Kue sagu keju ciptaan saya semalam sambil nunggu subuh |
Ini tahun keempat saya menjalani
bulan puasa di Glasgow, UK. Ah, lama juga ya saya sudah tinggal di sini. Sudah
berasa rumah, sudah berasa negeri sendiri. Dan Ramadan keempat ini pun berjalan
lancar, salah satunya karena telah terbiasa dengan ritmenya. Ya, ritme jadwal
puasa yang istimewa, 19 jam lebih lamanya.
Ketika artikel di beberapa media yang
menampilkan artikel tentang pengalaman saya berpuasa selama 19 jam di UK,
banyak yang berkomentar “lama sekali yaaa” bla bla blaaa..
Padahal nyatanya, tidaklah seberat itu. Biasa saja. Walaupun tetap saja berat, berat badanpun sudah turun beberapa kg. Tapi semuanya berjalan dengan lancar. Sama ketika saya dulu membayangkan musim dingin dan salju. Sebelum ke sini, kebayang apakah bisa bertahan dengan suhu yang minus-minus. Nyatanya ketika dijalani ya baik-baik saja, tidak sedingin yang saya kira. Entahlah, mungkin tubuh ciptaan Tuhan ini memang punya daya adaptasi yang sungguh luar biasa.
Padahal nyatanya, tidaklah seberat itu. Biasa saja. Walaupun tetap saja berat, berat badanpun sudah turun beberapa kg. Tapi semuanya berjalan dengan lancar. Sama ketika saya dulu membayangkan musim dingin dan salju. Sebelum ke sini, kebayang apakah bisa bertahan dengan suhu yang minus-minus. Nyatanya ketika dijalani ya baik-baik saja, tidak sedingin yang saya kira. Entahlah, mungkin tubuh ciptaan Tuhan ini memang punya daya adaptasi yang sungguh luar biasa.
Ramadan sudah berjalan sampai lewat di
pertengahan. Ah tak terasa. Mungkin karena bulan Ramadan ini sibuknya luar
biasa *sampai jarang posting blog yaa..aih kangen.
Sibuk jualan di bazar setiap sabtu di
Edinburgh, bahkan minggu lalu dua kali (kamis di Glasgow, sabtu di Edinburgh).
Pegel-pegelnya luar biasa ternyata. Hectic persiapannya, masaknya, jualan ke
luar kota dengan geret-geret koper plus beres-beresnya habis jualan. Aih, tapi
pengalaman yang luar biasa. Apalagi saya juga sedang dikejar deadline submit
thesis, jadinya agak pontang panting juga atur atur jadwalnya.
Tapi Alhamdulillah, walaupun tidak
sebanyak untungnya kayak di Pasar Hari Glasgow (karena pengunjung bazar di Edinburgh tidak
sebanyak di Glasgow) tapi seneng ada penghasilan rutin tiap minggu selama Ramadan.
Sangat lumayan untuk bertahan hidup di Glasgow.
Nikmati saja sih segala aktivitas di
bulan Ramadan ini. Pagi ke lab sampai sore, lalu pulang ke flat, istirahat
ataupun kalau ada jadwal bikin tempe berarti harus mengurusi kedelai kedelai.
Atau kalau ada pesanan kue kering ya dikerjain. Tapi kalau free tentu saja
memanfaatkan waktu untuk tidur agar nanti nggak ngantuk pas menunggu subuh.
Karena biasanya dari maghrib sampai sahur harus tetap terjaga. Maghrib sekarang
jam 22-an, sedangkan imsak jam 2.30an. dengan jeda yang pendek itu bisa bablas
kalau tidur.
Pernah ditanya, kangen keluarga nggak? Iya pastilah. Bulan Ramadan dan lebaran itu identik dengan kumpul-kumpul dengan keluarga. Dan tahun ini kembali lagi harus berpuasa dan berlebaran di negeri orang. Sudah lebaran ke-empat lho nggak di rumah ehehe. Saya bersyukur orangtua punya keikhlasan untuk memberikan kebebasan pada saya untuk memilih jalan hidup seperti yang saya inginkan. Pastilah tidak mudah untuk jauh-jauh dengan anak-anaknya *halaaah terharu.
Pernah ditanya, kangen keluarga nggak? Iya pastilah. Bulan Ramadan dan lebaran itu identik dengan kumpul-kumpul dengan keluarga. Dan tahun ini kembali lagi harus berpuasa dan berlebaran di negeri orang. Sudah lebaran ke-empat lho nggak di rumah ehehe. Saya bersyukur orangtua punya keikhlasan untuk memberikan kebebasan pada saya untuk memilih jalan hidup seperti yang saya inginkan. Pastilah tidak mudah untuk jauh-jauh dengan anak-anaknya *halaaah terharu.
Rindu tanah air? Ah tidak juga, entah
mengapa. Hanya ingin menikmati kesempatan yang masih ada untuk menikmati
kekinian sebaik-baiknya. Itu saja
Selamat berpuasa.
Salam
Glasgow, 7 Juli 2015
yakin nggak rindu tanah air? *ditimbuk...
BalasHapusselamat menjalankan ibadah puasa, ya, meski kudu 19 jam. semoga ramadhan tahun depan sudah bisa ramadhan bareng suami, doain saya juga sudah bisa ramadhan bareng istri *malahcurhat haha
heheh rindu tanah airnya lagi ilang entah kemana :D
BalasHapussama-sama, selamat beribadah puasa. amin..amin, terimakasih doanya, doaku juga semoga rencana pernikahanmu lancar jadi bisa bareng istri ramadan tahun depan :)