Saya masih sangat ingat rupa dan suasana kota nan
sejuk itu, Malang. Rindu. Hanya satu kata itu yang terlintas di benakku.
Saya rindu untuk kembali pulang, mengulang kenang, atau sekedar berjalan-jalan menikmati kulinernya. Mencicipi lagi es krim OEN, Bakso Bakar malang, Mie pangsitnya, Sate Pak Sabar, Nasi Bhuk deket stasiun, ayam bakar Lintang, Resto Jepang Saboten atau rupa-rupa pilihan makanan di Food Corner-nya Matos. Saya rindu segelas coreng “coklat oranye” yang sepertinya hanya ada di Saboten. Menjelajahi lapak-lapak pedagang di pasar minggu dekat stadion Gajayana untuk membeli keripik tempe aneka rasa atau keripik nangka. Ataupun ke sana hanya sekedar jalan-jalan minggu pagi sambil sarapan. Nongkrong santai di alun-alun-nya, atau mencicipi jagung bakar/roti bakar ditemani jahe susu dan obrolan hangat di deretan wisata kuliner Jalan kawi.
Saya rindu untuk kembali pulang, mengulang kenang, atau sekedar berjalan-jalan menikmati kulinernya. Mencicipi lagi es krim OEN, Bakso Bakar malang, Mie pangsitnya, Sate Pak Sabar, Nasi Bhuk deket stasiun, ayam bakar Lintang, Resto Jepang Saboten atau rupa-rupa pilihan makanan di Food Corner-nya Matos. Saya rindu segelas coreng “coklat oranye” yang sepertinya hanya ada di Saboten. Menjelajahi lapak-lapak pedagang di pasar minggu dekat stadion Gajayana untuk membeli keripik tempe aneka rasa atau keripik nangka. Ataupun ke sana hanya sekedar jalan-jalan minggu pagi sambil sarapan. Nongkrong santai di alun-alun-nya, atau mencicipi jagung bakar/roti bakar ditemani jahe susu dan obrolan hangat di deretan wisata kuliner Jalan kawi.
Rindu.
Auranya hangat begitu kakiku menginjakkan kaki di
kota itu dua tahun yang lalu. Begitu pula sambutan yang hangat dari sahabat
maya yang akhirnya bertemu nyata di Stasiun Malang, menjemputku hanya berbekal informasi nama dan profilku di jejaring sosial facebook. Tapi lihatlah sekarang, dia
dan keluarganya sudah saya anggap sebagai saudara saja. Bapak dan Mama Nuning
(ortu sahabatku itu) berangkat menunaikan haji hari ini, semoga semuanya diberikan
kelancaran. Pun dengan sahabat-sahabat sekelas pelatihan, selama tiga bulan
belajar dan bersahabat dengan hangat (dan tentu saja untuk urusan hunting makanan ;p).
Kami kini telah melabuhkan impian ke negara
masing-masing, tersebar ada di Belanda, UK, USA, Aussie, Thailand, Jepang, ada
yang melanjutkan studi doktoral di dalam negeri, ada pula yang masih dalam
proses perjuangan melanjutkan studi. Bahkan kini, teman sekelas saya dulu, mba
Atika Dian menyusul saya ke Glasgow untuk melanjutkan studi masternya di bidang
mental health..ehehe yeah from Malang to Glasgow!
Wisata Malang juga tergolong lengkap, wisata
kuliner sudah pasti jempolan, wisata alam..siapa yang tak tahu kawasan sejuk
Batu-Malang, ada rekreasi keluarga Jatim Park 1,2, kebun apel,dan kebun teh
Wonosari. Wisata bola juga ada, ehehe ada stadion Gajayana maskasnya Persema dan
Stadion Kanjuruhan, kandangnya Aremania. Hawanya sejuk untuk tinggal, dengan
ciri kota tidak terlalu modern juga tak terlalu ndeso. Letaknya yang dekat
dengan kota besar seperti Surabaya, nampaknya menjadikan kota ini kota satelit
yang favorit.
