan.
“ Enggak, hanya ingin memandangimu saja.” Jawabannya lugas seperti
biasa, tapi tak membuatnya mengalihkan
pandangan matanya dariku. Ah Mada, bila sudah begitu aku selalu jengah
dibuatnya, kikuk dan tak tahu harus bagaimana. Fiuh, tidakkah dia tahu betapa
tidak mengenakkan dipandanginya lama lama begitu rupa.Tapi begitulah Mada,
Madaku, lelakiku.
“Apaan
sih...tuh tehnya dingin, ayo minum..minum,” kataku mencoba mengalihkan
perhatiannya.
“Bukannya
sudah tau, kalau aku minum teh memang nunggu agak dingin kan?”jawabnya lagi.
Egh, gagal!
“ Apaan sih, udah deh…” aku mencubit pinggangnya. Dia pura pura
menghindar, sambil tertawa. Dia paling tau jurus andalanku bila sudah mulai
kehilangan ide harus menghadapinya bagaimana.
“ Kenapa hidung kecilku sayang?” tanyanya merajuk. Bila sudah begitu,
rasanya ingin melakukan pencubitan berantai.
“ Enggak” jawabku dengan nada tinggi dan ketus, pura-pura galak.
Karena toh aku tak pernah bisa galak padanya, pada siapapun lebih tepatnya.
“Kalau
udah galaknya muncul, tambah lucu deh,” godanya lagi. Dengan raut muka
yang selalu sanggup menerbitkan senyumku.
“humm..dasar..serba
salah semua. Diem salah, galak juga salah” kataku merajuk.
“ Iya, salahmu jadi manusia manis.” Katamu singkat, namun rona merah di
pipiku menjalar seketika.
Lalu tiba-tiba pandanganku mengabur.
PING! Bangun tidur...cuma mimpi.....maaf sudah menganggu
dengan postingan tidak jelas ini hihi.
NB. Mada adalah nama fiktif belaka, dan apabila ada kejadian yang hampir
serupa itu pasti hanya kebetulan semata. Ahaha kayak berita kriminal dan ending
tulisan sinetron Indonesia ;p
0 Comments: