Hari ini
aku dilontari pertanyaan, sebuah pertanyaan yang sebenarnya juga kutanyakan
sekian lama pada Tuhan. Belum terjawab. Belum kutemui jawabannya. Hanya isyaratNya
yang kutangkap pada suara hujan, pada lengkung lembayung sore, pada
rantai-rantai kejadian, pada waktu yang masih memberikan kesempatan.
Aku hanya
tersenyum dan menjawab : Tanya Tuhan.
Karena
sebenarnya aku memang tidak tahu. Bahwa memang takdir dan rencanaNya bagi tiap manusia
bukankah tak bisa terduga setiap detiknya?. Tapi seringkali manusia sepertinya
punya kemampuan digdaya untuk bisa menjawab dengan mantap seperti apa kisah,
kejadian atau peristiwa di masa depan. Tiap manusia berubah menjadi ahli
penerawangan bagi diri mereka sendiri, tanpa mereka sadari. Manusia tahu Tuhan
ada, tapi kadangkala manusia merasa Ia terlalu tinggi, terlalu remeh untuk
sekedar mengurusi nasibmu. Lalu kapan kau
merasai pengalamanmu berTuhan bila berpikir begitu?
Ataukah
mereka merasa hidup begitu mudah ditebak? Ataukah ceritanya akan sama seperti
tebak mereka. Dan mungkin juga merasa hari-hari seperti berjalan sama.
Entahlah.
Jadi
tentang pertanyaan, bilakah kejadian kebetulan-kebetulan itu seperti sebuah
isyarat, sebuah petunjuk untuk menempuh pilihan tersebut?
Rasa manusiaku
menjawab iya. Karena hanya dengan menangkap isyaratNya, petunjukNya,
kejadianNya, bisa kuraba-raba jalan yang ingin kutempuh berikutnya.
Tapi
siapa yang pernah tahu tentang realita masa depan? Hanya Tuhan. Di titik inilah
saya mengalami kemahakuasaanNya.
“Tuhan
Maha Kuasa, Tuhan Maha Tahu” yang sering kita ucapkan itu, apakah memang
benar-benar kita alami? Tanyailah dirimu sesekali.
Apa hanya itu seperti sebuah tulisan
tanpa makna? apakah seperti kata-kata yang kau ucap berkali kali namun tak
pernah kau rasai maknanya? Tuhan yang Maha Kuasa. Namun seringkali manusia
merasa punya kuasa membaca masa depan.
Suatu hari, suatu waktu, suatu saat, Tuhan
akan banyak memberikanmu kejadian
kebetulan-kebetulan. Atau yang kau sangka kebetulan, karena mungkin itu hanya
sebuah kejadian yang direncanakan Tuhan. Aku lebih suka menyebutnya keajaiban.
Iyah, suatu saat kau akan merasai dan
mengalami keMaha KuasaanNya. Bukan hanya kata-kata, atau tulisan yang kau baca
di buku agama.
Kadangkala ketidakpastian,
ketidaktahuan adalah jalan-jalan yang membawaimu pada pengalaman KeTuhanan.
Seperti hari ini, kala dilontari lagi
pertanyaan: Mana ada kebetulan seperti itu? Sepertinya bukan kebetulan.
Entahlah. Aku tidak tahu. Pertanyaan
itu saja sudah lama mengendap di pikirku.
Tidak tahu. Tidak kuasa. Dan benar-benar
kusadari dan kurasai keMaha KuasaanNya
Tanya Tuhan saja, jawabku.
Tanya Tuhan
Glasgow, 26 Sept 2013.
Emh...
BalasHapusAku pernah berdebat dengan seorang kakak tingkat, yang sudah ku anggap sebagai saudara sendiri : tentang teologi. Salah satunya, tentang hal-hal yang dikatakan orang-orang sebagai 'kebetulan'. Ia mengatakan, kebetulan jelas ada, bahkan Tuhan pun 'tidak tahu' bahwa itu akan terjadi. Penjelasan yg super rumit ala Al Farabi itu (sederhananya, bahwa Tuhan hanya memikirkan Diri-Nya sendiri, karena memang hanya Ia yang benar-benar 'Ada'), akhirnya kupahami.
Tuhan tak 'bermain dadu', kalo kata Einstein. Kalo para agamawan, ada di surat al hadid 20-21 (?), bahwa semua kemungkinan-kemungkinan takdir sudah tertulis, yang 'cabang-cabang jalannya' bahkan lebih rumit daripada serabut syaraf otak.
Tentang pertolongan Tuhan, ada cerita menarik, seorang yg hampir tenggelam di laut (kisah klasik yg sering terdengar, film Pursuit of Happyness) :
Seseorang akan tenggelam, lalu sebuah perahu datang. Ia berkata, "Tidak, terima kasih. Tuhan akan menolongku," kemudia datang lagi kapal yang lebih besar. Tapi ia tetap saja berkata, "Tidak, terima kasih. Tuhan pasti menolongku," tapi kemudia ia mati dan masuk surga. Di surga ia bertanya pada Tuhan, "Mengapa Engkau tak datang menolongku?"
"Aku datang beberapa kali, tapi kau menolakku,"
Seperti kisah Musa dan seorang miskin.
:)[