Cherry Blossom in Spring, Glasgow (dokumentasi pribadi) |
Every man wants to be happy, but in order to be so he needs first to understand what happiness is (Jean-Jacques Rousseau)
Sebuah buku kembali datang
pada saya. Iya, saya mengambilnya dari rak buku di sebuah charity shop di Great
Western Road, harganya murah saja hanya sekitar 1.50 GBP.
Kenapa lagi-lagi soal buku
tentang bahagia?
Apa saya nggak bahagia sampai
harus baca buku begitu begitu? Hihi, No. Saya kini semakin menyadari bahwa saya
tipe seeker, tipe pencari. Saya suka mencari-cari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan saya akan hidup. Saya menikmati proses pencarian,
penantian, penemuan, hilang, menemukan lagi, ah iya..saya menikmati perjalanan.
Dan saya bacai buku
tentang bahagia tadi, yang berjudul " Happiness- a Guide to Developing Life's Most Important Skill" ditulis oleh Matthieu Ricard, seorang buddist monk
yang tadinya seorang peneliti cellular genetics.
Kalau kemarin-kemarin,
buku Conversation with God, saya bisa baca hanya dua kali dudukan, namun untuk
buku ini saya memerlukan waktu cukup lama untuk menyelesaikannya. Pertama,
karena bahasanya “berat” heuheu. Iya, buku ini bahasanya rada berat, sehingga
kecepatan saya membaca (dalam bahasa inggris) pun tidak secepat kalau bahasanya
ringan-ringan saja. Penulisnya banyak menggunakan diksi antah berantah yang
saya kadang nggak ngeh, tapi malas cari kamus-jadi akhirnya tebak tebak buah
manggis, dilihat dari konteks kalimatnya apa. Kedua, isinya memang berat ahaha.
Buku ini semacam review dari berbagai macam buku-buku yang mengupas tentang
kebahagiaan yang dibaca oleh si penulis.
Tapi ternyata keren banget ini buku, karena
saya menemukan AHA moment dalam buku ini. Walaupun awalnya sering dibikin gemes
sama ini buku,
“Kenapa sih, teoritis
banget nerangin perbedaan pleasure, joy dan happiness?
But what?
Ternyata memang saya
sering keliru, menganggap pleasure, joy sebagai Happiness. Dan dengan mengerti perbedaan
antara pleasure dan happiness, akhirnya saya tiba dalam titik pemahaman lebih dalam
tentang happiness. Dulunya saya lebih mengartikan happiness pada kondisi
seperti saat harapan kita terwujud, keinginan kita tercapai, kondisi baik-baik
saja, lulus kuliah, dapat beasiswa, ketemu teman, ketemu pasangan, bersama
keluarga bla bla dimana keadaan di luar kita nampak selaras dengan mau kita. Harapan
kita sesuai dengan kenyataan.
Namun di posting saya
di sini , saya menemukan bahwa saya merasa bahagia walaupun dalam kondisi hidup yang tidak ideal (menurut saya). Hingga saya akhiri posting tulisan saya tersebut dengan
ketidaktahuan, alih-alih mencoba mencari definisi lebih baik dirasai saja
kebahagiaan yang mengada.
And then, dalam buku ini
saya menemukan sesuatu yang lebih dalam
" unlike pleasure, genuine flourishing may be influenced by circumtance, but it isn't dependent on it. Authentic happiness is not linked to an activity, it is a state of being"
Selama ini kondisi di luar
seperti cuaca, perlakukan ataupun ucapan orang lain, keadaan, apakah keinginan
saya terwujud atau tidak, hasil ujian bagus atau tidak atau kondisi di “luar
diri kita” lah yang sering kali mempengaruhi kebahagiaan saya.
Tapi konsep- keadaan di
luar kita mungkin bisa mempengaruhi kondisi di dalam diri kita- tapi kita bisa
menjadi independent terhadap itu
semua. Artinya tidak tergantung dari kondisi-kondisi di luar kita. Bayangkan?
Jadi itukah titik yang telah
dicapai oleh pendahulu seperti Budha, Bunda Teresa, Gede Prama? Saya menjadi
lebih mengerti sekarang.
Itulah kenapa seringkali para tercerahkan mengatakan, kebahagiaan itu tergantung diri kita sendiri, ada di dalam diri kita sendiri. Selama ini saya masih dalam tataran "tahu" tentang konsep tersebut, dan mencoba mempraktekkannya tentu saja. Tapi seringkali masih gagal karena terpengaruh oleh kondisi-kondisi di luar diri saya misalnya hasil eksperimen gagal, mendapat perlakuan tidak seperti diharapkan dan lain-lain. Itu terjadi karena saya masih belum independent terhadap kondisi di luar diri saya.
Tapi kira-kira bisa nggak sih mencapai titik balance itu? menjadikan happiness is a state of being?
Banyak pendahulu-pendahulu yang memberikan bukti mereka mampu berada di titik itu. Mari berjalan seperti mereka. Happiness is a skill, ternyata harus dilatih terus, dan terus.
Saya pun belajar menjadi semakin
aware dengan the power of mind. Bagaimana mengendalikan pikiran kita adalah kunci
menciptakan hidup yang luar biasa. Tadinya saya berpikir mengeliminasi pikiran
negatif itu nggak mungkin karena aliran pikiran negatif itu secara alamiah
terjadi. Tapi ternyata semua itu bisa dilatih, dengan disiplin dan terus
menerus. Bagaimana kita terus mencoba memfokuskan diri pada pikiran-pikiran
positif, kebersyukuran, kecukupan, keberlimpahan, cinta, kasih ternyata bisa
berubah menjadi kebiasaan sehingga lama-lama kita akan terbiasa berpikir
positif. Pikiran positif tentu saja akan menciptakan hidup yang positif pula.
Satu hal yang sedang saya
pelajari sekarang adalah belajar semakin aware, semakin sadar kala pikiran
pikian negatif mulai berseliweran di kepala.
Ketika mulai selintasan
kecemasan, takut kehilangan, risau, kecewa, sebel mulai beruntun melintasi
pikiran, ketika kita aware..akan ada semacam alarm peringatan.
“Hayoo hayoo, di pindah channel ke yang positif-positif,"
ada chatter box seperti itu di kepala yang kadang-kadang mengingatkan diri
sendiri.
Atau sekarang ini yang
sering saya mantrakan ke pikiran saya kala sudah sadar beberapa pikiran
negatif melintas adalah
“ Create! Create! Create!”
perintah saya pada diri saya sendiri. Artinya saya harus mencoba menciptakan
pikiran dan persepsi yang positif untuk menyingkirkan pikiran-pikiran negatif yang mulai melintas. Saya
sadar kekuatan pikiran luar biasa dahsyatnya, jadi saya belajar bagaimana
mengontrol pikiran saya. Hidup kita adalah hasil apa yang kita pikirkan dan persepsikan.
Mari ciptakan hidup luar
biasa, seluarbiasa apa yang kita pikirkan, dengan luar biasanya cara kita bersyukur dan menjalani hidup. Hidup
yang kita inginkan, hidup yang kita maknai seperti apa yang benar-benar kita
inginkan.
Salam perjalanan ke dalam
diri
Glasgow, Saat kota ini
dihiasi mekarnya cherry blossom seperti yang saya tangkap lewat kamera saya pada gambar di atas.
0 Comments: