“Sebentar dek, kalau ada tanda
م bacanya berhenti dulu,”
katamu di sela-sela bacaan Al Qur’anku. Aku menyimak keteranganmu, lalu membetulkan lagi
bacaan-bacaanku. Malam senyap, hanya suara bacaanku yang lamat-lamat, dan waktu
seakan berhenti sesaat, sementara engkau menyimak bacaanku lagi.
“ Besok ngajinya ditambah tiga halaman ya,” pintamu. Hatiku
mengangguk, karena walau aku mengganggukpun kala itu engkau takkan bisa
melihat. Suara angin sedikit terdengar, di ujung telpon. Bahkan anginpun ingin
mencuri dengar suaramu yang berganti mengaji setelahku. Aku ingin mendengar lagi apa
yang angin telah curi dengar itu. Sungguh!
Walau selalu saja ada
spasi, ada samudra, ada sebentangan jarak belahan dunia. Sungguh, ingin kudengar lagi ayat ayatNya yang kaubacai itu. Sungguh!
0 Comments: