Lampu-lampu
kamar di flat seberang jalan masih gulita, hanya ada satu kamar yang terlihat
lampunya menyala. Pagi masih dini walau jam sudah menunjukkan jam 7 pagi. Musim
dingin membuat gulita makin lama mendekapi hari. Waktu masuk subuhpun masih
kunanti. Akhir-kahir ini suhu dingin sudah makin harus diakrabi. Kaus tangan,
syal hangat, coat, dan kadang penutup kepala karena kerudung masih terlalu
tipis untuk mengalahkan rasa dingin, dan kadang angin.
Kau selalu di hatiku,
Bersemi di dalam kalbu
Dari semula hingga akhirnya
kasihku kuserahkan
Lagu
kau selalu di hatiku mengalun lembut
dari serentan lagu kenangan yang kuputar di Youtube laptopku. Hii berasa
seperti tahun 80an rasanya.
Tiba-tiba
otak sudah berderet-deret selintasan pikir : “hari ini ada meeting dengan supervisor, ada labwork yang harus
dikerjain, harus nulis discussion untuk satu chapter yang harus segera
disubmit, eh deadline untuk project tentang kita itu tanggal 30 November ya? Kirim
contoh proposal riset ke mita lupa terus, hari ini kirim ya sekalian nanya
resep siomay” ..bla..bla..blaa..kok banyak yaa...
Hehe
pernahkah kalian bangun pagi dan langsung berasa stress sebelum mengerjakan
aktivitasnya hari ini? Udah ngeluh duluan karena kebayang beberapa hal yang
harus dikerjakan?
Ah
manusia ya..enggak ada kerjaan bingung, kebanyakan kerjaan juga bingung hihi.
Saya juga sering begitu. Padahal ingin sekali belajar mengawali pagi dengan
rasa syukur,
Terimakasih diberikan
satu hari baru lagi..
Mengucap
itu ada rasa “adem” dalam hati. Bahwa walau apapun yang terjadi kita harus
berterimakasih karena masih diberi kesempatan hidup hari ini.
Terimakasih diberikan
satu hari baru lagi..
Kadang
kita bangun pagi, pergi kerja, pergi ke sekolah/kampus seperti sebuah rutinitas
yang sama. Padahal tak ada satupun hari yang sama bukan? Tapi susah ya untuk
menyadarinya ehehe. Setiap bangun pagi, memulai hari tentu saja hari yang baru,
waktu yang baru bahkan diri kita yang baru.
Tapi
kebanyakan dari manusia mengawali hari dengan keluhan, baik terucap ataupun
selintasan dalam pikir. Apalagi kalau sudah buru-buru, bangun pagi kesiangan
dan harus menyiapkan ini menyiapkan itu, buru-buru berangkat. Ah, saya enggan bila mengawali hari dengan terburu-buru.
Saya
suka menyesapi secangkir coffee latte, suka mengecek-ngecek email, mendengarkan
lagu, memasak sarapan dan menyiapkan apa yang harus dibawa ke kampus.
Saya
suka pagi. Pagi yang ajaib dengan kebaruannya, dengan udara-udara yang dengan
sadar kita hirup. Pagi dengan sempat bersyukur, atas sebuah hari yang baru
Terimakasih
atas hari yang baru, atas hidup yang baru, kesempatan baru
Sesederhana
itu
Tapi
saya pun seringkali alpa.
Bahwa
saat pagi menjelang, hari barupun datang. Terimakasih.
Glasgow,
26 November 2013
wah.. ternyata coffe memberikan semangat pagi..
BalasHapussip.. aku suka ngopi pagi, merenungi pikiran dan perasaan..
salam kenal kakak...
www.makruf.com
ehehe para penggemar kopi..salam kenal juga :)
BalasHapusPagi itu ajain,patut disyukuri, manusia selalu ada banyak keluh kesah, tapi pagi adalah hal yang selalu dinanti...
BalasHapusiyaps..selamat belajar mensyukuri setiap hari baru, cheers :)
BalasHapusSelamat Pagi, Siwi! Terima kasih, sudah mengingatkanku mensyukuri hari baruku.
BalasHapusyuhuuu terimakasih juga sudah mampir baca :)
BalasHapusSelalu suka dg tulisan kakak :') Sederhana namun diikat makna yg tak sesederhana diksi...
BalasHapusSelalu suka dg tulisan kakak :') Sederhana namun diikat makna yg tak sesederhana diksi...
BalasHapusehehe wauwww melambung tinggi dan berbunga bunga baca komennya
BalasHapus# tsaaaahhaha :D
tengkiu ya mampir-mampir bacanya :)