“ The World is a book and those who do not travel read only one page” (St. Augustine)
Perjalanan, jalan-jalan bagi saya semenjak dulu
bukanlah sebuah ritual untuk gengsi-gengsian belaka. Bahwa saya bisa kesana
kemari, seperti halnya orang-orang yang mulai menjadikan travelling sebagai lifestyle
sampai ke arah gaya-gayaan.
Bagi saya,
jalan-jalan lebih bertujuan untuk menyegarkan kembali jiwa yang terkadang penat
oleh rutinitas. Seperti kata Mei kepada Tansen di tepian Pantai Bali di film
Madre :
“
Hidup perlu keseimbangan. Selain mencari ombak tertinggi, pantai, kebebasan. Di
sisi lain engkau butuh keseimbangan, sebuah tanggung jawab, pekerjaan,
komitmen, agar hidupmu terasa lebih berharga.” Kata
Mei dengan paras moleknya yang diperankan Laura Basuki.
Saya punya rutininitas dengan tanggung jawab dan
pekerjaan yang terkadang menghanyutkan saya ke dalam alirannya yang bila tidak
diberi jeda, akan membuat tiba-tiba tersadar dalam alirannya yang entah kemana.
Dan jalan-jalan memberikan kesempatan saya untuk mengambil jeda, menyegarkan
kembali jiwa.
Manusia bukan hanya membutuhkan makanan raga, tapi
juga makanan jiwa. Namun terkadang kita melewatkannya. Itulah mengapa saya
menyukai jalan-jalan, menjelajah tempat-tempat baru, bertemu orang-orang baru,
mengenali cara hidup berbagai macam orang. Membacai duniaNya.
Itulah mengapa sejak dulu saya punya impian untuk
keliling dunia, lebih spesifiknya Eropa. Maka dari dulu saya “keukeh” untuk
membidik Eropa sebagai tempat studi saya, dengan harapan di sela-selanya saya
bisa mewujudkan impian saya tersebut. Maka bila dulu beberapa teman
mengiming-imingi untuk studi di Aussie dengan segala kemudahannya, saya
menggelengkan kepala. Saya tetap dengan misi tersembunyi saya untuk jalan-jalan
ke Eropa dan sekitarnya ehehe.
Kali ini saya menyadari, menginjak tahun kedua
studi PhD saya di Glasgow, saya belum banyak menjelajah. Pertama, karena energi
saya hampir tersedot terutama untuk studi saya yang terasa paling “sesuatu
banget” dibanding jenjang-jenjang pendidikan yang saya tempuh sebelumnya.
Kedua, Adrenalin saya kini sudah agak teredam ahaha. Dengan kata lain, saya
memenuhi kebutuhan makanan jiwa saya bukan hanya dari jalan-jalan..tapi juga dari
dududududu (nggak jelas ahaha). Adrenalin saya telah diimbangi oleh oksitosin.
Tapi sepertinya sayang bila sudah sampai Eropa
namun belum menjelajah. Kapan lagi? Sampai saat ini saya baru mengunjungi
beberapa kota di UK, dan sangat minim untuk mengamati kehidupan orang-orang di
sana yang sebenarnya.
“Memangnya sebagian besar orang Glasgow kerja
apa sih?” tanya pacar sahabat saya yang beberapa hari lalu berkunjung
bersama sahabat saya. Aih, saya ngertinya dikit-dikit doang, memalukan!
Maka, saya kini berencana untuk memaksimalkan
waktu ehehe untuk studi dan juga untuk jalan-jalan. Paling tidak tiket ke
Maroko untuk bulan mei sekembalinya saya ke Glasgow sudah dipesan. Memang belum
jadi Eurotrip seperti rencana-rencana sebelumnya bersama the gank saya, karena
susahnya menyamakan jadwal free dari urusan akademik.
Jalan-jalan, terkadang engkau akan menemukan sisi
dirimu yang sebelumnya tak kau ketahui. Dan satu hal yang paling penting
menurut saya, perjalanan membuat saya bertumbuh sebagai manusia.
Berinteraksi orang yang sangat berbeda dengan
orang-orang yang biasa berlarian dalam hidupmu, akan membuatmu belajar banyak.
Cara pandang akan hidup juga akan mengembang. Kau akan bertumbuh menjadi
manusia yang akan membaca lagi banyak halaman-halaman dunia ini.
Yang jelas simpelnya, jalan-jalan bisa narsis
foto-fotoan dengan latar pemandangan atau bangunan yang keren, bukan untuk
pamer-pamer posting di Fb atau media sosial lainnya, tapi lebih untuk memuaskan
saya diri sendiri. Kadang saya berurusan dengan diri sendiri untuk sebuah
pembuktian, sebuah kepuasan jiwa. Saya bisa menikmati tertawa lepas, tersesat,
kebingungan, menemukan, dan menikmati bergelombangnya hidup. Bisa bertukar sapa
dengan orang-orang asing, menikmati kuliner setempat, dan bisa menyimpankan
pengalaman dan cerita saya pada anak cucu#eh.
Ah, saya mungkin memang pecandu adrenalin!
Ndalem Pogung, Jogya. 31 Maret 2013.
0 Comments: