Mengeja senja di Pantai Ayah |
Pantai Ayah? Dimana tuh? mungkin begitu saat orang menyebut nama Pantai Ayah. Mungkin karena nama
pantai ini masih asing di telinga para traveller. Bila menyebut pantai-pantai
di Jawa Tengah, mungkin karimun jawa atau barisan pantai gunung kidul masih
menjadi jawara. Tapi bila kalian mengunjungi Kabupaten Kebumen, jangan lewatkan
untuk mampir menikmati keindahan Pantai Ayah (Logending). Terkadang orang
menyebut pantai ini dengan nama Pantai Ayah (karena terletak di Pantai Ayah,
Kabupaten Kebumen), ataupun kadang disebut dengan Pantai Logending. Sebutan
nama Logending ini berasal dari kata Lo yakni nama pohon yang bisa dibuat
menjadi alat musik jawa, dan Gending.
Untuk mencapai pantai ini, bisa diakses dengan kendaraan pribadi baik motor
ataupun mobil karena jalan menuju pantai sudah mudah diakses. Kalau dari rumah
saya, paling-paling 20 menitan ditempuh dengan mobil atau motor dengan
kecepatan rata-rata (kalo mbalap lebih cepet). Pantai yang terletak 53 km dari
kota Kebumen ini menawarkan beberapa pilihan wisata. Kawasan pantai ini
terdapat bumi perkemahan logending dan hutan wisata, wisata kuliner makanan
laut dan tentu saja hotspotnya pemandangan pantainya.
Jembatan sepanjang 554 m menuju pantai |
Maknyusnya makan di Warung Bu Nanang |
Kalian bisa menuju pantai melalui jembatan di atas
air sepanjang 554 m yang bisa dilewati sambil menikmati semilirnya angin
pantai. Atau bila ingin berwisata perahu menyeberang menuju daratan di seberang
pantai juga terdapat perahu-perahu wisata yang siap membawa kalian menyeberang.
Baru-baru ini, pengunjung juga bisa menyewa kuda untuk mengelilingi pantai,
ataupun bila ingin yang lebih ekstrim, bisa menyewa kendaraan offroad menderu
pasir-pasir pantai logending.
Kalau lapar, nah kalian bisa mencobai masakan
serba laut. Coba saja singgah di warung Bu Nanang, mungkin ingin mencobai bawal
putih bakar, cumi-cumi asam manis, udang goreng tepung plus sambelnya yang
sungguh maknyus. Seperti kemaren saat saya bersama ex-mahasiswa-mahasiswa saya
yang datang ke rumah di akhir tahun lalu dan menggarap piring-piring yang
tersaji ehehe.
itu, saya suka duduk di tepian pantai
menjelang senja, bisa pesan secangkir kopi ke penjual-penjual di tepian pantai
dan menikmatinya sambil menunggu mentari angslup dengan meninggalkan
pendar-pendar kemerahan. Menenangkan, mendamaikan dan menyegarkan jiwa. Mengunjungi
pantai itu entah kenapa selalu sanggup mendaurulang kepenatan-kepenatan hidup
lalu melabuhkannya pada ombak-ombak laut lalu dibawanya pergi. Ombak-ombak itu
bergulung dan menukarnya menjadi semangat-semangat baru dengan membawanya ke
tepian pantai, padaku. Pantai juga memberikan jarak pandang yang jauh lebih
luas, menghipnotis pikiran bahwa ada bentang harapan maha luas yang seperti
ingin berkata “ semua baik baik saja”.
Itulah mengapa saya pecinta pantai. Menjelajah
dari pantai ke pantai. Menemukan perjalanan diri saya kembali, setelah sering
hilang saat berlarian dalam hidup. Pantai, sering menolong saya untuk menemukan
diri kembali.
0 Comments: