Megabus yang kami tumpangi
merapat ke Edinburgh Bus Station. Ah, akhirnya setelah hampir 2 tahun meninggalkan UK, saya kembali lagi menjejaki
Edinburgh, si kota jelita itu. Namun kali ini memang kami rencananya
jalan-jalan ke tempat yang belum pernah kami jelajahi. Dulu entah sudah berapa kali ke kota ini, dan hampir semua tujuan wisata sudah pernah kami sambangi. Makanya untuk kali ini, satu tujuan pertama
sudah mantap yakni Dean Village, desa yang unik dengan desain desain rumahnya
yang menarik. Begitulah saya memang terprovokasi foto-foto Dean Village di
Instagram eheh. Tapi setelah dari situ.., entahlah, kami memang biasanya
jalan jalan super random. Dari bus station, belum lagi jauh kaki melangkah, aroma kopi semerbak tercium
dari sebuah cafe di pinggir jalan,
“Ngopi yuk”, ajak teman seperjalanan saya. Saya
menghentikan langkah sejenak,
“ Serius? “ tanya saya sekedar mengkonfirmasi ajakannya.
Tumben bener dia ngajakin ngopi, dan baru sampai pula. Biasanya jarang-jarang
ngajakin ngopi, kecuali saya-nya yang merajuk minta ngopi ngopi heheh. Dan saya kalau diajak nongkrong ngopi, anggukan kepalanya cepeeeet!
Kami masuk ke kedai kopi
yang ramai pagi itu, namanya Cairngorn Coffee.Co. Sinar matahari
tumbenan juga bersinar dengan cerahnya. Tadinya kami hendak duduk di
kursi bagian teras luar, tapi ternyata brrrr...walau matahari cerah ceria tetap
saja hawa dingin menyelinap. Hingga
akhirnya kami memilih tempat duduk di dalam, dimana kaca-kaca lebarnya bisa
menangkap cahaya matahari yang masuk. Saya melepas coat, dan menikmati secangkir coffee
latte dan matahari yang ceria pagi ini. Pilihan kopi saya dari dulu hingga
sekarang, belum juga berubah. Coffee latte memang favorit saya! Paduan kopi dan
susu yang entah kenapa selalu bikin bahagia, halaah. Daaaan..astaga, ternyata coffee
lattenya enak pakai bangeeet! ini konspirasi apa coba. Beneran deh kalau nanti-nanti ke Edinburgh lagi,
kudu banget mampir ke sini lagi.
Kopinya Juaraaaaa! |
Kopi dan obrolan hangat, rasanya jalan-jalan bagi saya
sekarang memang sudah banyak mengalami perubahan. Enggak lagi ngejar seberapa
banyak lokasi yang bisa kita kunjungi, tapi lebih pada menikmati perjalanannya. Ngobrol sambil sesekali menyesap secangkir kopi, rasanya hidup berjalan pelan, santai dan menenangkan. Harus saya akui, selama kembali ke UK ini rasanya jiwa dan pikiran saya tenang, tentram. Kalau agak agak dramatis sih saya akui, ini fase tertenang dan terileks selama 2 tahun terakhir!! hahah..hidup di Indonesia memang banyak banget ya distraksinya *eh ini ngeluh ya :D enggak kok, cuman bilang doang.
Sejak pulang ke Indonesia, jadwal pekerjaan memang bertambah padat merayap. Makanya, perjalanan ke UK ini semacam hadiah bagi diri sendiri. Awalnya agak ragu untuk berangkat atau tidak ke International Meeting of Arboviruses di Glasgow itu, soalnya saya nggak dapat scholarship. Tapi setelah ditimbang-timbang, saya nekad berangkat juga dengan dana sendiri dan dana penelitian.
" Bener mbak, priceless itu...nggak bisa diukur pakai uang" kata Mona, sahabat saya ketika saya mengabarinya tengah berproses mengurus visa UK.
Dan bener! kita memang harus menyempatkan diri mengambil jeda. Memberikan waktu bagi diri sendiri. Bagi saya yang sebagian waktunya habis untuk pekerjaan, saat-saat seperti ini rasanya seperti istirahat yang "sangat berkualitas".
Hidup itu mengalir cepat yah. Kalau tidak sesekali kita tengok, rasanya kok berlarian terus. Tapi yang berbahaya adalah ketika kita merasa berlarian, namun jangan-jangan kita "tidak kemana-mana". Saya kangen kembali sesekali menulis tentang senja, prosa, lengkung senyumnya atau petualangan-petualangan gila. Ada pula fase dalam hidup saya mempertanyakan pada diri sendiri, apa bener passion kamu menulis? sementara blog beberapa akhir ini kosong melompong haha. Waktu saya lebih banyak seharian di kampus, dari senin hingga sabtu. Berkutat dengan ngajar, meneliti, publikasi, nulis proposal, laporan penelitian dan administrasi tetek bengek lainnya. Tapi entahlah, karena kerja keraslah saya bisa pula kembali ke UK sih *pembenaran :D
Ketika beberapa orang menyangka saya "ambisius", saya sendiri menilainya hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan waktu. selagi waktu saya masih milik saya sendiri.
Saya memandang sekeliling, orang orang yang tengah asyik menyesap kopi. Ada yang sambil membaca koran pagi, ada yang sambil bekerja di depan laptopnya. Sementara saya, kembali menyesap sisa sisa tegukan terakhir sambil menikmati kebersamaan bersama teman seperjalanan saya. Ada tawa di sela selanya. Dan kenang baru yang kembali tercipta.
Hidup, selalu saja penuh kejutan kejutan di setiap lajurnya. Bila saja kita melihatnya.
Bila saja, kita menciptanya.
0 Comments: