Irama musik khas
Scotland mengalun mengiringi perjalanan menuju tempat pemberhentian pertama
yakni Loch Lomond. Sudah lama tidak merasakan atmosfer “jalan-jalan bersama”
seperti ini. Iyah, memang
aku sering berjalan-jalan, tapi jalan-jalan bersama
rombongan yang semua orang dalam rombongan ber-aura siap jalan-jalan kayaknya
sudah sangat lama tidak menikmati suasana seperti ini. Suasana sepeti saat study tour, berombongan satu bis yang di bagian depan
bis-nya tertulis “rombongan bla bla bla” hihi entah mengapa hal itu saja membuat
suatu perbedaaan yang signifikan.
Kali ini aku jalan-jalan ikut travel agent, padahal dulu aku pernah bilang “jalan-jalan pake travel agent itu jalan-jalan yang pas untuk simbah-simbah” hualaaah..sekarang malah mak jleb pada diri sendiri.
Kali ini aku jalan-jalan ikut travel agent, padahal dulu aku pernah bilang “jalan-jalan pake travel agent itu jalan-jalan yang pas untuk simbah-simbah” hualaaah..sekarang malah mak jleb pada diri sendiri.
Maksudku
dulu, tidak menyenangkan ikut travel agent karena berkurang tantangannya dan
kurang puas karena harus diatur-atur. Tapi perjalanan kali ini lokasinya menuju
Highlands yang susah ditempuh bila menggunakan bis karena tidak ada jurusan
yang ke sana. Biasanya banyak yang menyewa mobil untuk melakukan perjalanan ke daerah tersebut. Kebetulan Rora yang sebentar lagi
akan pulang ke Indo setelah submit disertasi masternya mengajakku
ikutan one day tour ke
Lochness, Glenco dan Highland, langsung deh mau hihi
;p
Pemberhentian
pertama kami di Loch
Lomond. Oh ya Loch itu bahasa Scottish Gaelic yang artinya danau, jadi ada
banyak danau/Loch di daerah Scotland yang cantik-cantik, dan salah satunya Loch
Lomond. Sepanjang jalan, si supirnya terus saja rajin menceritakan
tempat-tempat unik di sepanjang jalan layaknya seorang tour guide, dengan sesekali melontarkan lelucon. Bila
selesai ngomong panjang lebar tentang tempat menarik yang terlewati, dia segera
memasang musik yang sesuai dengan suasana tempatnya. Aih..serasa santaaaaiiii
bangeeet, benar-benar menghilangkan penat setelah menempuh mini viva sidang tahun
pertama studi doktoralku. Lanskap di luar jendela yang hijau menentramkan mata,
sementara musik mengalun mendamaikan jiwa. Sekumpulan domba-domba merunduk di perbukitan, lalu melewati
daerah peternakan dengan sapi-sapinya, lalu terus naik ke daerah yang mulai
bergunung-gunung
hijau. Indahnya
kadang bisa membuat menahan nafas ehehe...
Tepian danau
sudah nampak, sementara langit muram, dan kabut tipis turun perlahan. Mobil/travel Coach kami berhenti di tempat
peristirahatan yang sudah disediakan, kata si supirnya, rumah-rumah peristirahatan di
sekitar Loch Lomond itu favoritnya artis-artis Hollywood untuk menghabiskan
liburan, beberapa artis ternama ia sebutkan. Humm pantes saja, tempatnya sangat
memikat hati begini.
Sayangnya mobil
travel kami tidak berhenti terlalu lama, jadi tak ada waktu untuk menatapi
lama-lama danau yang permukaannya tengah diciumi kabut tipis itu. Bahkan untuk
bernarsis ria dengan foto-fotopun sangat terbatas. Ah inilah salah satu
kekurangan bila bepergiaan berombongan dengan agen travel. Jadwal
perjalanan kami sangat teratur, supir sudah memberi tahu berapa lama akan
berhenti dan jam berapa harus kembali ke mobil. Dan semua penumpang disiplin
mengikuti aturan tersebut, karena bila tidak, benar-benar akan ditinggal sama
si supirnya. Coba kalo plesiran di indo rombongan, waduuh pasti menunggu si
inilah, si itulaaah..ehehe..telatnya bisa lamaaaa.
Dari Loch
Lomond kami melanjutkan perjalanan terus naik menuju Highland. Hummm sepanjang
perjalanan, pemandangan di luar jendela membuat benar-benar jatuh hati dengan
highland. Aaaaaa breathtaking scenery bangeeeet. Pegunungan hijau yang
bergelombang, kadang diselingi gradasi warna tumbuhan dan bunga-bunga.
Berderetan lavender ungu, atau bunga-bunga kuning berbaris-baris seperti
menciptakan kontur tersendiri yang apik. Ciptaan maha karyaMu sungguh luar
biasa, Tuhanku. Sungguh
merasa beruntung bisa menikmati panorama seindah ini. Setelah
terpukau-pukau dengan deretan pegunungan Highland, kami berhenti di The Three
Sisters, daerah pegunungan Highland yang terkenal dan banyak menjadi latar
postcard Scotland.
Dan
aaaa...cantiiiik benaaar lanskapnya. Tapi begitu turun, brrrr angin menyambut
kami dengan tiupannya yang membuat menggigil kedinginan. Lagi-lagi waktu yang
diberikan tidak begitu lama, hingga mengambil foto seperti lomba balapan saja.
Hiks..padahal backgroundnya sebegini cantiknyaaaaa..harusnya bisa mendapatkan
foto-foto yang bagus kalau santai-santai. Aku dan Rora bergantian memotret,
lalu kemudian ada gadis India dan Ibu-ibu asal Amerika yang bergabung bersama
kami. Pooja, nama si gadis manis India itu..aiih khas nama-nama India, nampak
manis dengan rambut panjangnya, sementara si ibu Amerika bernama jenifer nampak
sangat ramah,energik dan banyaaaaak bicara ehehe.
Dari the Three
Sisters Glenco, kami berhenti sebentar di Ben Nevis. Dan diberikan waktu
beberapa saat untuk berfoto-foto di sekitar monumen. Kemudian hampir tengah
hari kami mampir di peristirahatan daerah Fort Williams untuk makan siang. Ada
toko-toko souvenir, toilet dan food court.
Beberapa kartu pos akhirnya
masuk tas, karena harga kartu pos relatif murah untuk
kenang-kenangan jalan-jalan, sedangkan pernak pernik yang lain walaupun
lucu-lucu tapi harganya sering irrasional untuk dijangkau kantung. Jadi difoto aja
laaaah..bisa dilihat kapanpun hihi, termasuk gambar ini nih entah kenapa suka banget, karena
mahal seharga 8 pounds akhirnya beli kartu pos dengan gambar jalur kereta api tradisional
itu.
Setelah
mengitari toko souvenir, aku dan Rora memutuskan untuk makan. Rora memesan sup
sayuran dan teh, sedangkan aku cukup makan roti. Makan di luarpun pastinya
harus diperhitungkan karena jauh lebih mahal daripada masak, tapi sesekali tak
apalah. Tak lama berselang Jenifer dan Pooja bergabung ke meja kami
lalu asyik mengobrol sebelum jadwal mobil berangkat lagi.
Kami
melanjutkan perjalanan menuju Loch Ness..untuk itu adalah beberapa
pilihan yang ditawarkan, yakni masuk ke dalam kastil kemudian menyeberangi
danau (tiketnya 16 pounds), kemudian bila hanya masuk kastil saja (12
pounds) dan nggak ngapa-ngapain alias memandang-mandang di sekitar saja. Ah,
rasanya sayang sudah jauh-jauh tidak menjelajah, apalagi katanya pemandangan
paling indah Loch Ness bisa
dilihat dari atas kastil. Maka
kami memutuskan untuk membeli tiket seharga 16 pounds itu. Sebelum memasuki
area kastil, mobil kami berkendara sepanjang garis danau yang biru dilingkupi
dengan darah yang hijau.
“ waaa mbaaa....danaunya
biruuu..bagus bangeeet” kata Rora di sebelahku. Lalu kami sama-sama takjub
menikmati sajian panorama yang fantastik di luar jendela. Musik mengalun
perlahan, aaah...sebuah perjalanan yang sungguh menyenangkan. Aku memang
penggemar wisata alam. Asal ada hijau-hijau sama berair seperti danau,
pantai..pasti betah. Akhirnya kami sampai juga di tempat parker area Loch Ness.
Kalau tidak salah, kata si supir untuk area parkirnya sudah dijadwal jadi harus
datang pada waktu yang
ditentukan, kalau enggak dipakai yang lain..waduuh untuk urusan efisiensi
waktu negara ini memang yahud. Oh ya, masing-masing tempat duduk dilengkapi seatbelt yang harus dipakai sepanjang
perjalanan di mobil, samar-samar kudengar penjelasan si supir bahwa denda 60
pounds akan mampir bila kita mangkir.
Begitu
memasuki kawasan kastilnya, tak henti hentinya rasanya mata ingin memandangi
panorama yang luar biasa indahnya. Lumer rasanya hati melihat sajian seindah
ini. Dan untungnya langit tiba-tiba cerah ceria, sehingga gradasi warna biru
langit dan air permukaan
danau terlihat begitu indahnya. Begitulah cuaca Scotland, susah terprediksi dan bisa cepat berganti-ganti sehingga kita
harus harus selalu siap dengan cuaca apapun. Tadi di Loch Lomond langit murung,
kemudian sempat nangis rintik-rintik, lalu di Glenco three sisters cerah lagi, habis makan siang mendung lagi, dan Alhamdulillah
di Loch Ness ceria kembali. Jadi
cuaca cerah di sini merupakan anugerah yang luar biasa
ehehe, nampak sempurnalah
pemandangan LochNess yang terlihat dari arah kastil.
Kastilnya
sendiri seperti reruntuhan yang beberapa bagian tinggal puing-puing, tapi justu
itu menambah keeksotisan tempat ini. Urquhart Castle nampak berdiri anggun
dengan puing-puingnya yang menyimpankan sejarah peradaban masa lalu. Aku dan
Rora sama-sama terpesona dengan panorama, sembari tetap jeprat jepret
pemandangan (dan juga orangnya hehe) dengan
kamera. Kemudian mengeksplor kastil sampai naik ke bagian atasnya, dan
wuiiii..brrrr..angin bertiup kencang. Tapi hummm pemandangan danau dan kastil
dari atas sungguh memanjakan mata.
Melirik jam
tangan, waktu penjemputan kapal cruise yakni jam 2.30 akan segera tiba. Maka
tanpa mau menanggung risiko ketinggalan kapal, kami menunggu
kapal datang sambil
berbincang selonjoran di rerumputan hijau di depan kastil. Jenifer dengan
bersemangat bercerita tentang pengalamannya berpetualang. Wah mantap benar, seumuran gitu
masih bersemangat jalan-jalan, sendirian pula.
Dari kejauhan
kapal cruise yang akan kami tumpangi mulai merapat ke daratan. Kami segera
beranjak untuk antri menuju kapal, sambil tetap memandangi bebek-bebek yang
lucu-lucu di pinggiran danau. Lalu
kami satu per satu menaiki kapal cruise, dan akhirnya
kami memilih untuk duduk di atas kapal agar leluasa menikmati pemandangan, dan
merasakan angin berhembus langsung. Humm Loch Ness memang sungguh indah. Dan begitu kapal
berjalan, terasa benar tiupan angin yang menerpa.
“ Mba siwi enggak kedinginan?” Tanya Rora yang melihatku tanpa jaket.
Sebenarnya jaket merahku ada di tas, cuma males aja memakainya, lebih kerasa
terpaan anginnya di tubuh.
“ Enggak dingin kok, hatiku kan menghangat” jawabku bergurau ahaha.
Ah hati siapa yang tidak menghangat memandangi deretan bukit-bukit menghijau di
sekitar danau, air permukaan danau yang biru, serta langit yang biru cerah
disertai dengan terpaan angin sepoi sepoi. Humm..kayaknya tempat yang cocok
untuk honeymoon..uhuk..uhuk
;p
Kami ngobrol
beberapa saat dengan Pooja dan Jenifer, mengambil video dari atas kapal, namun
setelah itu kami terdiam
menikmati pemandangan sekitar. Ah, benar-benar refreshing liburan kali ini.
Tidak terlalu capai karena semuanya sudah dipersiapkan, tinggal duduk manis di
mobil, dianter-anter kemana-mana, apa-apa sudah disiapkan. Enggak takut
nyasar-nyasar, dan berpeluh ngos-ngosan jalan kaki. Ehehe jalan-jalan kali ini
begini santai rasanya. Huaaah kayaknya bener yah, berwisata dengan travel agent
memang cocok untuk simbah-simbah hihi..
Kapal cruise
yang kami tumpangi akhirnya merapat ke daratan, sementara supir travel kami
sudah terlihat
di kejauhan. Setelah berjalan keluar kapal,
barulah nampak di Nessie Monster yang legendaris itu..eitt patungnyaaah ehehe. Lalu
kami diberi waktu sejenak di souvenir shop dan toilet. Sebuah tempelan kulkas Nessie
masuk lagi ke dalam tas sebagai oleh-oleh perjalanan. Lalu kami menuju pulang ke
Glasgow, dengan sesekali berhenti. Pemberhentian pertama untuk melihat binatang
khas Scotland..humm aku belum tahu apa nama binatang itu, aneh sih. Padahal binatang
ini terkenal dan langka, karena ada banyak terlihat di kartu pos Scotland dan hanya
ada di tempat-tempat tertentu saja binatang ini.
Kemudian setelah itu kami berhenti
di Pitlochry, sebuah desa bergaya vitorian untuk berkeliling sejenak, plus nyemil
fish dan chips..hihi perut akhir-akhir ini sering protesan bila lama tak diisi.
Dan akhirnya kami pulang menuju Glasgow,
tetap diiringi ocehan si bapak supir yang plontos itu
iringan musik yang mengalun. Mata terasa
berat dan zzzzz....mungkin bermimpi monster ganteng ;p
Bila kalian suatu saat tertarik ikut tour
ini, ini linknya http://www.timberbush-tours.co.uk/glasgow_tours/one_day/loch_ness.html
0 Comments: