Udara,
betapa ia selalu menjadi juara
Bila
harus bercerita tentang ketulusan hatinya,
Udara
itu sederhana, bersahaja, tanpa banyak sandiwara
Ia
bahkan tak perlu tampil mengemuka, tapi siapa yang bisa hidup tanpanya?
Mengudara
bergerak bebas di antara manusia manusia
Mungkin
menyelusup di antara kamu, dia, kalian, mereka, saya.
Ia
bergerak bebas, mengada tanpa jeda
Tak
perlu memilih, tanpa perlu dipilih,
Ia
hanya mengada, hadir tanpa akhir
Tak
peduli manusia merasa hadirnya atau melupa
Udara,
ia tetap ada
Betapa
kecil saya dibandingkan udara,
Saya,
yang masih ingin memilih, masih ingin dipilih, ingin terlihat ada
Mungkin
harus banyak belajar pada udara
Glasgow, 22 November 2012
** Untuk sahabatku
yang sedang kecewa hatinya, memang butuh hati baja untuk bisa menandingi
ketulusan udara, tapi percayalah engkau bisa terus mengada, seperti udara,
bahkan bilapun hanya bisa dalam doa.