Kerlap kerlip lampu di gedung-gedung tinggi dari skyline Bangkok terlihat jelas dari balik jendela kamar hotel. Sesekali
kereta MRT yang melintas terlihat jelas dari jendela. Sementara purnama membulat di langit
Bangkok rasanya menambah cantik pemandangan malam ini. View dari kamar
hotelku ini memang sempurna. Saya cukup beruntung mendapatkan view langsung ke arah
kolam renang dan skyline penuh kota ini. Dari lantai 14 Hotel Imperrial Queen’s
Park di 199 Sukhumvit Soi 22, pemandangan kota Bangkok tertangkap sempurna.
Jepretan dari balik jendela kamar hotel saya sore tadi |
Menikmati secangkir kopi,
sederet musik di playlist dan berbagi sapa dengan pasangan saya via skype (yang selalu saja malas menghapal perbedaan waktu) merupakan aktivitas saya hari pertama ini. Karena
rasanya pemandangan cantik ini sayang bila dinikmati sendirian. Heuheuu dan
sayangnya saya memang kali ini menjelajah Thailand sendirian. Kadangkala saya
ingin membagi apa yang saya lihat dengan orang-orang terdekat saya. Pengen juga
bisa membuat mereka menikmati apa yang saya lihat. Ah biarlah kali ini baru lewat tulisan dan cerita saja.
Kereta MRT terlihat
melintas lagi. Sejauh saya mencobai mode transportasi di kota ini, cukup
lumayan nyaman. Bermodal tanya-tanya dari bandara Suvarnabhumi ke daerah Sukhumvit,
saya menjajal airport rail link lalu turun ke stasiun Makkasan. Harga tiketnya
sekitar 35 Bath. Lumayan view-nya langsung bisa melihat kota Bangkok dari
jendela-jendelanya yang luas. Lalu tadinya saya hendak naik taksi saja dari situ, tapi
akhirnya memutuskan naik MRT. Keputusan itu hasil bincang bincang sejenak dengan seorang perempuan muda Thailand ia menyarankan
untuk naik MRT karena taksi bakal mahal dengan macet parah saat jam-jam sibuk.
Akhirnya saya pun naik MRT dengan tiket 15 bath ke Sukhumvit. Aih ternyata
nyaman juga transportasinya. Keren dan canggih deh. Saya udah ngebayangin naik
tuk tuk aja eh ternyata fasilitas transportasinya lumayan. Lalu turun dari
sukhumvit saya naik taksi menuju hotel tempat saya menginap sekaligus tempat
konferensi. Yupiee tentu saja jalan-jalan saya ke Thailand terselubung ikutan
konferensi. Modus biar dibayarin dong ya ehehe. Makanya tiket PP
Glasgow-Bangkok plus hotel selama konferensi sudah diurusin pihak kampus. Dan
begitu nginjek di hotelnya, heuu ini sayang amat ya sendirian dududu mendadak
rinduuu #apasih. Maksudnya ini semacam pemborosan, karena saya yang cuma 1
orang namun ditempatkan di kamar yang hampir kayak 1 rumah. Ada 2 ruangan besar. Ruang
tamu, wardrobe, meja kerja yang menghadap ke jendela, dan kamar mandi,
sementara melangkah ke dalam ada big bed, meja kerja, dan kamar mandi lagi.
Garuk-garuk ini lemari dan kamar mandi banyak amat ya. Kan sebenarnya kamar ini
bisa dihuni 4-5 orang ahaha. Yah anggap saja berkah. Terbukti suasana yang
sebenarnya super romantis ini sanggup membuat mata saya tetep melek dan nulis.
Habis sayang purnama di kejauhan bila dilewatkan.
Master bed room |
Ruang tamunya |
lemarinya berderet-deret dan kamar mandi di baliknya. |
Masih belum sempat
jalan-jalan. Hanya nyari makan di luar dan bingung ahaha. Akhir-akhirnya beli
di lesehan macam di Indonesia. Nasi, ayam dan lele bakar plus rujak. Totalnya
80 bath dan perut saya kekenyangan. Sepintas melihat daerah Sukhumvit ini
sepertinya memang daerah turis karena banyak bule-bule berseliweran dan yang
mencolok adalah banyaknya tempat-tempat spa dan pijat dimana-dimana. Di Soi 22
saja sepanjang jalan berderet-deret tempat pijat. Jangan tanya apa itu ada
pijat plus-plusnya atau tidak, mana saya tahu hihihi.
jalanan kala malam-nya mirip Indonesia banget |
tuuuh tempat pijatnya berderet deret :D |
Mata saya sudah mulai
berat, penerbangan Glasgow-Dubai-Bangkok lumayan membuat penat. Kopi di cangkir
saya juga saya habis disesap dan kasur di ruangan sebelah sudah menggoda saya.
Baiklah saya tergoda untuk segera menghampirinya. Karena esok pagi-pagi sudah
harus menunaikan tugas dinas dulu sebelum jalan-jalaaaaan.
Sukhumvit, Bangkok. 20 Oct 2013
0 Comments: