Terimakasih pada semua tim pendukung acara ini |
Kadang-kadang ada banyak hal besar
yang terjadi “hanya” berawal dari iseng-iseng atau candaan belaka. Yang
membedakan apakah hal tersebut bisa terwujud atau tidak hanyalah soal kemauan
dan keseriusan kita. Hal ini kembali saya sadari setelah acara Saman Street
performance a.k.a ngamen di Buchanan Street kemarin sabtu akhirnya terwujud dan
berjalan lancar.
Tadinya cuma berawal dari candaan
kami dan angan-angan kosong pas kumpul latihan nari saman untuk pentas di acara
ASEAN-China Day di University of Stratclyde.
“Eh,
kapanlah kita tampil nari di Buchanan street gituu,” celetuk salah seorang dari
kami. Dan kemudian disambut dengan antusias oleh anggota samaners lainnya. Tapi
candaan itu kami anggap angin lalu belaka. Pengen sih, tapi sekedar becandaan
iseng--begitu pikir kami tadinya.
Buchanan Street itu jalanan pusat
kota yang ramai dengan lalu lalang orang-orang, kanan kirinya toko toko pusat
perbelanjaan. Tempat itu relatif selalu ramai, apalagi pas weekend. Biasanya di
sepanjang jalan ada yang ngamen seperti group Caledonia dengan atraksi khas ala
Skotlandia dengan seragam kilt dan bag pipe mereka, ataupun juga pertunjukan
lain sering saya lihat di Buchanan Street.
Ide ngaman nari saman sebetulnya seru
juga, cuma gimana caranya bisa ngamen di sana kami nggak ngerti. Bagaimana
perijinannnya, peraturannya, seragam samannya yang kami nggak punya, dan
hal-hal lainnya.
Tapi memang benar, kadang-kadang
hanya perlu kemauan dan keseriusan untuk membuat hal yang kita rencanakan
terwujud.
Kemarin sabtu, 10 Mei 2015 sejarah
tercetak dengan penampilan tari saman pertama kali di jalan (semacam street
performance) di Glasgow. Finally We did it!
Begini ceritanya, ide tampil di
Buchanan kembali muncul pas usai acara ASEAN-China Day ketika upload foto-foto
trus terlontar lagi ide tampil di Buchanan. Tujuan awalnya untuk mempromosikan
kegiatan Indonesian Cultural Day yang dilaksanakan Tanggal 18 Mei 2015.
Alhamdulillah, Pak Nasir (salah seorang senior kami di sini) menyambut ide ini
dengan kesediaan beliau untuk mencari informasi ke Glasgow city council, tanya
tanya rekanannya tentang ijin street performance di Buchanan Street. Kemudian Ema,
salah satu samaners-menjadi ketua acara ini-dan menindaklanjuti acara yang
awalnya cuma iseng-iseng.
Tujuan awal untuk mempromosikan ICD pun berubah ketika melihat waktu yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan sebelum ICD. Dan kebetulan kami juga sedang punya gawe untuk mengadakan semacam acara “kelas inspirasi” kolaborasi dengan Rumah Zakat di Indonesia. Untuk pelaksanaan acara yang rencananya akan diselenggarakan akhir Mei tersebut, kami membutuhkan sejumlah dana. Nah pas lah, kami akhirnya ngamen nari saman sekaligus penggalangan dana untuk kegiatan pendidikan tersebut
Tujuan awal untuk mempromosikan ICD pun berubah ketika melihat waktu yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan sebelum ICD. Dan kebetulan kami juga sedang punya gawe untuk mengadakan semacam acara “kelas inspirasi” kolaborasi dengan Rumah Zakat di Indonesia. Untuk pelaksanaan acara yang rencananya akan diselenggarakan akhir Mei tersebut, kami membutuhkan sejumlah dana. Nah pas lah, kami akhirnya ngamen nari saman sekaligus penggalangan dana untuk kegiatan pendidikan tersebut
***
Penat mendera setelah sebelumnya
menyibukkan diri dengan acara ICD 2015. Selain menjadi performer dengan nari
saman, saya juga menjadi koordinator konsumsi yang cukup memakan energi beberapa
hari sebelum acara. Koordinasi, menyiapkan menu untuk 200 orang, belanja,
latihan saman, gladi resik, dan masak bagian saya yakni nasi kuning 4 kg dan
225 tusuk sate cukup melelahkan. Jadi usai acara akhirnya tepar bahagia
*halaaah. Tapi keesokan harinya kami harus ngamen di Buchanan Street, tepat sehari
setelah ICD. Kami memilih sabtu karena lebih ramai dan juga mumpung kostum saman
belum dikembalikan. Alhamdulillah cuaca yang sebelumnya diramalkan bakal hujan
ternyata benderang. Rupanya Tuhan merestui niat kami untuk ngamen sekaligus
penggalangan dana tersebut.
Jam 1 siang kami kumpul dan memakai
kostum di flat teh siska-markas besar tim samaners, sebelumnya saya sudah make
up sendiri jadi tinggal memakai kostum saja. Dan sekitar jam 2 siang sesuai
rencana kami ke Buchanan Street, dimana rekan-rekan kami yang lain terlebih
dulu men-tag tempat dengan menyiapkan matras yang dialasi batik.
Acara ini banyak dibantu rekan-rekan
PPI Glasgow yang lain, baik yang bantu urusan sounds system, tag tempat, MC,
fotografer maupun urusan publikasi ke media. Aih, senanglah kalau semuanya
dilakukan dengan kebersamaan. Lelah tapi senang.
Interaksi dengan pengunjung saat sesi workshop |
Ngamennya berisi pertunjukkan tarian
saman kami, kemudian diselingi workshop beberapa gerakan saman bagi para
pengunjung yang ingin mencoba. Alhamdulillah para pengunjung antusias, menonton
menikmati tarian kami, ada yang mencoba beberapa gerakan dan bermurah hati
menyumbangkan dana. Kami memainkan tiga kali pertunjukkan full, dan pas tari
yang ketiga kalinya rasanya badan sudah jompo ahaha lelah maksimalis. Ngamen
yang kurang dari 2 jam tersebut berhasil mengumpulkan 155.70 pounds (sekitar
Rp. 3.174.878) . Wuaaa luar biasa rasanya. Semoga dana yang terkumpul bisa
dipergunakan sebaik baiknya untuk membantu pendidikan di Indonesia. Seneng sih
rasanya, narinya aja seneng, dapat duit untuk tujuan pendidikan pula, untuk
Indonesia pula. Jadi rasa senangnya itu berlipat-lipat, Alhamdulillah.
Selain bahagia, saya juga merasa
bangga bisa menjadi bagian dari acara tersebut. Terimakasih atas kerja keras
semua samaners dan tim pendukung acara ini. Kalian semua luar biasa.
Sekali lagi, saya percaya ketika ada rencana
atau keinginan, cukuplah dengan bekerja lebih keras, berkemauan lebih kuat, dan
konsistensi untuk bertekad mewujudkan, maka Tuhan akan mendatangkan orang-orang
dari segala penjuru untuk membantu mewujudkannya.
I do believe that!
We did it, Ladies! |
Glasgow, 11 Mei 2015.
wuihh,,, ditunggu tampil di Indonesia LIVE :)
BalasHapusKeren!!
BalasHapusBarokalloh fiikum
Semoga Indonesia semakin menginspirasi
@arian : ahaha giliran nanti mahasiswa yang aku kompori bikin acara lucu lucu di Indo :D
BalasHapus@nurma yunita : ehehe terimakasih :)
Waah kangen berat. Saya di Glasgow 1991-97. Strathclyde University
BalasHapushehe Glasgow memang selalu bikin kangen :)
BalasHapus