Saat rekan-rekan lain deklarasi di London, saya salam dua jari dari Glasgow |
Pilpres di Indonesia akan berlangsung
dua hari lagi, walaupun sudah memasuki masa tenang namun suasana nampaknya
semakin panas menjelang hari pencoblosan. Untuk saya dan rekan-rekan di UK,
kami sudah memilih melalui pos beberapa saat yang lalu. Surat suara dikirim
lewat pos, kemudian saya mencoblos dan mengirimkannya kembali ke Panitia
Pilpres di London. Sedangkan untuk mencoblosan langsung di London juga sudah
diselenggarakan Sabtu 5 Juli kemarin, namun penghitungannya masih menunggu
pemilu di Indonesia Tanggal 9 Juli nanti.
Pilpres-pilpres sebelumnya, saya
biasanya hanya sebagai pemilih pasif yang menggunakan hak suara saya dengan
memilih pasangan presiden dan wakil presiden pilihan saya. Biasanya hanya
sebatas itu, tidak lebih. Namun entah mengapa Pilpres kali ini mendorong saya
untuk lebih banyak bergerak dan berbuat. Seperti ada gelombang viral yang
sambung menyambung, tular menular yang menggerakkan banyak sekali anak bangsa
yang tergabung sebagai relawan. Dan ini kali pertama saya ikut dalam barisan
relawan itu.
Relawan yang tidak dibayar dan tidak
terbayar. Karena kami melakukan itu semua dengan hati, dengan harapan bahwa
ternyata harapan itu ada. Untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Relawan kubu siapa? Mungkin begitu
pertanyaannya. Dengan hanya ada 2 pasangan Capres memang rakyat Indonesia
terasa terdikotomi menjadi barisan pendukung Prabowo-Hatta dan pendukung
Jokowi-JK.
Saya memang dari awal sudah
menjatuhkan pilihan hati saya untuk memilih dan mendukung Jokowi-JK sebagai
Presiden dan Wakil presiden Indonesia. Kenapa? Ada banyak alasan sebenarnya, namun intinya hati saya memilih pemimpin yang memimpin dengan hati. Yang telah
bekerja keras untuk kepentingan umat. Jokowi adalah sosok yang sulit ditemukan
pada para pemimpin sebelumnya ataupun pemimpin-pemimpin lain. Sosok dan kinerjanya
memang telah lama saya amati sejak beliau mencalonkan diri sebagai gubernur DKI
dan selama memerintah DKI.
Saat dihadapkan pada dua pilihan,
tentu saja saya harus memilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan saya.
Pertimbangan hati dan akal. Dan pertimbangan saya sebagian besar tercermin dalam
speech Anies Baswedan di link ini
Ada harapan perubahan yang lebih
baik, ada harapan mendapat seorang pemimpin dengan semangat melayani. Memang
bukan tanpa kekurangan, tidak ada pemimpin sempurna. Namun setidaknya saya
memilih di antara dua pilihan, dan saya memilih yang saya anggap lebih punya
kapabilitas, track record
kepemimpinan publik yang telah teruji dan yang paling penting ada sosok
pemimpian yang pekerja keras dan pemimpin dengan hati yang tulus melayani.
Kalau pemimpinnya memimpin dengan hati, kita rakyatnya bisa
ngerasa kok. Itu menjawab tuduhan pencitraan yang banyak dialamatkan pada pihak
Jokowi-JK. Analogi saya sangat sederhana, hati saya merasa kapan seseorang
berpura-pura dan kapan seseorang bersungguh-sungguh. Dan saya meyakini ada
ribuan, jutaan hati-hati lain yang merasakan hal yang sama.
Dan karena itulah, saya tergerak
untuk berbuat. Turun tangan, kata Anies Baswedan. Manakala ada orang baik,
pekerja keras dan memimpin dengan hati maju untuk menjadi pemimpin maka tugas
kita semua adalah membantunya.
Karena itulah saat rekan saya di Leeds
mengontak untuk bergabung dalam barisan pendukung Jokowi-JK UK dan ikut sign-up
dalam petisi deklarasi, saya langsung mengiyakan. Saya akhirnya tergabung dalam
komunitas tersebut dan semakin merasakan people
power yang bergerak didorong oleh hati. Tanpa dibayar, tanpa ada
iming-iming apa-apa. Hanya dorongan hati untuk berbuat sesuatu. Apa yang saya
lakukan tentu saja sebatas yang saya bisa. Kadang kala kita ingin terlibat,
tapi timbul pertanyaan, trus kita harus ngapain? Kita bisa apa? Kita bisa
melakukan sebatas apa yang kita bisa lakukan kok.
