River cylde-Glasgow. Foto Koleksi Pribadi |
Megabus menuju London yang saya tumpangi sudah jauh bergerak meninggalkan Buchanan Bus Station, Glasgow semenjak pukul 10.45 malam tadi. Kali ini terasa lebih berat dibandingkan saat pergi
ke Belanda akhir Desember lalu. Mungkin karena kali ini saya sudah merasa waktu untuk tinggal di Glasgow sudah
semakin sedikit. Sudah sedikit terasa ada sesak dan ngilu itu. Ah, ya Glasgow adalah
rumah yang selalu memberi saya rasa pulang.
Lebih dari empat tahun hidup di kota ini menjadikan
kota ini menjadi salah satu bagian dalam hidup saya. Kau pernah mempunyai keterikatan
tertentu pada suatu tempat? Seperti apa yang pernah dan masih saya rasakan pada
Jogya. Dan ternyata saya tidak sendirian. Saya termangu saat membacai blognya
Timo di posting yang berjudul Taize isnt my home di link ini
Saya nemu blog ini saat dulu mencari informasi
mengenai Glasgow. Dulu dia pernah menjadi relawan di Glasgow. Nah ternyata dia
juga mengalami gagal move on pada Taize, sebuah kota kecil di Paris. Butuh
waktu tujuh tahun lamanya untuk dia bisa “move on” dari Taize. Ah, tujuh tahun
tentu saja waktu yang cukup lama. Akankah saya juga akan mengalami hal yang sama dengan
Glasgow? Entahlah.
Kadang kadang untuk hidup dalam “kekinian” juga membutuhkan latihan dan
kesungguhan. Ada tarikan tarikan pikiran yang selalu saja bisa mengombang
ambingkan upaya untuk to live in the
present. Tapi Glasgow bukan masa lalu, belum menjadi masa lalu. Nantinya ia
akan menjadi kekinian yang berbeda, karena saya tidak lagi hidup di sana.
Jadi PR yang harus saya taklukkan nantinya adalah bukan menghilangkan ataupun
melupakan Glasgow dari hidup saya. Tentu saja bukan demikian. Namun lebih pada
menghindari perasaan semacam “ Andai aku masih di
Glasgow, pasti aku lebih bahagia”-ataupun sejenis pemikiran yang serupa
lainnya.
Karena hal tersebut berarti menolak perubahan yang
terjadi dan tidak bisa menikmati hidup dengan kekinian. Hidup kembali di tanah
air dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Sepertinya
tidak susah ya?hahah..yakin?jangan jangan nantinya akan banyak lahir tulisan
nostalgia wkwkk. Sudahlah, bukankah hal yang paling nyata dalam hidup ini
adalah hari ini, dan inilah yang harus kita hadapi.
Megabus sudah merapat di Victoria Coach Station. Hujan
deras mengguyuri London dini hari menjelang pagi ini. Saya sudahi postingan ini, dengan sejumput rindu pada
Glasgow.
-Dalam perjalanan Glasgow-London, 7 Januari 2016
Sweet banget...
BalasHapusAkankah saya rasakan juga rasa itu?
Selamat menikmati hari istimewa di Glasgow Kak Siwi...
@Nurma Yunita..ehehe terimakasih sudah berkunjung. Iyaaah, menikmati sepenuh penuhnya waktu-waktu di Glasgow :)
BalasHapusHi mbak siwi, salam kenal ya hehe :) boleh minta emailnya ga mbak? Aku mau nanya2 soal kuliah S2 di scotland, makasih sebelumnya :)
BalasHapussilahkan email ke : siwimars@gmail.com
BalasHapus