Untuk Lelakiku,
Bila engkau berpikir aku bersamamu karena ingin
berbahagia selama-lamanya, kau salah. Aku tahu bahagia itu melengkapi peran derita,
senang itu sudah berkawan lama dengan susah.
Maka kau akan tahu, aku bersamamu karena ingin
merasai hidup dengan utuh. Bahagia, derita, suka, senang, ambruk, bangkit, bukankah
semuanya tanpa perlu ditarik ataupun dihindari, akan hadir dalam hidup kita? Aku
bersamamu bukan untuk menghindari derita, nestapa, susah, air mata atau
masa-masa sulit. Tapi aku bersamamu, untuk menghadapi semuanya.
Jingga
di bahumu. Malam di depanmu. Dan bulan siaga sinari langkahmu. Teruslah
berjalan. Teruslah melangkah. Kutahu kau tahu. Aku ada. (Aku
Ada, Rectoverso).
Kalau kau mengira harus berbaik-baik terus agar
aku terus bersamamu, mungkin saja kau keliru. Sampai kapan waktu akan pintar
menyembunyikan masing-masing kita yang sesungguhnya? Kita membuka selapis-demi
selapis diri kita seiring waktu dan kejadian, dibungkus kebersamaan. Karena
bersamamu, aku menjadi diriku sendiri.
If
you love someone, you have to embrace the whole package, right? Love the person
as is.
For
me, a perfect chocolate bar should be bitter sweet, and certainly not all
bitter, for then you lose all the fun. We’re like dark chocolate bar where you
can have four at once without getting jittery (Grow a day older-Rectoverso)
Aku bersamamu juga bukan karena memilih sebuah
jalan yang mudah, karena jalan apapun ingin kulewati bersamamu. Entah dalam kuatmu,
rapuhku, jatuhmu, tegarku, lalu mengapa gentar menghadapi setiap jalan asal
kita masih bersisih-an?
Melewati fase limerence,
Blending, Nesting, Self-Affirming, Collaborating, Adapting, Renewing.
Suatu saat ketika, kau bilang kau suka nasi
goreng, tapi aku tak begitu suka, tapi aku tetap ingin memasak untukmu dan
menemanimu makan.
Suatu ketika, saat pekerjaan mencumbumu lebih
mesra dariku. Dan aku akan menyambutmu pulang tetap dengan senyum yang sama.
Suatu ketika, saat masakanku kepedesan, keasinan
atau tak enak. Dan kau tak perlu lagi berpura-pura suka, tapi tetap
menghabiskannya.
Suatu saat, ketika aku mungkin terlalu sibuk
dengan dengan naskah-naskah tulisanku. Mungkin kau akan pura-pura marah, tapi
tetap membuatkan secangkir teh manis hangat yang kau letakkan di meja.
Suatu saat, ketika masing-masing kita berdua begitu
menyebalkan dengan ego masing-masing.
Mari kita berdoa pada Tuhan dan waktu, agar kita bisa bertumbuh untuk bisa
saling mengkompromikan.
Dunia kita yang mungkin berbeda, tapi cinta kita
sama.
Seribu
jalan-pun kunanti bila berdua dengan dirimu..(Saat Bahagiaku-Ungu-Andien)
Mungkin akan ada marah, ada emosi, apalagi air
mata, tapi juga ada maaf dan penerimaan. Lalu adakah yang lebih indah daripada sebuah
cinta yang utuh?
Aku bersamamu karena ingin merasai cinta yang
utuh. Bukankah menggelikan bila seseorang mencintai seseorang lainnya dengan
berharap dibawakan hanya kebahagiaan seperti sesajen? Dilayani dan terus diberi
seperti tuan putri.
Cinta mungkin memberi, walau mungkin memberi tanpa
diketahui, membiarkan semesta menyimpankannya pada perputaran waktu, siang dan
malam. Lalu kenapa harus gentar akan sakit dan airmata kalau engkau sudah
memutuskan berani mencinta?
Bukan
Cinta Jika Tak Meneteskan Airmata Karena Sedih Luar Biasa Atau Bahagia Tak
Terhingga (Platic Heaven-Hilbram Dunar)
Kita kini dengan mesra, malu-malu saling bertukar
tanya, Kapan kau pertama kali menyukaiku?
Ah, sepertinya cinta itu semacam konspirasi
semesta. dan Tuhan sedang bercanda dengan kita.
Tapi mungkin nanti, mesra kita adalah aroma obat
gosok dan pijitanku di bahumu yang renta. Lalu mengingatkanmu betapa gemas
dirimu melihat rambutku diikat dua seperti ekor kuda saat remaja, saat nanti
ingatmu sudah mulai melupa.
Lelakiku, aku mencintaimu, bersamamu, karena kamu itu kamu.
“Karena
hati tidak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh” (Perahu
Kertas 2)
Ndalem Pogung, Jogya. 17 Feb 2013. 22.59 dalam
dekap Jogya yang hangat.
pagi2 baca ini, jadi galau haha keren :)
BalasHapuswakakak, ini tulisan romantis dengan kata-kata yang sama sekali nggak romantis. Udah nggak jaman pake diksi berbunga2, udah tua (dewasa-red). Tapi kalau baca ulang saya lumer lagi #narsis sama tulisan sendiri ;p
BalasHapusUntuk Lelakiku,
BalasHapusBila engkau berpikir aku bersamamu karena ingin berbahagia selama-lamanya, kau salah. Aku tahu bahagia itu melengkapi peran derita, senang itu sudah berkawan lama dengan susah.
Maka kau akan tahu, aku bersamamu karena ingin merasai hidup dengan utuh. Bahagia, derita, suka, senang, ambruk, bangkit, bukankah semuanya tanpa perlu ditarik ataupun dihindari, akan hadir dalam hidup kita? Aku bersamamu bukan untuk menghindari derita, nestapa, susah, air mata atau masa-masa sulit. Tapi aku bersamamu, untuk menghadapi semuanya.
(Bahasa lugasnya: "Cinta Mati" saya tak peduli apapun... yang saya tahu saya hanya mencintaimu itu saja... ! :p) tapi jangan kelamaan membuta jeng... kalau ada yg bilang cinta tak harus memiliki itu b*lsh*t cinta kalau tak memiliki hasilnya merana seumur hidup... :D
(Bahasaku frankly bgt ya?) hehehe... just wanna see you happier :D
in the end, life is our own choice :)
BalasHapusIjin copy ya
BalasHapus@shelly septiana : silahkan tapi tetap sebutkan sumbernya ya. terimakasih
BalasHapusIjin copy mba ya ☺
BalasHapus