Ahay...saya benar-benar rindu untuk pulang-ke
Malang. Saya rindu naik bis zena dari Purwokerto menuju Malang. Saya rindu
perjalanannya, saya rindu terminal arjosarinya, saya rindu angkotnya, semuanya
ahaha ;p
Maka tak heran kalau Malang menjadi kota favorit
saya setelah Jogya, Purwokerto, dan....dan lainnya ehehe. Oleh karena itu, saat
timeline twitter menyinggung penseleksian naskah untuk project antologi cerpen
bertajuk “Pulang” yang diselenggarakan NBC (Nulis Buku Club) Malang untuk
diterbitkan awal oktober, saya tak lama-lama ikut memutuskan ikut serta
mengirimkan naskah. Untuk antologi “Pulang” tersebut memang mengharuskan untuk
memasukkan unsur Malang ke dalamnya, misal deskripsi tempat, atau bahasa/dialek
malang yang khas. Saya memang mempunyai naskah cerpen berlatar belakang kota
Malang, jadi hanya tinggal revisi, poles sana sini hingga akhirnya dikirimkan
ke NBC Malang. Dan, tak dinyana sore ini saat menjelajah timeline twitter
setelah rampung mengerjakan kerjaan lab, saya menemukan twit NBC tentang
project antologinya dan nge-post Covernya..
Tadaaaaa....di cover belakangnya ada nama akun twitter saya di situ..horaaay,
naskah saya masuk seleksi dan ikut diterbitkan bersama naskah-naskah lain di
project antologi tersebut.
Memang lagi-lagi karya rombongan sih, tapi tetap
saja membuat hati ini terkembang hangat. Kebahagiaan hati karena dunia tulis
menulis ini memang selalu saja mampu membuat hati saya bahagia sedemikian rupa.
Terkadang saya pikir, sebuah bahagia yang sederhana. Bahagia bahwa tulisan saya
diakui, tulisan saya akan dibaca orang bahkan mungkin bisa menjejakkan “hati’
pada pembacanya. Tapi sebenarnya yang terpenting, saya bahagia karena proses menulis itu
sendiri. Seperti saat ini, membiarkan jari jemari saya menari-nari, menuangkan
apa yang ada di kepala dan di hati menjadi larik-larik tulisan yang tengah kaubacai.
Bahagia saya terkadang sesederhana itu.
Dan melalui tulisan ini saya ingin membagi bahagia
ini bersamamu.
---
Untuk Malang, ini sebuah persembahan cinta dan
rindu untukmu.
Semoga ada kesempatan untuk bisa mengunjungimu lagi. Malang-ku.
Glasgow, 10 Oktober 2012.
jadi ikutan kangen malang, kangen asrama putra UM dan pengajar di sastra inggris palagi dgn mbakyu nurhay hihihi, kangen secangkir kopi puanass saat break, plus kangen regular futsal lawan team kelas B yg ga pernah menang lawan kita :D
BalasHapusmas basiiiiiiiiiidddd :)
BalasHapus@bowo : huaaa aku kangen ditraktir kamu yang jelas ahaha...*yo jelas menangan, sopo sik suporter-e yooo..eh sopo sik kiper-e ding hihi..:)
BalasHapus@lupi : cieeeh lupi pasti kangen ya sama "mas basid"nyaaa...;p
lupi: waaa...lupiii...lama tak sua...gmn kbrnya? Wah aku jarang FB an kie...bali dah hujan kah?
BalasHapusMars: haha kangen traktiranku? Jiaann njaluke gratisan terus...hadeehh...btw menangane goro2 suportere, sing jenenge mbak nunuk...wkwkwk
makanya sapaan lupi di wall FBmu wis ta wakili mbales #tugas sekretaris pribadi :)
BalasHapus**hehe..gratisan kan romantis hihihi..kangen coreng nih..heuheuuu...bangeeeet..corengnya tapi, bukan yg beliin ;p
kok saiki ga pernah futsalan lagi? hayooo zzz muluu ;p
.
BalasHapusmembaca tulisan Mars tentang jogja dan malang, membuatku merenung.
menyadarkanku kalau ternyata aku mencintai sebuah kota bukan karena bentuk fisiknya atau apa yang terlihat mata kepala,
rasa cintaku akan timbul saat merasakan spirit masyarakatnya..
total hampir 10 tahun ku tinggal di bumi arema, sedikit banyak ku mengenal karakter wong malang..
meski nada bicaranya sedikit kasar dan keras, tapi mereka apa adanya..
kompak, kreatif dan punya solidaritas tinggi, itu Arema.
pecinta sepakbola dari bocah ingusan sampai bapak-bapak tukang becak, *tukang becaknya pecinta persema tapi* hehe..
orang-orangnya bakso lover, bakso udah kayak cemilan, pagi-pagi, siang, sore, malam..ehehe.. dan emang bakso malang paling enak sejagad..
satu hal yang menggetarkan jiwa adalah saat sama-sama menyanyikan lagu bagimu negeri bareng puluhan ribu aremania di stadion, saat itu dada mengembang berasa rela mati..
-salam satu jiwa-
..
hehe pengen nonton arema main lagi di stadion kanjuruhan..seruuuu...
BalasHapussalam aremania hihi :)