Publikasi artikel ini di detik ramadhan (linknya): http://ramadan.detik.com/read/2014/06/19/102451/2612655/1598/uniknya-puasa-ramadan-saat-musim-panas-di-glasgow?r992203625 |
Menjelang Bulan Ramadhan tahun ini,
kami warga muslim Indonesia yang bermukim di Glasgow, Skotlandia menyambutnya dengan penuh suka cita. Walaupun
tak ada tabuh bedug yang semarak menyambut Ramadhan seperti di Indonesia, tapi
tak urung membuat kami tetap merayakan kedatangan bulan suci tersebut. Salah
satu yang menarik dari berpuasa di sini yakni waktu puasanya yang tentu jauh
berbeda dengan waktu puasa di Indonesia. Glasgow saat ini sedang memasuki musim
panas dengan waktu siang yang lebih panjang daripada waktu malam. Bila mengacu
pada jadwal puasa dari Central Mosque Glasgow (masjid terbesar di Glasgow),
waktu sahur Ramadhan pertama sekitar pukul 2.45 kemudian buka puasa (waktu
magrib) pukul 22.14. Jadi kami akan menjalani puasa ramadhan kurang lebih 18
jam, yang tentu saja lebih lama
dibandingkan dengan waktu puasa di Indonesia.
Hal ini terjadi karena puasa ramadhan
berlangsung saat musim panas. Berbeda bila berpuasa di musim dingin, yang
magribnya bisa saja sudah tiba sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Mungkin terpikir alangkah
beratnya berpuasa sebegitu lamanya, apalagi saat musim panas. Itu juga yang
dahulu terpikirkan oleh kami saat belum pernah mempunyai pengalaman puasa di
sini. Kami sebelumnya terbiasa dengan waktu puasa Ramadhan di Indonesia yang
waktunya relatif sama dari tahun ke tahun. Kemudian saat tinggal di Glasgow,
kami berpuasa dengan waktu yang jauh lebih lama. Untungnya, walaupun berpuasa
di musim panas namun pada kenyataannya suhunya tidak terlalu panas. Di Glasgow,
rata-rata suhu harian selama bulan
Juni adalah 16 ° C, sementara Juli dan Agustus rata-rata harian 18 ° C dan
tertinggi sekitar 23-25 0 C. Jadi tentu saja lebih panas di
Indonesia bukan? Kondisi ini menyebabkan walaupun waktu berpuasanya cukup
panjang namun tidak terlalu kehausan karena tidak terlalu panas. Uniknya jadwal puasa Ramadhan di
Glasgow ini, mau tidak mau membuat kami menyesuaikan aktivitas dengan jadwal
puasa. Karena waktu maghrib dan subuh saling berdekatan, biasanya kami
mensiasatinya dengan tetap terjaga sampai subuh, kemudian setelah sholat subuh
baru tidur.
Menjalani puasa Ramadhan di negeri orang
tentu saja menghadirkan kerinduan untuk menikmati suasana Ramadhan seperti di
tanah air. Salah satu yang istimewa dari Indonesia sebagai negara dengan
mayoritas agama islam adalah semaraknya Bulan Ramadhan. Sepertinya semua orang
menyambutnya dengan penuh keriangan. Berjajar penjual makanan takjil menjelang
buka puasa, suara adzan dari masjid-masjid, banyaknya jamaah sholat tarawih,
acara buka puasa bersama dan juga banyak kegiatan-kegiatan pengisi ramadhan
lainnya. Sementara kami tinggal di Skotlandia dimana islam menjadi agama minoritas.
Populasi muslim di Skotlandia sampai tahun 2011 mencapai 76.737, sekitar 1.4%
dari total penduduk di Skotlandia. Mayoritas penduduk skotlandia beragama
kristen, dan Muslim merupakan kelompok ketiga terbesar non-kristen setelah
Atheis dan Agnostik. Sebagain besar populasi muslim di Skotlandia berasal dari
Asia Selatan, terutama yang berasal dari Pakistan. Oleh karena itu, tentu saja
tak ada bedug yang semarak, tak ada ramainya penjual-penjual takjil menjelang
buka puasa. Aura ramadhan sama sekali tak terasa. Mungkin penduduk Glasgow
banyak yang tidak menyadari atau mengetahui bahwa umat muslim akan memasuki
bulan Ramadhan, namun masih aja juga mengetahuinya.
Namun sebagai kaum minoritas, kami
bersyukur masih diberikan banyak kemudahan untuk tetap beribadah di negeri ini.
Halal Butcher (tempat menjual daging halal) relatif mudah dijangkau, tempat
beribadat untuk sholat berjamaah juga ada di beberapa daerah Glasgow. Dan tentu
saja, mempunyai pengalaman berpuasa di luar negeri dimana islam menjadi
minoritas tentu saja menjadi pengalaman menarik yang akan memperkaya pengalaman
hidup kami. Beribadah bisa dimana saja, Tuhan selalu memberikan kemudahaan bagi
umatNya. Panjangnya waktu berpuasa semoga menambahkan semangat ibadah kami. Dan
kami menyambut Bulan Ramadhan dengan penuh suka cita. ***
Glasgow, 20 June 2014 di siangnya yang benderang cerah
Pertamax.he
BalasHapusEnak di sana atau di indonesia puasanya? :p
di indonesia mah, ada kolang kaling, bubur candil, kolak sandal jepit (hihi), dll.hehe
Wah, semangat mba buat menjalani puasa di negeri orang :-D semoga dimudahkan dalam segala kegiatan :-) ceritanya di blog keren2 B-)
BalasHapus@alfa : tergantung, kalau disuruh jawab sekarang. lebih enak di sini sih ahaha..soal takjil2 itu bisa bikin sendiri ;p
BalasHapus@Upi : ehehe amin, makasih upi :)
coba.....pengin nyicipin takjilnyah, enak engga??? :p
BalasHapus