Hiedelberg : Pintu-Pintu Mulai Terbuka




Pagi ini rasanya dingin sekali, gerimis semalaman meninggalkan hawa dingin yang semakin terasa. Rumah tinggal saya terletak di daerah yang memang cukup dingin di area Kabupaten Banyumas. Deva masih tampak terlelap. Saya membuka handphone, dan ada beberapa notifikasi di group whatapps, di group S2 Kesmas dan juga di tim visitasi untuk kunjungan Hiedelberg.


              “Alhamdulillah barusan dapat kabar dari Prof Shafiu, proposal kerjasama FIkes Unsoed-Heidelberg utk 2 tahun  dinyatakan lolos,” kabar dari Mas Budi Aji, Dekan Fikes di group whatsapps yang terkirim hampir tengah malam, namun baru terbaca pagi ini.


Wah, Alhamdulillaah. Senang rasanya membaca berita tersebut. Fakultas kami menyusun 2 proposal bersama tim University of Hiedelberg ajuan Hibah DAAD untuk yang 2 tahun dan 4 tahun. Alhamdulilah untuk proposal dengan jangka waktu 2 tahun dinyatakan lolos. Namun, seingat saya untuk kegiatan yang 2 tahun, tidak termasuk kuota kegiatan post doctoral untuk dosen ke Hiedelberg, karena kegiatan tersebut masuk ke rencana aktivitas proposal yang 4 tahun.


              “ Belum mbak, yang 4 tahun belum pengumuman”, ujar Mas Budi, yang kebetulan bertemu ketika mau ke Gedung Dekanat.


Tapi paling tidak, dengan lolosnya proposal yang 2 tahun kerja sama dengan University of Hiedelberg, pintu-pintu semakin terbuka. Akan ada beberapa aktivitas yang menarik tentu saja ke depan. Ada student dan lecturer exchange, kegiatan riset dan publikasi bersama. Semoga dengan aktivitas-aktivitas tersebut, juga bisa membuka kesempatan dan peluang untuk memuluskan jalan post doctoral ke University of Hieldelberg.


              Dulu, sewaktu masih PhD, rasanya males banget kan mau post doc karena yang saya tahu itu seperti bekerja dengan kontrak tertentu plus target-target yang ditetapkan pula. Bagi saya, terlalu berat untuk bekerja dengan target tinggi di luar negeri. Dan juga, untuk kembali tinggal di luar negeri dengan jangka waktu yang lama pun masih belum terpikirkan. Nah ternyata ada opsi-opsi post doctoral jangka pendek sekitar 3 bulanan.


Ngapain saja sih kalau post doctoral dengan waktu 3 bulanan itu?


              Nah, setahu saya kalau skema post doctoral yang singkat itu tidak seperti bekerja dengan kontrak waktu dan target tertentu. Namun lebih ke melakukan penelitian, publikasi, short course yang dilakukan di instansi lain tempat post doc kita. Kalau seperti itu kan bayangan saya lebih selow dan fokus. Fokus jalan-jalan *eh hahah..


Semoga proposal bersama kami yang 4 tahun juga diterima, jadi saya nggak perlu apply beasiswa DAAD. Kalau proposal nggak diterima, ada opsi untuk mengajukan beasiswa “Research stays for university Academics and Scientists” dengan jangka waktu 1-3 bulan. Kalau ada yang tertarik juga bisa cek infonya di sini : https://www.daad-indonesia.org/en/find-funding/daad-scholarships-for-indonesia/.


Hujan di luar jendela kampus makin menderas. Semoga sederas doa dan harapan yang didaraskan. Bahwa harapan dan rencana, yang membuat kita bersemangat melajukan langkah-langkah ke depan. ***

Purwokerto yang sedang diguyuri hujan. 28 November 2024


0 Komentar