Haluuww...ehehe kali
ini postingan super ringan dari dapur Hillhead 21, Glasgow. Untuk takjil buka
puasa hari ini, saya membuat kolak biji salak. Bila di Indonesia, pastinya
dengan gampang bisa dibeli di para penjual takjil menjelang buka puasa di
pinggir-pinggir jalan. Tapi bila berada di tanah rantau seperti saya, bila ingin makan
dengan selera nusantara maka jalan satu-satunya adalah memasak sendiri. Dan
kenapa saya kasih judul rekreasi? Ehehe karena memasak itu bagaikan rekreasi,
dan kali ini cocok momennya dengan mood saya menjelang ujian tahun kedua studi
doktoral saya esok senin. Otak saya butuh rekreasi.
Dan rekreasipun bisa
dilakukan di dapur. Maka marilah bersama saya membuat kolak biji salak. Tentu kalian
sudah tak asing dengan makanan ini bukan? Pertamanya saya mencontek resep dari
Mona, teman flat saya yang membuatnya beberapa hari lalu. Tapi resep baku entah
di buku menu sekalipun bebas dimodifikasi sesuai selera kita masing-masing. Jadi
kolak biji salak inipun sudah modifikasi ala saya hihihi.
Pertama, mari siapkan
bahan yang diperlukan :
1. Ubi Kuning
2. Tepung Tapioka
3. Gula merah
4. Santan
5. Garam
6. Daun pandan (bila
ada)
7. Tepung Terigu
Bahannya sangat
simpel bukan? Nah mari memasak bersama saya.
1. Pertama cuci
bersih ubi kuningnya, dipotong-potong sedang lalu kukus. Jangan direbus ya,
sahabat saya di Aussie saat mencoba dengan direbus, jadinya banyak airnya. Ini
membuat bentuknya tidak bulat seperti biji salak nanti. Ganti nama dong ntar
ehehe. Jadi ubi dikukus beberapa saat lalu tusuk dengan garpu untuk mengecek
ubi tersebut sudang cukup matang
2. Lalu tiriskan,
masukkan ke dalam wadah lalu buang kulit arinya. Nah baru kemudian dihaluskan,
terserah dengan apa. Saya menggunakan alat penghalus kentang atau ubi seperti
yang ada di gambar berikut ini. Tapi yang penting halus, pakai sendok juga bisa
kok. Gampang, nggak usah dibikin ribet.
3. Lalu setelah
halus, masukkan tepung tapiokanya. Nah ini dia, saya chef abal-abal yang kalau
ditanya seberapa komposisinya? Ya dikira-kira saja ahaha. Percayalah pengalaman
adalah segalanya #ngeles. Saya males kalau harus precise seberapa-seberapa
harus masukkan ini itu, setiap orang kadang punya preferensi masing-masing
dalam rasa. Jadi masukkan tepung tapioka lalu campurkan pakai sendok secara
merata dengan ubi sampai kalis (hadeeew ini bahasa Indonesianya apaan yak).
Intinya kalian bisa merasakan adonan tersebut tidak lagi terlalu lembek,
sehingga nanti gampang dibentuk. Tepung tapioka ini fungsinya untuk
mengenyalkan bulatan yang menyerupai biji salak itu. Tambahkan garam sedikit
kalau mau, campurkan secara merata.
4. Selama melakukan
langkah ketiga, rebus air dan gula merah. Agar nanti jeda antara langkah ketiga
selesai dan airnya mendidih tidak terlalu lama. Adonan bila dibiarkan terlalu
lama akan sedikit melembek jadi akan susah saat membentuk bulatannya.
5. Nah setelah air
gulanya mendidih (gula merahnya juga sudah telarut dalam air). Ubah kompornya
menjadi api sedang. Ini tujuannya agar bulatannya tidak ada yang akan terlalu
matang nantinya, karena membentuk bulatannya satu-satu sehingga tidak bisa
serempak nyemplung (duuh bahasanya!) ke air rebusan gula secara bersamaan. Lalu
bentuk bulatan-bulatan kecil dari adonan tadi dan langsung dimasukkan ke dalam
air gula. Setelah semuanya selesai, masak sebentar sampai bola bolanya
mengambang ke permukaan. Nah bola-bola ini yang mirip biji salak, maka nama makanan ini disebut kolak biji salak.
6. Tambahkan santan
secukupnya. Lalu aduk-aduk. Masukkan garam secukupnya. (Nah ini juga suka-suka.
Ada yang membuat antara bola-bola, air gula dan santannya terpisah-pisah. Baru
saat mau makan dicampur dalam satu mangkuk. Sekali lagi ini preferensi
masing-masing. Saya lebih suka langsung dicampur jadi satu. Kalau kamu masak banyak, bisa bola bolanya direbus dengan air saja. Lalu bola-bola dimasukkan ke dalam wadah tertutup (atau ditutup dengan plastik wrap) lalu masukkan dalam kulkas. Nah esok harinya kamu tinggal siapkan kuah kolaknya saja, lalu ambil biji salaknya dari kulkas untuk dimasak.
7. Lalu cairkan beberapa
sendok tepung terigu dalam air, sedikit saja yang tujuannya membuat air
kolaknya agak mengental. Again, ini soal selera. Ada yang suka cair tanpa
campuran apapun, ada yang suka agak kental sedikit, pun ada yang suka kentalnya
lumayan. Ini seninya memasak, kamu adalah kamu yang mewakili rasamu sendiri.
Yailaaaah..masak juga tetep diselipin filosofi!!
8. Masak sebentar
sambil diaduk sampai santannya mendidih. Bila ada daun pandan, potong kecil-kecil dan masukkan untuk
menambah aroma. Kali ini saya tidak punya stok daun pandan, jadi cukuplah
dengan bahan standar.
Pas untuk takjil
berbuka. Atau bila sedang bukan bulan puasa bisa disajikan untuk camilan sore
bersama teh manis hangat. Jangan lupa, bumbu cinta yang selalu dimasukkan dalam
setiap masakanmu #lebaaaay. Eh tapi ini beneran, bumbu ini yang membuat
masakanmu terasa istimewa. Apalagi bila disajikan untuk orang-orang tercinta.
Memasak adalah
menghadirkan cinta dalam rasa.
Begitu resep hari ini
dari dapur Hillhead, besok saya dapat pesanan 50 ayam untuk sumbangan buka
puasa kelompok pengajian kami ke masjid Glasgow. Rencananya saya akan masak ayam
goreng lengkuas, so nantikan resep berikutnya dari dapur Hillhead ahaha.
#kelakuan mahasiswa
doktoral tahun kedua menjelang ujian. Tambah random ini isi blog. Semoga
semakin semarak!
Glasgow, 21 Hillhead
Street.
Hmmm..
BalasHapusYummmiii tuh bu kayak nya.... :)
ehehe..yummy pastinya iska. ayooo si iska masak dong buat di pac**r tercintaaa #uhuk
BalasHapusWah, boleh dicontek nih mbak Siwi :D
BalasHapusehehe silahkan mba fardelyn, gampang kok bikinnya..selamat memasak :)
BalasHapus