Hari kedua di Malang,
paginya diisi dengan bersantai di hotel, membungkus kado dan menikmati
secangkir kopi. Oh ya, saya ingin menceritakan tentang penginapan saya ini.
Saya tahu tempat ini dari suggest Mba Nurhay, dosen sekaligus teman saya yang
memberikan nama Enny’s Guest House dan no kontaknya. Sebelumnya saya sudah
ngintip-ngintip dulu di websitenya dan saya pikir cukup lumayan untuk dicoba.
Dan setelah menempatinya, kesan saya tidak salah. Terletak di area kota yang
mudah sekali terjangkau, di Taman Wilis yang gampang untuk mengakses area-area
kota Malang. Saya masih ingat, dulu
sering mampir ke tempat jual buku di Wilis yang harganya miring, atau jalan
kaki ke daerah Kawi yang saat malam menjadi kawasan wisata kuliner yang yahud
untuk dijajal. Untuk harganya, saya pikir standar dan terjangkau. Untuk kamar
yang saya sewa, saya pesan kamar standar dengan bigbed seharga 200 ribu/malam.
Fasilitasnya lumayan, ada TV, kipas angin, dan kamar mandi dalam. Untuk air
putih, air hangat, gula, teh, kopi, cream tersedia di ruang makan.
Ini dia foto kamarnya :) |
Enny’s Guest House
sendiri suasananya sangat hommy, itu yang saya suka. Penataannya asri, hijau
dan ada kesan tradisional yang kental. Begitu saya memasuki guest house ini,
suasana yang menyenangkan langsung terasa. Beberapa bule bersantai di teras
dengan secangkir teh dan obrolan hangat. Beberapa orang lainnya ada di lobi
nampak hangat berbincang-bincang. Pelayanan stafnya juga cekatan dan ramah.
Yah, menurut saya lumayan deh buat kalian-kalian yang membutuhkan tempat
menginap dengan fasilitas standar dengan harga yang terjangkau. Setahu saya
pilihan kamarnya pun bervariasi, ada yang lebih bagus lagi, atau kalian mau
mencoba kamar tradisional dengan bambu? Nah di guest house ini juga ada kamar
eksotis bamboo room yang nyaman ini dengan harga 325 ribu/malam. Ini saat saya
berfoto di depan kamar tersebut, asik bukan?
Di depan Bamboo Room |
Ehehe iyah, sebelum berangkat resepsi saya tak
menyia-nyiakan lokasi guest house yang lumayan untuk latar foto. Pegawai-pegawai
hotelnya pun sangat ramah, bahkan membantu mengambilkan foto berdua dengan
sahabat saya di bungalow santai yang nyaman ini
Bersama Mba Rahmi di tempat leyeh2nya Enny's Guest House |
“ Mba, foto-foto di atas mba di kamar bambunya..bagus lho mba,”
kata si bapak pegawai Enny’s Guest house.
“ Nanti saya promosikan deh tempat ini, pak”
gurau saya pada para pegawai guest house tersebut.
“ Nanti kalau ke sini lagi, kita kasih diskon mba,” balas gurauan
mereka. Jadilah saya menjelajah guest house itu, sampai agak lupa kalau saya
harus ke resepsian segera. Setelah check-out,
saya menitipkan barang-barang di guest house dulu, dan menelpon taksi.
Dan sambil iseng
menunggu taksi, si mba rahmi masih asik asal jepret-jepret saya.
Kalau ini di meja-meja samping bisa buat ngupi2 sambil ngobrol |
Lalu taksi membawa
kami ke resepsi di Gedung Cakrawala, Area kawasan Abdurahman Saleh. Dan begitu taksi
merapat ke gedung, saya bisa melihat Nuning yang ada di deretan penerima tamu.
Ah, akhirnya bertemu juga. Begitu saya keluar dari taksi, dia menyambut saya
dengan pelukan hangat.
“ Ah, ada tamu dari Inggris” teriaknya sambil cepat-cepat keluar dari
kursi penerima tamu untuk menyambut saya. Ah ah, senangnyaaaaa. Saya dan mba
rahmi kemudian masuk ke dalam gedung dan mengucapkan selamat pada Dik Dian dan
keluarga. Bapak dan Mama menyambut saya dengan hangat, bahkan Mamanya Nuning
masih sempat bilang :
“ Wah mba siwi, tapi hari ini nggak ada sambel teri lho ya,” kata
beliau menggoda saya. Hihi, masih ingat saja masakan kesukaan saya, sambel
teri. Dulu saat menginap di rumah, Mamanya Nuning sering memasak sambel teri
dan membuat saya makan dengan lahapnya. Usai berfoto bersama, kami menikmati
sajian yang disediakan sambil ngobrol dengan Nuning. Lama tidak bertemu rasanya
ingin banyak bertukar cerita. Lumayan juga ngobrol-ngobrol sambil dia wara wiri
karena banyak yang ingin ketemu. Maklum saja dia pulang tak dinyana dari
Belanda, jadi banyak saudara-saudara atau sahabatnya yang ingin bertemu
dengannya. Sekitar jam 1 siang, saya menelpon taksi untuk kembali ke guest
house, tapi sebelumnya foto berdua dulu dengan Nuning yang begitu cantik dandan
dengan kebaya birunya
Reunion with Nuning |
Sedangkan saya,
mengenakan gamis brukat hijau kekuningan dengan kombinasi opnaisel merah
keunguan. Saya naksir pada gamis itu pada pandangan pertama di Carita
Jogyakarta. Paduan kombinasi warnanya saya suka, begitu pula model aplikasinya,
jadi tak tahan untuk tidak membelinya. Sedangkan untuk kerudungnya, simpel saja
saya memakai kombinasi dengan dua kerudung paris segi empat yang saya punya.
