Hari di Glasgow sudah menjelang siang,
aku masih duduk di kursi post graduate student di CVR tempatku biasa bekerja.
Masih menggarap file presentasi untuk 2 minggu ke depan tentang hasil first
year reportku. Sementara jendela facebook-ku masih terbuka (ehehe hobi kerja disambi
nyambi facebook-an terbukti kadang lebih efektif*alesaaaan hihi). Lalu setelah
file power point sudah tinggal dipoles-poles, iseng membuka update status di
timeline facebook, kemudian mataku tertuju pada postingan mba Asma Nadia di
Group jilbab traveller tentang buku The JIlbab Traveler yang segera terbit. Ah,
langsung tertarik melihatnya, dan kaget menemukan namaku ada di cover
belakangnya. Lah enggak ada woro-woro kalau naskahku yang kukirimkan
iseng-iseng sekitar 2 bulan lalu itu masuk terpilih untuk diterbitkan dalam
buku tersebut. Ah, senangnyaaaa...ada perasaan tak tergambarkan bila karyaku
diterbitkan, walaupun karya ini karya rombongan dengan beberapa penulis. Tapi
tetap saja sebuah kejutan yang menyenangkan, apalagi lagi buku ini siap dipasarkan
di toko-toko buku Indonesia.
Ambisi untuk punya buku tunggal yang
dipasarkan di toko buku masih meletup-letup nih. Dan setidaknya dengan
terbitnya karyaku ini, bisa melecut semangatku untuk kembali menghasilkan karya
lagi. Menulis, merangkaikan kata-kata yang ada dalam pikir dan hati untuk
disajikan agar mampu dibacai dengan baik, selalu saja menjadi aktivitas yang
menyenangkan (eits kapan yah nulis report in English menjadi sesuatu yang
menyenangkan? Ehehe ;p).
Karyaku dalam buku ini berupa tulisan
saat traveliing ke Edinburgh, aih Edinburgh lagi? Ahaha cinta emang tak bisa
bohong. Kenapa enggak nulis Glasgow coba? Entahlah. Tapi saat ada pemberitahuan
seleksi naskah travelling itu yang terpikir pengen nulis tentang Edinburgh.
Naskah tersebut kukirim sekitar 2 lalu saat aku masih mengerjakan riset di
Indonesia, dan nasib naskah itu baru kuketahui hari ini saat cover itu muncul
di timeline facebook.
Buku ini berisi kumpulan kisah-kisah
travelling di berbagai negara di dunia yang dilakukan perempuan-perempuan
berjilbab. Karena toh berjilbab bukan halangan untuk bertravelling dan merasai
pengalaman di berbagai negara. Buku ini juga kaya oleh tips-tips tentang
travelling yang pasti sip untuk dibaca para pecinta jalan-jalan. Banyak para
jilbaber yang berpikir repot untuk jalan-jalan, padahal semuanya bisa disiasati
kok, so, simak pengalaman beberapa penulis termasuk akuuu di bukuku, grab this book soon!! ehehe
Berdasarkan pengalaman, terkadang
kesempatan bisa datang dimana dan kapan saja, asal mau menjemputnya. Lahirnya buku
ini, tak lepas dari keikutsertaanku di group facebook “jilbab traveller”
sehingga akses informasi tentang proyek jilbab traveller lebih mudah didapat.
Jadi mau menjemput kesempatan lain lagi dan lagi ah..ehehe..
Kejutan kali ini lebih berupa
sentilan, agar mulai semangat menulis buku lagi. Selama ini hanya menulis biasa di
blog untuk tetap menjaga performa menulis. Kadang update berita tentang
lomba-lomba penulisan atau sekedar give away, sebenarnya tertarik untuk ikutan,
tapi kemudian lupa deadline gara-gara aktivitas riset.
Buku ini, lebih berupa sebuah lecutan
untuk terus berkarya lagi. Terimakasih pada sahabat dan orang-orang terkasih
yang selalu memberikan dukungan dan perhatian. Cannot do all of this without you. Millions thanks for all of you,
guys..luv you all..
Ijinkan, aku mengutip sebuah kalimat
seorang sahabat:Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun. Yang lain dengan denyut jantung, gairah, dan air mata. Ukuran sejati di bawah mentari adalah apa yang telah dilakukan dalam hidup ini untuk orang lain..berbagi (Shanti Oktavilia)
Glasgow, 2 August 2012.
wah selamatttttt #irrrrriiii
BalasHapusehehe many thanks...#irinya pasti iri positif kan?semangat berkarya pak guru :)
BalasHapus