Di bawah kilatan kembang api tahun baru 2012 lalu-Edinburgh, UK |
Bukankah kau atau kalian selalu mengenang
kejutan-kejutan yang pernah orang lain berikan padamu?
Kejutan itu ramuan penuh perhatian, cinta dan
kepedulian. Siapa yang tak senang menerima kejutan?
“Make me speechless but happy” katamu saat menerima kejutan dari beberapa orang-orang dekatmu.
“Make me speechless but happy” katamu saat menerima kejutan dari beberapa orang-orang dekatmu.
Atau seperti anggapan Syalimah di “Padang Bulan”nya
Andrea Hirata saat menerima kejutan sepeda.
“ mulai saat
itu mereka harus sering memberikan kejutan karena kejutan ternyata indah”
Dan aku, sayangnya tak pernah berbakat membuat
kejutan. Setiap kejutan yang ingin kuberikan, hampir selalu malah terlebih
dahulu membuat aku terkejut. Parah.
Sedang kau, hampir selalu sempurna dengan
kejutan-kejutanmu yang selalu membuat jantungan. Bersamamu beberapa tahun ini
cukup melatih otot-otot jantung untuk segala macam kejutanmu.
Bungkusan dalam kertas looseleaf yang berpindah
tangan ke tanganku, cukup sanggup membuatku termangu. Kejutan pertamamu.
Lalu hidupku berubah menjadi kembang api.
Dengan motor pinjaman plus jaket pinjaman, lalu tiba-tiba
muncul di terminal saat dini hari,kala busku baru saja merapat. Kau tak tahu
hatiku dilanda gempa bumi.
Kau, dengan segala ketiba-tibaanmu.
“Keluar deh bentar, aku udah di depan”
lalu terpaksalah aku muncul dengan muka bantal.
“
Buka deh tirai jendelamu” katamu di
ujung telpon. saat jarak antara kita harus ditempuh dalam hitungan 3 atau 4
jam.
“
udah sampai sini nih, jemput ya di
terminal” dan aku kelabakan pulang dari kampus, siap-siap menjemputmu. Sambil
siap-siap ngomel dan protes.
“
coba tebak apa isinya” katamu sambil
mengulurkan bungkusan kado untuk kedua kalinya. Kau tak pernah habis
mengejutkanku.
Dan aku dengan parahnya selalu terkejut bila ingin
memberikan kejutan. Meringis rasanya bila mengingat daftar kegagalan demi
kegagalanku. Memang mungkin memberikan kejutan butuh bakat, usaha, dan restu
Tuhan ehehe.
Tapi,
“
Ketemu adek sudah menjadi kejutan indah
dalam hidupku” katamu, yang selalu madu. Masihkah seperti itu ?
#Kebumen, 5 Desember 00:20 hiyaa masih jetlag,
mata masih belum membiasakan berkawan dengan waktu yang baru.
eciyee ciyee hahaha
BalasHapusjiakakaka maluuuuu *tutup mukaaa ;p
BalasHapushadeuhh pagi2 habis sepedaan kemudian membaca tulisan ini, jadinya galau haha
BalasHapushadew..saya tidak bertanggung jawab atas segala kegalauan yg terjadi ;p
BalasHapusMba siwi salam kenal, baru hari ini saya baca tulisan mba krn nyasar di google pas lg cari jilbab treveller,, dan langsung betah nangkring di blog ini,
BalasHapusmudah2an kita satu frekuensi hehehe
hai rohmah, thanks udah baca dan follow yaa..mudah2an betah terus hihi :)
BalasHapusEdinburgh..jadi inget tulisan mba siwi ada di buku the jilbab traveler karya mba asma Nadia.selamat ya mba ^_^
BalasHapusehehe iyaah, terimakasih banyak :)
BalasHapus