Karena saya bisanya nulis dan punya
kontak dengan beberapa media, maka saya menawarkan diri untuk membantu
publikasi. Saya membantu menulis pers release dan mengirimkannya ke media. Saya tahu seperti apa media sekarang
ini menjelang pilpres. Tapi setidaknya saya menulis berdasarkan sumber utama,
saya tahu proses penggalangan deklarasi ini dan terlibat di dalamnya sehingga
saya merasa aman menulis tanpa takut dicap penyebar berita bohong, fitnah dan
sebagianya yang marak belakangan ini.
Ada lho yang komentar kalau itu berita hoax..ehehe
saya tidak terlalu ambil pusing. Saya menulis berdasarkan sumber utama, tidak
ada yang perlu saya khawatirkan.
Memang salah satu risiko menjadi
relawan adalah intimidasi ataupun adanya serangan dari pihak yang
berseberangan. Nama saya terpampang di antara 500an orang yang mendukung
deklarasi mendukung Jokowi-JK UK. Awalnya saya memang memilih untuk tidak
mempublikasikan pilihan saya, namun pada akhirnya saya memilih untuk membuat
terang pilihan saya. Risikonya tentu saja ada . Bila ada yang mengirimkan
gambar-gambar dan share berita yang menyerang, cukup saya hide dari timeline,
saya tidak mau menghabiskan energi untuk saling serang. Kita semua saudara,
hanya saja pilihan kita berbeda, itu saja. Tidak usah memperkeruh suasana
dengan menyuburkan benci dan caci maki.
Saya cukup menunjukan kapasitas calon
presiden pilihan saya, tanpa berniat menjelekkan ataupun menjatuhkan calon
presiden satunya. Menjadi pemenang, bukan berarti dengan cara menjatuhkan. Mari
belajar kampanye bersih, kampanye cerdas dan belajar mempunyai hati yang luas
untuk menerima perbedaan.
Dan menjelang Pilres yang tinggal dua
hari ini, saya banyak berdoa. Jujur saja, baru kali ini juga saya berdoa untuk
pemimpin bangsa dengan setulus-tulusnya. Dengan harapan, dengan cinta. Dan saya
yakin, banyak sekali rakyat Indonesia yang berdoa. Yang kali ini mereka rasanya memiliki
harapan. Yang kali ini menjadi begitu peduli akan nasib Indonesia ke depan,
yang merasa ikut dilibatkan. Bahwa nasib bangsa ini ditentukan oleh kita bersama,
bukan segelintir elit di atas sana.
Semoga Pilpres nanti berlangsung
damai, apapun hasilnya itulah suara rakyat. Tentu saja harus bersama kita kawal
agar pemilu ini tidak terjadi kecurangan-kecurangan. Kita mulai politik yang
bersih, tanpa money politic. Fenomena
relawan yang terjadi sekarang ini telah menjadi pondasi hebat berlangsungnya
proses politik yang bermartabat, semoga ini adalah tonggak laju Indonesia yang
lebih maju.
Mari kita songsong pemilu dengan
damai. Tidak pernah saya setuju kampanye hitam, fitnah, kata-kata yang
menjatuhkan, menjelekkan. Kita harus mulai pendidikan berpolitik yang cerdas,
santun dan dewasa. Kamu boleh pilih 1, walau saya pilih nomer 2. Kita tetap
bangsa Indonesia. Saudara sebangsa setanah air. Kita harus menjaga proses
politik negeri tercinta dengan cara yang terhormat.
Selamat memilih sesuai pilihan
hatimu, kawanku.
Siapapun pilihanmu, Tetap semangat berkontribusi untuk
negeri ini.
Salam Dua Jari dari Glasgow
Glasgow, 7 Juli 2014. Dari anak
bangsa yang selalu punya harapan untuk Indonesia tercinta.
keren du jarinya dari glasgow...dkung saya ja mbak saya salam 3 jari lho hehe.....
BalasHapusehehe tetep dong salam generasi optimis! Salam Dua Jari :))
BalasHapusSaya juga sudah coblos nomor 2, tanggal 5 lalu.
BalasHapusTapi siapapun pemenangnya nanti, dialah yang akan kita dukung dan kawal bersama. TFS atas sharingnya yang cakep mb Siwi.
Selamat juga atas Press Release-nya. Aku terlewatkan berita itu mbak, kalau cepat tau, pasti aku share karena aku kenal sumbernya, xixiixiii....
ehehe kompak pilihan kita mbak..semoga hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan bersama. Tapi tetap siap menang, siap kalah. Bismillah :))
BalasHapus