Bawa kenangan lama t'lah menghilang
Saat yang indah dikau di pelukan
Setiap nafasmu adalah milikku
(Gerimis,
Kla Project)
Gerimis menyapu kota ini lagi, mengusir aura musim
panas pergi. Rintik-rintiknya menyapu jalanan, menciumi dedaunan, memeluk
hatiku. Kota ini, menawarkan ribuan gerimis. Bukan hanya gerimis, tapi hujan
lebat sampai badai bila winter tiba. Kota ini, yang sebenarnya masih saja
kutanyai, kenapa Glasgow? Menjadi titik petaku selanjutnya. Aku masih mencari
jawab. Bukan masih terjebak dalam ketidakterimaan, tapi hanya mencari jawab,
kenapa tiba-tiba muncul kota ini di belokan dan akhirnya menjadi titik petaku
berikutnya.
Mungkin karena kota ini menawarkan gerimis padaku.
Barangkali.
Aku pecinta gerimis untuk alasan yang sebenarnya
tak pernah kutahu. Aku kembali menatap derai-derainya di luar jendela saat ini,
untuk mencari-cari alasan aku menyukainya. Apa?
Gerimis itu romantis? Romantis kenapa?
Mungkin dengan adanya gerimis kita bisa berjalan
sepayung berdua seperti kala itu. Barangkali.
Mungkin aku suka suaranya. Itu makanya setengah
mati aku malas memakai mantel hujan, karena akan menganggu suaranya, ada
timpaan-timpaan gesekan di mantel hujan yang akan mendistorsi suaranya. Kenapa
dengan suara hujan? Entahlah, aku mencandui suaranya. Suaranya itu akan
bermacam-macam tergantung ia menciumi apa atau siapa. Saat ia jatuh di genteng,
menimpa dedaunan, tembok, mantel hujan ataupun hatiku.
Mungkin juga suka rasanya. Barangkali.
Rasa setengah dingin derai-derai yang jatuh
satu-satu menimpaku itu, sepertinya menjatuhi hatiku. Bagaimana tak merasa
candu?
Mungkin juga suka baunya. Bau yang diciptakan pada
tanah basah yang bisa kuhirup, seperti menghirupi setiap kenanganmu.
Mungkin juga aku suka tantangannya. Agar
bagaimanapun cuaca dan keadaannya, langkah kaki masih tetep ditapakkan untuk
melaju ke depan.
Barangkali.
Atau mungkin juga aku suka gerimis agar kamu bisa
cerewet lagi “ Jangan lupa pakai mantel hujan, boleh hujan-hujanan tapi besok”
#sigh..
Mungkin suatu saat aku akan bilang : “ aku tak suka memakai mantel hujan agar engkau leluasa
menggerimisi hatiku”
Aku
memandangimu dari jauh yang sedang membacai tulisanku sambil senyum-senyum dan
bilang #dasar ratu gembel-- dalam hatimu..
Siapa
suruh menggerimisi hati penulis ;p
Ini
gara-gara gerimis, sungguh!!
0 Comments: