source pic here |
Pernah nggak merasa iri pada orang lain? Pasti pernah
ya, sepertinya perasaan itu normal saja dialami manusia. Seperti juga rasa
cinta, cemburu, iri, senang, bangga semua katalog rasa tersebut hampir pasti
pernah menghampiri pada kita manusia.
Saya pernah iri sama orang lain? Iya pastilah pernah.
Kadang kala, ada manfaatnya juga untuk dijadikan motivasi agar diri berkembang menjadi
lebih baik lagi. Belajar dari orang lain, tentang perjuangan, konsistensi,
persistensinya untuk mencapai apa yang ia inginkan. Kadang pula terinspirasi
dari orang lain, bagaimana si orang itu berjalan mencapai apa yang ia ingin
wujudkan.
Kamu, kalian pernah ngerasa iri pada orang lain nggak?
Pernah? Sering? Ahahah eh.
Tapi iri saya juga ternyata milih-milih, hihi ternyata
saya memang pemilih. Iyalah, kita hidup kan dibekali dengan kewenangan untuk
memilih apapun. Ya masa mau semuanya di-iri-in? enggak dong.
Iri dalam batas yang wajar akan menjadi energi pemacu,
namun sebaliknya iri yang berlebihan malah akan menjadi energi penghancur.
Mari bicara soal iri, saya biasanya iri pada apa ya?
Iri soal fisik? Ahaha jarang banget. Biasanya
perempuan itu paling sensi urusan kecantikan. Si itu lebih cantik, lebih seksi,
lebih kinclong, lebih ayu bla bla bla. Di dunia perempuan, diskusi tentang
kecantikan itu sudah menjadi historis genetis yang sudah menaun, yang mungkin
akan tetap ada seiring dengan masih adanya perempuan di bumi ini. Serius. Cuma
ada yang jujur mengenai ini, ada yang pura-pura mengacuhkannya.
Pernah iri karena kecantikan perempuan lain? Ahaha
pernah sih tapi jarang. Saya sih suka dengan saya sebagaimana saya sekarang
ini. Tapi kalau muji perempuan cantik malah sering. Saya suka tipikal Raisa,
Alisa Subandono, Raline Shah. Perempuan saja suka ngeliatnya. Oh ya, suka juga
lihat OSD atau Meyda Safira yang anggun dengan jilbabnya.
Iri soal kesuksesan orang lain?
Kadang mungkin terbersit pikiran : oaah si itu baru
umur segitu muda sudah mencapai itu yah? Ih si itu bisa ini ya..eh si anu udah
pergi kesana lho..ah si ini udah bisa beli itu ya..bla blaa..
Eit, mungkin itu saatnya saya kembali mendudukan
definisi kesuksesan. Karena kesuksesan pun tidak sama bagi semua orang. Saya
punya definisi kesuksesan tersendiri, dan itulah saatnya saya membisiki diri :
“Hidup kita ini bukan untuk bersaing dengan
orang lain. Tapi untuk menunjukkan sisi terbaik dari diri kita sendiri”
Itu sih mantra sakti saya tatkala hidup kadang riuh
rendah dengan berseliweran kegaduhan tentang opini, pendapat, persepsi dan lain
sebagaimana, konsekuensi dari manusia sebagai makhluk sosial.
Definisi kusuksesan bagi saya, bisa melampaui “saya”
yang sekarang dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semacam perjalanan ke dalam
diri yang tak pernah henti.
Saya sadar tidak bisa melakukan semua hal, iyah pastilah, masa semua orang good at
everything? Tapi saya punya potensi tersendiri yang harus terus saya pupuk,
harus saya hidupi, harus terus saya yakini.
Berapa banyak orang yang terperangkap menjadi manusia
penuh iri, dengki tanpa mengenali tujuan diri sendiri? Dunia terkadang begitu
gaduh dan riuh, hingga mungkin saja terhanyut menjadi bukan dirinya sendiri.
Lihat, lihat dan kenalilah diri. Pahami, bincangi. Orang lain adalah teman
seperjalanan kita dalam menjalani perjalanan hidup, tapi jalur-nya bisa
berbeda, kecepatannya juga berbeda, bahkan tujuannya saja mungkin saja berbeda.
Jangan sampai kita kehilangan perjalanan diri kita
sendiri. Kita berjalan dalam jalur masing-masing, dengan kecepatan masing,
dengan tujuan masing-masing.
Saat kita sudah berfokus pada diri sendiri, maka
semoga hidup akan menjadi lebih harmoni. Meminimalkan rasa iri dengki atau
rendah hati, atau bahkan sombong ataupun arogan. Mungkin inilah pentingnya
mengenali diri sendiri, kebutuhan dan tujuan diri. Saat kita lebih mengenal
diri, semoga kita berjalan dengan lebih harmoni. Antara hati, pikir, jiwa dan
semesta.
Lihatlah dirimu, dengan potensi ajaib yang menunggu
kau maksimalkan. Yang berbeda, yang unik, yang spesial anugerah dari Tuhan.
Mari maksimalkan. Because you are special!
Mari terus belajar, karena belajar tiada pernah
berhenti.
You were born unlike nobody else. All you need to do is to be yourself, everyone else is already taken (Oscar Wilde)
Glasgow, 23 May 2014. Di sebuah pagi yang hangat.
Subhanallah... Keren insoiratif... (www.kesmas-public.blogspost.com) :D
BalasHapuseheheh makasih ya Imam udah mampir baca-baca :)
BalasHapusIni wejangan banget buat saya yang lagi hopeless dengan kehidupan mbak :') saya juga sering mengingatkan diri supaya fokus pada pengertian yang lebih mendalam tentang diri sendiri tapi kadang kalau lihat sekeliling mereka yang 'kelihatan' mulus mulus aja tuh bikin dada sesak.. minder.. mbak punya tips ga biasanya kalo mbak sendiri lagi minder mindset yang dibangun kudu yang seperti apa ya :( Salam lagi dari Esti mbak yang bulan lalu mampir.. :) sukses ya mbak.. diberi kesehatan juga ^^
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswah bisa jadi ide tulisan baru nih eheheh..setiap orang punya kelebihan, kekurangan serta potensinya masing-masing. Tugas kita memaksimalkan kelebihan dan potensi diri kita sendiri, asal yakin dengan itu, rasa percaya diri akan tumbuh perlahan kok.
BalasHapusYakin sekeliling "mulus-mulus" saja? setiap manusia menghadapi pertarungannya sendiri-sendiri lho. Just be the Ultimate you, menjadi diri sendiri dalam versi yang terbaik karena masing-masing diri itu spesial :))
Duh.. rasa rasane tulisannya mbak siwi yg ini mau tak print tak tempelkan didinding kamar. Makasi ya mbak :))
BalasHapusehehe sama-sama Esti :))
BalasHapus