Cukup dengan memakai kerudung dasar paris warna hijau yang serupa dengan
gamisnya kemudian dililit kerudung paris
merah keunguan yang sama dengan warna kombinasinya, lalu tinggal
menyematkan bros bunga-bunga. Hihi, saya memang hobi memadupadankan gaun.
Biasanya saya jahitkan kain dan sesuaikan dengan model kombinasi yang saya
suka. Tapi saat nemu gaun yang bikin naksir hati ini, langsung embat saja hehe.
Soal padu padan, saya sering menikmati jadi sok konsultan mode temen-temen yang
mau kondangan ataupun menghadiri sebuah acara. Lucu juga bila sahabat bbm pas
di tanah abang milih warna batik, aksesoris dan menunjukkan foto tampilan saat
acara. Aih, obrolan perempuan sekali!
Usai mengambil barang
di guest house, taksi kemudian meluncur ke Toko Oen, tempat janjian saya dengan
mba Nurhay. Dia itu sebenarnya dosen pelatihan bahasa Inggris saya dulu di
Malang, namun karena seusianya hampir sama (sesama angkatan 99) jadi usai
pelatihan, hubungannya layaknya seperti teman saja. Jauh hari saya sudah
ngabari kalau mau ke Malang, agar dia bisa menyempatkan waktu untuk ketemu.
Hujan deras mengguyur malang kala itu, dan mba Nurhay belum terlihat juga. Saya
kirim bbm nggak terkirim, sedangkan hpnya saya telpon juga nggak nyambung.
Akhirnya saya dan mba rahmi memesan minum dan makan duluan.
Pesanan Es Krim Oen |
Saya memesan es krim
peach, dan soup jagung, telur, kepiting cocok untuk cuaca hujan. Saat menikmati
es krim peach saya, tiba-tiba telpon saya berbunyi, no telpon asing dengan kode
negara aussie. Humm aneh siapa yang menelpon? tapi pun tetap saya angkat.
Aih, ternyata mba evi
(dosen pelatihan di UM Malang juga) yang menelpon dari Aussie mengabarkan bila
Mba Nurhay baru saja kehilangan BBnya. Oalaah kasian banget Mba Nurhay yang
sambil menunggu waktu ketemuan dengan saya, ia jalan-jalan sebentar. Eh malah
Hpnya kecopetan, pantesan saya saya kontak tidak berhasil. Akhirnya Mba Evi
berperan sebagai informan pada mba nurhay untuk menemui saya di Oen. Keren
banget yak, janjian aja ditelpon dari Ausie ahaha. Sedangkan menurut cerita mba
nurhay setelah ia datang, setelah kehilangan BBnya dia segera mencari akses
internet untuk memberi kabar. Kebetulan mba evi online, kemudian memintanya untuk menelpon saya. Karena no hp saya
ganti, dan mereka nggak tau no hp saya yang baru, maka Mba Evi nelpon dulu ke
sahabat saya di Semarang untuk minta no hp saya. Yaah jalannya panjang :
Malang-Aussie-Semarang, baru bisa kontak saya. Teknologi memang luar biasa.
Ah, walaupun baru
terkena musibah kehilangan HP, syukurlah Mba Nurhay nampak baik baik saja.
Ngobrol ke sana kemari layaknya teman lama. Dia memesan sekoteng untuk
menghangatkan badan. Sementara saya memesan lagi kopi susu dan kentang goreng
sambil menunggu waktu. Hehe kami memang berniat nongkrong menunggu hujan sambil
menunggu waktu ke terminal.
With Mba Nurhay |
Hampir jam 4 sore,
mba nurhay pamit untuk kembali ke rumahnya di daerah Lawang. Ah ah, saya ingat
kebun teh Wonosari di daerah Lawang, ingin ke sana lagi suatu saat nanti.
Sebelum ke terminal, saya menyulap gamis dengan jeans untuk siap-siap ke
terminal. Setelah sholat magrib di terminal, saya dan Mba Rahmi kembali
menghampiri bis zena yang akan membawa kami kembali ke Jogya. Tempat tunggunya
sudah berbeda dibanding dua tahun yang lalu saat meninggalkan kota ini. Hujan
masih saja terus turun, ah..datang dan perginya saya di Malang terus diiringi
hujan kota itu. Tepat pukul 19.00 malam, Zena melaju pelan meninggalkan
Terminal Arjosari. Tapi saya masih terus menyimpan kota itu dalam hati saya.
Suatu saat, saya akan mengunjunginya lagi.
** Tulisan ini untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaanmu yang belum sempat saya jawab.
..
BalasHapuswah toko oen, tempat yg asik buat nongkrong..
meski harga makanannya di atas normal.. ^^
..
bajunya bagus Buk, nampak anggun.. ;)
..
@Ata-chan : iyups, harganya memang di atas normal dan sebenarnya menunya juga "biasa", tapi memang asik untuk kongkow2 ehehe.
BalasHapus*hihi tengkiuu :)
..
BalasHapussteak lidahnya lumayan lho, menu classic..
di sebelahnya ada gramed, depan ada sarinah, deket alun2..
mantab dah.. hehe..
..
waah kapan2 kalo kesana lagi cobain menu itu deh :)
BalasHapus*iya letaknya strategis, sayangnya pas itu ujan deres..jadi cuma disitu doang :)