Panorama Menuju Kawasan Ait Benhaddou |
Udara yang dingin saat mobil travel
yang mengantarkan kami menuju gurun pasir Zagora, Maroko mulai berganti
dengan udara yang sedikit gerah saat memasuki kawasan Souss-Massa-Drâa di pegunungan sepanjang Sungai
Ounila. Perjalanan dari Marakesh menuju tempat ini ditempuh hampir selama 5 jam namun tak terasa
membosankan, karena
di sepanjang perjalanan kami disuguhi panorama yang memanjakan mata. Mobil kami
menaiki pegunungan tinggi Atlas
dengan kontur pemandangan kanan kiri yang
bervariasi. Kami menggunakan jasa tour karena agak susah transportasi untuk
menuju kawasan ini. Pemberhentian di Ait benhaddou ini merupakan destinasi
travel yang sungguh membuat hati seketika berdegup cepat saat pertama kali sekilas menatapi area ini. Terlihat hamparan kawasan dengan bangunan
berwarna merah kecoklatan dari tanah liat dengan arsitektur bertingkat-tingkat
dan dikelilingi oleh tembok-tembok
kuno dan dihiasi menara.
“wuih ini seperti
panorama khasnya Santorini di Yunani dengan perumahan berundak undak yang
didominasi warna putih dan biru, sedangkan ini warnanya merah kecoklatan dari
tanah liat,” begitu pikir saya saat melempar
pandang pertama kali pada kawasan
eksotik ini.
Itu dia Ait Benhaddou dari kejauhan |
Cantiknya memang superb! Begitu kaki-kaki hendak melangkah mendekati Kasbah (kumpulan rumah yang dikelilingi tembok tersebut) rasanya seperti hidup dilemparkan ke peradaban masa lalu, saat zaman Pre-Saharan. Seperti masuk dalam lorong waktu, berdiri di atas jejak sejarah ribuan tahun lalu. Sementara bangunan tersebut sampai saat ini nampak masih gagah di depan mata. Saya jalan-jalan bersama dua sahabat saya ikut bersama rombongan tour kecil dipandu oleh seorang guide yang disewa pihak travel. Dia dengan mahirnya menerangkan informasi tentang lokasi tersebut dengan berbagai bahasa. Beberapa orang di rombongan kami orang-orang Spanyol, sehingga ia bergantian menerangkan dalam bahasa Inggris dan bahasa spanyol.
Saat mulai memasuki kawasan ini, mata
saya tak hentinya memandangi tembok-tembok serta rumah-rumah yang dibangun
dari material tanah liat, jerami dan kayu saja. Beberapa kali kusentuhkan
jemari tanganku meraba tanah liat bersejarah ini. Betapa peradaban manusia
sanggup melahirkan karya yang luar biasa. Bila di Indonesia ada mahakarya
Borobudur dengan punden batu berundaknya yang impresif, dan kini mata saya dibelalakkan oleh karya luar biasa tangan-tangan
manusia membangun Ksar (kastil/bangunan yang dikelilingi benteng) yang luar
biasa di Aït Benhaddou .
Ini dia eksotisme Ait Benhaddou |
Jendela-jendela rumahnya yang
sempit, motif dari tanah liatnya yang sederhana namun apik, serta pernak pernik
yang ditawarkan di sepanjang jalan sungguh menarik perhatian. Kami
mulai menjelajahi setiap bagian dari kawasan ini, dengan memandangi rumah-rumah
unik dari tanah liat,
kemudian mendaki terus ke bagian atasnya melewati tanjakan yang semuanya dari tanah
berwarna kemerahan. Ah, saya sempat
membayangkan bagaimana rasanya tinggal di dalam rumah-rumah tanah liat ini. Bangunan
unik di provinsi Quarzazate lereng selatan pegunungan tinggi Atlas ini ini
kata si guide-nya merupakan contoh
arsitektur Maroko Selatan dengan tehnik konstruksi
pre-saharan. Kumpulan rumah-rumah ini
disebut Ksar, yakni bangunan dan tanah liat yang
dikelilingi oleh benteng/tembok
yang tinggi, merupakan tempat tinggal tradisional pre-saharan. Rumah-rumahnya
berkelompok dalam tembok pertahanan yang terbangun tinggi, diperkuat dengan
menara di sudutnya dengan gerbang yang berbentuk zigzag. Humm, bisa dibayangkan
bangunan yang hanya dibangun dari
tanah liat, kayu dan jerami ini pastilah rentan sekali dengan kerusakan, apalagi bangunan ini
dibangun sekitar sejak abad ke 17. Untunglah ada CERKAS (Centre for the conservation and
rehabilitation of the architectural heritage of atlas and sub-atlas zones) yang
dengan teratur memaintain situs
berharga ini.
Klimaksnya tentu saja saat
berada di atas ketinggian puncak dan kita bisa melihat hamparan
bangunan-banguan unik itu dari atas. Aih, sungguh terasa seperti sedang berada
di peradaban masa lalu namun masih menjejak kekinian. Breath taking scenery! Pemandangan
dramatis dari atas yang akan kalian
kenang seumur hidupmu. Jangan lupa ambil foto-foto dengan latar belakang yang
menakjubkan ini sebagai sejarah hidupmu. Kapan lagi bisa menemukan destinasi
wisata yang tak biasa seperti tempat ini coba?
Saya dan puncak tertinggi Ait Benhaddou |
Cobalah
rasakan pengalaman yang tak terlupakan dengan melangkah, mengamati,
dan berfoto di area tempat yang menjadi setting
beberapa film terkenal.
Iyah di Aït Benhaddou pernah dijadikan setting
berbagai film terkenal, di antaranya Sodom And
Gomorrah (1963) Gladiator (2000)
dan Prince of Persia (2010).
Tapi sungguh ini merupakan kejutan yang menyenangkan karena saya sebelumnya
tidak tahu kalau dalam perjalanan menuju
gurun pasir Zagoro, Maroko akan ada pemberhentian
dengan destinasi sekeren ini. Sungguh
sebuah kejutan menyenangkan, Surprisingly
beautiful! Pantas saja tempat ini termasuk dalam UNESCO World Heritage Site sejak tahun 1987 dan
termasuk dalam 25 tempat favorit destinasi di Afrika dalam Trallever Choice
2013.
Panorama Ait Benhaddou dari atas |
Di kawasan ini, ada
pula cinderamata seperti kain-kain tradisional, perhiasan-perhiasan dari batu
eksotis yang ditawarkan oleh penduduk lokalnya. Sebagian bangunan ini memang
sudah tidak berpenghuni namun konon masih ada 8 keluarga yang tinggal di
kawasan tersebut. Mungkin sekarang memang
kawasan tersebut telah khusus diperuntukkan sebagai tempat wisata dibandingkan
fungsi sebelumnya sebagai desa tempat tinggal.
Souvenir dan cinderamata ala Maroko |
Kami juga mampir ke lokasi
bengkel seni seorang seniman yang membuat lukisan yang cara dibakar/dijilatkan
pada api. Unik sekali, orang tersebut mengambar dengan cairan tertentu kemudian
dijilatkan pada api
kemudian cairan di atas kertas tersebut berubah warnanya dan nampaklah lukisan
yang apik.
Bengkel seni tempat pembuatan lukisan teknik jilat api |
Kreatifitas manusia bila dimaksimalkan memang sanggup membuat
siapapun terkesima. Seperti juga tempat ini yang tak henti-hentinya membuat
mata dan hati saya terkesima. Sungguh sebuah pengalaman wisata yang membekas
dalam perjalanan hidup saya. Mengunjungi Ait-Ben-Haddou, desa tanah liat yang
begitu eksotis dengan bangunan tanah liat
yang sanggup mengombang-ambingkan rasa antara jejak sejarah masa lalu dan berkah kekinian. Siapapun
yang mengunjungi Maroko, Negeri Maghribi
di semenanjung Afrika Utara, jangan lupa manjakan jiwa dan matamu dengan
panorama Ait-Ben-Haddou dan rasakan sensasinya!
0 Comments: