Yeaaah foto bareng sebelum pulaaaaang |
Pulang dari lab hari jumat sore merupakan salah
satu surga di Glasgow ehehe. Iyap, karena paling tidak dua hari free bisa
digunakan untuk aktivitas lain selain riset dengan tidak merasa bersalah ehehe.
Dan jumat sore ini ada acara buka puasa bersama PPI (Perhimpunan Pelajar
Indonesia) Glasgow di rumah Mas Abas dan Mba lila di Ingram Street dekat city
center. Untuk berkumpul dengan anak-anak memang harus “menciptakan” momen,
karena akhir-akhir ini mereka tengah sibuk-sibuknya menyiapkan tesis untuk
segera disubmit. Maka acara ini merupakan kali pertamanya aku kumpul bareng
dengan anak-anak lainnya semenjak pulang ke Glasgow. Maka sekitar jam 18.45,
aku sama ari wijayanti (temen se-flat)berangkat menuju flat Mas Abas dengan
baik subway, lalu seperti biasa...jalan kakiiii ehehee.
Tiba di tempat sudah ada beberapa anak indo yang
sudah datang. Maka seperti biasa ngobrol seru dengan mereka sebelum acara
pengajian dimulai. Sedang di dapur, ibu dan ibu mertuanya Mas Abas tengan sibuk
menyiapkan masakan untuk berbuka puasa untuk kami semua. Humm salah sau yang
menyenangkan pada saat berkumpul bersama tentu saja acara makan bersama masakan
Indonesia. Nyumm nyummy deh.
Setelah banyak anak-anak berkumpul, kami memulai
sesi pengajian yang seperti biasa diisi oleh Ustadz Nanung, salah seorang PhD
Student di Glasgow. Bahasan kali ini adalah tentang sadar vaksinasi. Hiyaaah jadi
inget bahwa aku harus menjalani Vaksinasi Hepatitis B karena akan bekerja
menggunakan serum manusia. Ah lagi-lagi healty and safety di sini memang
..humm..memang apa ya, yah mereka concern dengan keselamatan manusia. Jadi
minggu lalu, bagian akademik sudah menghubungi bagian occupational health
section untuk menjadwalkan kapan aku harus divaksinasi Hepatitis B.
Supervisorku sampai heran saat aku menyebut bahwa di Indonesia, vaksinasi
seperti itu sama sekali belum menjadi perhatian untuk dilakukan. Yeah, itulah
beberapa hal yang mungkin bisa dipelajari dari belajar di luar negeri.
Menyimak Bahasan Pak Ustadz |
Mari mengunyah, gals...nyumm..nyummm |
Bahasan yang disampaikan oleh ustadz nanung
berakhir menjelang berbuka. Ayayayyy..saat jam sudah menunjukkan pukul 9.30
magrib, kami segera berbuka dengan minum es dawet, atau ada juga es
buah..huaaaah..slurrrrp. setelah ngemil camilan sedikit, kami shalat magrib
bersama. Baru setelah shalat magrib kami menyerbu menu yang elah disiapkan.
Nasi, Fuyunghai, balado terong dan gulai ayam yang rasanya hummmm...nyummy.
Makan sambil ngobrol dengan teman-teman dalam sebuah kebersamaan yang
setidaknya mampu menggantikan suasana rumah. Ramadhan jauh dari rumah tentu
saja terkadang merasa sendirian. Tapi bagi kami-kami yang harus jauh dari
rumah, kami harus bisa menciptakan “rumah” dimanapun kaki dijejakkan. Dan kini,
merekalah rumah saya di Glasgow, keluarga yang menyenangkan dengan
kebersamaannya.
Tuhan itu mencintai manusia lebih dari yang kita
perlu. Dia telah menyiapkan semuanya untuk kita, termasuk orang-orang yang
selalu ada untuk kita, baik itu jauh, baik itu dekat. Karena jauh dan dekat,
itu terasa absurb sekarang. Jarak bisa dilipat, keterhubungan bisa dijalin
dengan berupaya terus menjaga silaturahim yang baik.
Sudah ada tehnologi yang memungkinan semuanya
terkoneksi. Aku bisa menghubungi keluarga atau sahabat-sahabat dengan skype
yang memungkinkan untuk ngobrol saling menyapa dengan melihat satu sama lain.
Aku memang belum mempunyai “rumah” dalam artian
fisik yang tetap, tapi Tuhan memberikanku “rumah” yang hangat kemanapun diri
menjejakkan kaki. Terimakasih untuk kasihMu yang selalu berlebih.
*Glasgow menjelang sore, dengan hujan yg menderas dan ditemani radio Swaragama.
Lumayan dapat vaksin gratis hehehe...vaksin hepatitis B mahal sekali lho Mars :)
BalasHapus*ngebayangin rasa balado terong dan gulai ayam di Glasgow pasti surga :D
ahaha iyaaah, hargaya 800ribuan..dan katanya sampai 3 kali pemberian..huaaah...
BalasHapus*iyaaah apalagi tinggal makan dan gratisaaaan...waaah surga memang :D