Alunan gending mengalun liris di telinga saat baru
saja mobil hantaran kami berhenti di pelataran objek wisata Candi Ratu Boko. Dengan
tiket tembusan dari Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko sebesar Rp. 30.000 kami
bisa menikmati fasilitas mobil hantaran langsung ke Candi Ratu Boko yang
terletak sekitar 20 menit dengan perjalanan mobil dari Candi Prambanan. Jalanan
yang sepi melewati pedesaan, diakhiri dengan jalanan yang semakin menanjak ke
arah perbukitan, dan nantinya akan sampai di candi yang dibangun pada Abad ke 8
ini.
Dengan langkah santai kami menuju ke arah candi, sementara
terdengar suara petugas yang menjelaskan tentang sejarah candi yang dibangun
pada pemerintahan Rakai Penangkaran ini. Sepi dan damai, begitulah yang kesan
yang tertangkap saat langkah kaki mulai melangkah naik, sementara sudut mata
mulai menangkap bayangan candi yang menjulang di antara perbukitan. Ada getar
indah saat menangkap pandang ke arah candi itu. Bangunan bersejarah selalu
mampu memberikan ruang pada masa lalu dan perabadan untu bercerita kembali. Dan
itu pula yang kutemukan di Candi Ratu Boko. Bila ditilik dari bentuknya, memang
tak semegah candi Borobudur atau seanggun Candi Prambanan, tapi tetap layak
untuk dikunjungi.
Bangunan candi yang memang kentara hasil
pemugaran, dengan batu-batu candi yang terlihat masih baru. Berdiri (lagi)
menemani waktu, agar manusia kini mampu membacai kembali tentang kehidupan masa
lampau yang pernah manusia sebelumnya telah lewati.
Berbeda dengan kebanyakan candi lainnya, Candi
Ratu Boko ini mempunyai ciri-ciri yang merupakan tempat tinggal, ditandai
dengan adanya atap dan tiang. Saat kita
memandangi istana/candi ini, maka bangunan yang paling mencolok terlihat yakni
bagian tengah yang terdiri dari gapura utamanya. Bagian tengah terdiri dari
bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan
Paseban. Kemudian, bagian tenggara meliputi Pendopo, tiga candi, kolam, balai
serta kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di
bagian timur. Sedangkan bagian barat hanya terdiri atas perbukitan.
Silahkan berpose dengan latar belakang istana yang
walaupun tak lagi lengkap ini, dijamin eksotis ehehe. Bila tak lelah, silahkan
menjelajah ke berbagai bagian dari istana ini, karena areal istana ini cukup
luas sehingga menguras energi untuk mengitarinya.
Di depan pelataran candi, ada hamparan rumput yang
dinaungi pohon rindang, hingga leyeh-leyeh di atas rerumputan sambil memandangi
bangunan bersejarah diselingi sendau gurau sahabat seperjalanan merupakan
aktivitas yang menyenangkan. Kemudian di bagian bawah/pelataran juga ada
bangunan untuk bersantai, dengan hiburan gending jawa lengkap dengan karawitan
dan sinden, serta resto dengan pemandangan perbukitan yang menawarkan
pengalaman tak terlupakan
Jadi tak ada ruginya kawan, untuk mengunjungi
tempat ini dan kembali merasai kedamaian penuh pesona candi Ratu Boko.
Terimakasih
sahabat Bala kurawa atas kebersamaan perjalanan yang begitu indah dan
mengesankan-(Sepenggal Catatan perjalanan 24-25 Maret 2012 lalu)
aduuuh mb e... aku suka tulisan mb. juga minat baca buku nya, sepertinya menarik.#salam kenal ya mb... :D
BalasHapusterimakasih apresiasinya ya cici...salam kenal juga
BalasHapus*silahkan kalo mau pesan bukunya hehe :)