Sekitar pukul 4 pagi dengan hawa dingin yang masih
menyelimuti Glasgow, kami menuju Queen Street Station, untuk berangkat
jalan-jalan ke Nevis Range. Yeii impian kami berempat hari itu sama : ingin
memeluk-meluk dan bermain salju puas-puas di Nevis Range!
Manusia-manusia tropis ini merindu salju. Musim dingin
kali ini sangat pelit menghadiahkan salju pada kami. Salju hanya turun sejenak
saja, bulir-bulir putihnya hanya sebentar saja menghiasi Glasgow kemudian menghilang.
Aih, padahal kami menanti-nanti salju, membayangkan berfoto narsis dengan bulir-bulir
putihnya atau siapa tahu bisa membuat boneka salju yang lucu. Memang musim
dingin ini bukan pengalaman pertama bagiku, tapi tetap saja merasai salju dan melihat
bulir-bulirnya jatuh dari langit merupakan pengalaman yang mengesankan. Nah
karena di Glasgow saljunya turun malu-malu, maka kami berencana pergi ke Nevis
Range untuk bisa bermain-main dengan salju puas-puas.
Nevis Range terletak di daerah Scotland atas, dekat
dengan Fort Williams yang sayangnya pilihan transportasinya terbatas. Maka kami
menggunakan kereta api Scotrail untuk menuju ke Nevis Range. Di dalam backpack
kami sudah siap sarung tangan waterproof yang cocok untuk salju, pun sahabat
saja sudah memakai pakaian dobel-dobel entah berapa banyaknya ehehe.
“Jangan
lupa bawa sirup, biar ntar tinggal bikin es setup,” begitu pesan teman kami
yang tidak ikut dalam perjalanan ini.
Aih, bayangan bermain salju sudah di depan mata. Apalagi
sepanjang perjalanan, di balik jendela kereta kami sudah disuguhi lanskap salju
yang indah.
“Lihat
deh di sebelah sana, cantik banget,” teriak mas basid di sebelah, sambil
menunjuk ke luar jendela. Saya mengerjapkan mata, rupanya saya tertidur di
dalam kereta. Kemudian melongok ke luar jendela. Bukit-bukit yang tertutupi
salju serta rumah-rumah yang tampak berundak-rundak tampak dengan susunan yang
rapi di luar jendela. Ah, pemandangan highland memang tidak pernah membosankan
untuk dilihat. Setiap musim menghadirkan keindahannya sendiri-sendiri. Indahnya
selalu saja berbeda tiap musimnya. Bunga-bunga yang bersemi saat musim semi
ataupun musim panas, salju di musim dingin ataupun daun-daun gugur kekuningan
saat musim gugur.
Sekitar pukul 09.55, kereta kami sampai di Fort Williams.
Hujan gerimis masih tetap saja mengguyuri langit Skotlandia. Memang sulit
mengharapkan cuaca cerah di sini. Kemudian dari sana kami segera mencari bis ke
arah Nevis Range. Hanya berjalan keluar dari station, kami menemukan
papan-papan petunjuk bis serta jadwal keberangkatannya. Humm, nampaknya jadwal
bisnya hanya 1 jam sekali, sedangkan kami hanya bepergian satu hari, akan
membuang waktu kalau harus menunggu sekitar 1 jam. Maka kami memutuskan untuk
naik taksi menuju ke Nevis Range. Dengan harga 15 GBP, kami berempat menuju ke
Nevis Range menggunakan taksi. Kanan kiri terlihat lengang, hanya barisan
pohon-pohon besar dan bukit-bukit yang memutih karena salju di kejauhan.
“ Di
sana, ada restoran di atas bukit. Tapi mungkin hari ini tutup. Ah, tapi coba
saja,” demikian kata supir taksi saat kami hampir sampai ke Nevis Range. Tapi
mungkin hari ini tutup ? Ew ew apa maksudnya heuheeu kami sudah menangkap
gelaja yang tidak beres. Lalu setelah membayar ongkos taksi, si supir taksi
tersebut memberikan kartu namanya pada kami.
“Siapa tahu
kalian butuh untuk kembali ke Fort Williams nanti,” kata si supir taksi itu dan
kembali melajukan taksinya kembali ke Fort Williams.
Kemudian kami segera melangkah, namun
sekeliling nampak sepi. Hujan masih belum reda, suara angin nampak jelas
terdengar dari suara-suara pepohonan yang riuh disapu angin. Humm ternyata
lokasi tersebut berbeda dengan yang ada dalam bayangan saya. Sebelumnya, saya
membayangkan kalau begitu sampai di Nevis Range, maka di sekelilingnya sudah
penuh salju. Tapi tadaaa…ternyata untuk sampai daerah yang bersalju, kami harus
naik gondola ke atas bukit. Dan berita buruknya adalah penanda CLOSED yang
besar-besar tertampang di depan loket tiket. Glek, kami menelan ludah begitu
mengetahui tempat tersebut tutup. Huhuhu bayangan bermain-main dengan salju
perlahan semakin menghilang. Setelah mencari informasi dan bertanya kepada
petugas, maka memang dipastikan tempat
itu tutup seharian karena cuaca buruk. Memang hujan masih saja turun dan angin
kencang sehingga mungkin membahayakan bila tetap beroperasi. Ah, kami harus
menerima kenyataan kalau seharian tempat ini bakalan tutup huhu. Kami pun
mencari kemungkinan untuk mencari alternatif lain, misalnya ke Glen Finnan yang
bisa ditempuh dari Fort williams, tapi lagi-lagi susahnya transportasi dan
waktu tunggu yang lama membuat hal tersebut tidak memungkinkan dilakukan.
Akhirnya satu-satunya pilihan adalah tetap tinggal di tempat ini, kemudian
menunggu bis kembali ke Fort Williams.
Kami akhirnya ke café yang terletak di samping loket
tiket dan memesan minuman hangat. Pesanan saya jarang berubah, pastinya
secangkir coffee latte regular lumayan untuk menghangatkan badan. Lalu kami
ngobrol-ngobrol sambil menikmati minuman hangat.
“ Aku
sering lho mbak, pergi jalan-jalan cuman duduk-duduk, minum kopi, pokoknya yang
penting lepas lah dari rutinitas biar tetep waras,” begitu kata mba yayuk. Mba
yayuk ini jauh-jauh datang dari Newcastle untuk bereuni dengan mas basid,
sesama staff pengajar Kimia Undip. Ia sengaja berkunjung ke Glasgow sebelum
pulang ke Indonesia karena studi doktoralnya sudah selesai.
Pernyataan tersebut mungkin kembali mengingatkan kembali
esensi jalan-jalan. Ngapain sih kita jalan-jalan? Setiap orang punya alasannya
sendiri-sendiri. Dan salah satunya untuk melepaskan diri dari rutinitas,
menyegarkan kembali pikiran dan melihat-lihat tanah-tanah yang belum pernah
dijejaki.
Usai ngobrol-ngobrol dan hujan sudah
mereda, kami memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar Nevis Range. Mulai dari
foto-foto gila sampai memutuskan untuk mendaki. What mendaki? hihi iyah kami
memutuskan untuk mendaki ke atas. Memang salju di atas sana cuma bisa
merayu-rayu dari kejauhan. Semacam pesona yang tak terjamah ahaha. Maka kami
mendaki pelan-pelan saja, menikmati sekeliling dan foto-foto gokil. Ah, cuma
begitu saja rasanya sudah bahagia kok. Sampai ketinggian tertentu akhirnya kami
kelaparan, maka kami membuka bekal. Wah benar-benar seperti camping nih. Dengan
menggelar perbekalan kami, dan tentu saja bisa tertebak, selera Indonesia. Nasi
dan ayam bakar, cleguk. Dengan mencuci tangan di aliran air, kemudian melahap
nasi dan ayam bakar dengan tangan. Kebayang nggak sih rencana mainan salju
berubah jadi camping? Hihi. Di tengan-tengah perbukitan, dengan suara angin
yang gemuruh, ada sepiring nasi dan ayam bakar ahaha sejenis jalan-jalan yang aneh
tapi menyenangkan.
Setelah
mengecek kembali papan penunjuk jadwal keberangkatan bis, ternyata untuk kembali
ke Fort Williams, ternyata jadwalnya masih cukup lama.
Mari makaaaan |
“Gimana
kalau jalan saja ke sana? Capek nggak?,” usul Mas Basid.
Ekeke dasar semua pelancong nekad,
tanpa babibu kami jalan ke arah kami tadi dihantarkan dengan taksi. Jalan
sambil ngobrol, dan setiap kali nemu spot bagus trus foto-foto hadeeeh. Tapi
lihatlah, bukankah tidak rugi bila menemukan spot sebagus ini? Perbukitan yang
memutih di kejauhan, pohon-pohon menghijau yang sebagian tertutupi salju.
Rasanya speechless menemukan pemandangan secantik ini. Narsis dong kami
langsung sambil berebut berfoto.
berlatar pegunungan yang ditutupi salju |
Nah gara-gara kebanyakan narsis, saat
melongok jarum jam, wih jadwal bis berikut dari Nevis Range segera datang nih.
Akhirnya dengan satu komando kami berbalik kembali ke Nevis Range untuk bisa
naik bis menuju Fort Williams. Bis yang akan kami tumpangi sudah terlihat di
kejauhan, jadi kami berlari agar bisa mengejar bis tersebut. Dengan
terengah-engah akhirnya kami bisa naik juga ke bis tersebut. Huaaaaah mantap juga
lari-larinya.
“weeh
ternyata jauh juga ya kalau jalan” begitu komentar Mas Basid, disambuk geli
tawa kami. Dasar pelancong-pelancong nekad semua. Mungkin bisa-bisa baru sampai
besok kalau jalan kaki kembali ke Fort Williams.
Setibanya di Fort Williams kami istirahat di
stasiun lalu jalan-jalan di City Center-nya Fort Williams. Tidak banyak yang
bisa dilihat di kota kecil ini tapi melihat-lihat tempat yang baru lumayan
juga. Yang jelas tetap foto-foto gokil membuat suasana tetap cerah ceria.
Rencana jalan-jalan boleh saja gagal,
tapi acara-acara jalan-jalan tetap cerah ceria dan menyenangkan. Itulah enaknya
kalau jalan-jalan dengan teman seperjalanan yang asik asik, entah bagaimanapun
kondisinya, jalan-jalan tetap asik.
berlatar danau di dekat Fort Williams |
City center-Fort Williams |
Ehehe jalan-jalan santai di Fort Williams |
Jalan-jalan nggak selalu sesuai dengan
kita rencanakan, bisa saja masalah transportasi, masalah cuaca seperti yang
kami alami ataupun banyak kendala-kendala lain yang membuat rencana perjalanan
kita tidak sesuai dengan perkiraan semula.
Kami mungkin tidak bisa memeluki
salju, tapi acara jalan-jalan kami tetapkan berkesan dengan
pengalaman-pengalaman baru yang tak terduga sebelumnya.
Yeaah bad stories can make a good
stories. Pokoknya, tetap jalan-jalan anti mati gaya, guys. Happy Travelling.
(Catatan Perjalanan Nevis Range-8 Maret 2014)
(Catatan Perjalanan Nevis Range-8 Maret 2014)
0 Comments: