Entah mengapa
tiba-tiba ingin menuliskan buku-buku yang datang dalam hidup saya dan terasa
mengubah atau memberikan konsep baru dalam pemikiran saya. Saya selalu berpikir
bahwa buku-buku yang kita baca adalah “buku-buku yang kita pilih” untuk kita
baca. Artinya, kita memilih buku-buku tertentu dari sekian banyak buku yang ada. Dan kau tahu kan apa yang paling dipengaruhi oleh buku yang
kita baca? Pikiran kita. Karena itulah kita sering mendengar bahwa perubahan
dalam hidup salah satunya juga ditentukan oleh buku-buku apa yang kita baca.
Saya kadang-kadang
rancu menyebut, bahwa kita “memilih” buku itu, atau buku itu memang sengaja
datang dalam hidup kita. Karena saya sering mengalami kebetulan (well,
kesengajaan Tuhan) ada buku-buku yang saya merasa bahwa : “ buku ini memang
datang agar saya tahu akan sesuatu”. Biasanya saat seperti itu sangat terasa pada saat saya
sedang bertanya pada Tuhan. Bagi yang sering membacai blog saya, pasti sering
mendapati saya bertanya pada Tuhan. Saya sering mempertanyakan kejadian, apa
yang Tuhan maksudkan, ataupun banyak hal-hal lainnya. Saya sering melakukan itu
agar tidak menjalani hidup dengan “tertidur”-if you know what I mean.
Nah ini dia buku-buku
yang banyak mengubah hidup saya itu :
1.
The Alchemist (Paulo Coelho)
Saya langsung
menyebutkan buku di daftar nomer satu mungkin berdasarkan bahwa buku ini
merupakan awal saya memiliki “awareness” lebih terhadap hidup. Bahwa hidup bukan hanya untuk dijalani namun juga dimaknai. Saya pertama
kali membaca buku ini Tahun 2008 lalu di Perugia, Italia. Buku ini datang pada saat saya mempertanyakan
pada Tuhan," buat sih kerja keras, jatuh bangun untuk meraih impian-impian kita?"
Saat itu saya berhasil mewujudkan impian saya untuk menjejakkan kaki di Italia,
impian yang saya genggam sejak jaman kuliah S1. I just want to be there before
I die. Jaman kuliahan dulu, nggak pernah lho bermimpi mau nikah sama siapa? Mau
tinggal dimana? Mau kerja jadi apa? Bla bla bla.. ahhaha well kalau Tuhan rada “pending”
urusan menikah ya fair enough lah. Saya-nya yang terlambat berpikir soal itu
ahaha *malah curhat ahaha.
Kembali ke The
Alchemist, sebenarnya buku ini sangat sederhana. Bercerita tentang si
penggembala domba yang mencari harta karun (impiannya). Buku itu seperti
langsung menjawab pertanyaan saya pada Tuhan, kenapa kita harus punya
keberanian untuk mewujudkan impian-impian kita. Dan salah satu quote favorit
dan sangat terkenal dalam buku itu adalah :
“
Bila kita menginginkan sesuatu, seluruh semesta akan bersatu padu untuk
membantumu untuk mewujudkannya”
Kalau kalian punya
impian, dan suatu saat tercapai. Kalian bisa membuktikan betapa benarnya
kutipan tersebut. Hidup terasa begitu ajaib. Dan kamu akan merasaTuhan benar
benar “hadir” dalam hidupmu.
2.
Life Lessons : Membuat Impian Jadi Kenyataan Kisah-kisah Nyata Menggugah dan 7
Petunjuk Menuju Hidup Penuh Kebahagiaan (Jack Canfield)
Wuih judulnya yah
ahaha baru ngeh juga kalau judulnya rada-rada “lebay”. Tapi dari buku yang saya
baca tahun 2010 ini, saya pertama kali mengenal hukum tarik menarik (Law of
Attraction) dan lumayan amazed dengan hukum ini. Mungkin sebelumnya saya sudah
secara tidak sadar menjalankannya namun tidak paham bahwa tengah melakukan
hukum Law of Attraction ini. Inti dari hulum LOA ini adalah :
“
kemiripan menarik kemiripan, dengan kata lain kemanapun perhatian kita pergi,
ke sanalah energi mengalir, dan kita menarik lebih banyak dari hal itu ke dalam
hidup kita”
Artinya pikiran kita
adalah magnet luar biasa yang akan menarik sesuatu dengan apa yang kita
pikirkan. Itulah mengapa pikiran positif akan mendatangkan lebih banyak hal
positif yang hadir dalam hidup ini, sedangkan pikiran negatif seperti
kecemasan, ketakutan, cemburu, iri, dengki juga akan mendatangkan hal-hal
negatif juga.
Intinya, apapun yang
kita pikirkan atau inginkan itulah yang kita “tarik” untuk datang dalam hidup
kita.
Dan secara kebetulan
(sekali lagi kesengajaan Tuhan) ternyata saya bertemu dengan partner saya itu persis setelah saya membaca buku ini,
pada bulan yang sama. *baru ngeh juga setelah nulis postingan ini ehehe. Harusnya
saya ketemu buku ini lebih awal ya jadi bisa bertemu dengan partner saya ini
lebih awal pula *halaah ahaha.
3.
The Secret (Rhonda Byrne)
Buku dan konsep “The
Secret” ini datang hampir bersamaan dengan buku di atas. Secara konsepnya pun
hampir sama yakni Law of Attraction. Dari buku ini selain tentang hukum LOA,
saya juga belajar tentang keberlimpahan, bagaimana semesta menyediakan
keberlimpahan yang cukup untuk semua orang. Ada dalam satu series the secret,
saya belajar tentang kebersyukuran. Buku yang bagus untuk hidup yang lebih
positif.
4.
The Celestine Prophecy (James Redfield)
Buku ini merupakan
hadiah dari sahabat baik saya. Tuh kan, memang kadang-kadang ada buku yang
datang dengan sengaja kok dalam hidup kita. Saat saya tanya ke sahabat saya,
kenapa sih memilih buku ini untuk diberikan pada saya?
“ Karena kayaknya kamu bakalan suka
buku itu,” begitu jawaban sahabat saya waktu itu.
Awalnya saya belum
menyentuh buku itu beberapa saat, awalnya masih aneh buku apaan sih ini-gitu
pikir saya. Saya ingat waktu itu saya membaca buku itu tahun 2012, saat saya
pulang ke Indonesia untuk penelitian lapangan. Buku ini tentang pencarian 9
kunci spiritual yang ada pada manuskrip kuno di Peru. Dari 9 kunci spiritual
tersebut yang paling ngena bagi saya saat itu adalah soal ketergantungan
energi. Bahwa terkadang manusia mengalami ketergantungan energi pada
orang-orang tercinta, misalnya saja pada saya kala itu adalah pasangan. Kala
dia ada, kala kontak baik ataupun kala hubungan baik, energi yang dihasilkan
kadang-kadang luar biasa, namun bila kondisi yang sebaliknya terjadi, energi
saya bisa susut demikian drastisnya. Saya pikir bukan hanya saya yang pernah
mengalami hal tersebut. Mungkin orang lain bisa mengalami ketergantungan energi
ini pada hal lainnya, pada pekerjaan (ngeh kan kenapa orang bisa workaholic)
dan sebagainya. Intinya sih, kita harus utuh dulu sebelum berbagi keutuhan
dengan orang lain. Kita harus penuh dulu sebelum berbagi kepenuhan dengan orang
lain. Itu sih konsep yang saya temukan di buku itu yang yang lumayan
life-changing pada saya. Yang walaupun pratiknya kadang-kadang masih harus belajar
terus ahaha ;p
5.
Conversation with God (Naele Donald Walsch)
Judul buku ini nampak
menyembul di antara buku-buku lainnya yang dijual di sebuah charity shop di
Glasgow, Conversation with God. Yah, sekali lagi saya bilang kadang-kadang ada
buku-buku yang memang sengaja hadir dalam hidup kita pada saat yang tepat. The
teacher comes when the student is ready. Begitulah saya bertemu dengan buku ini,
beberapa minggu lalu dengan harga cuma 79pence (nggak ada 20 ribu lho). Saat
itu saya memang sedang dalam lowest point, sesuai dengan postingan “mati” saya
di blog ini juga. Ada banyak pertanyaan, protes dan apapun lah namanya pada
Tuhan kala itu. Dan Tuhan ternyata sengaja mempertemukan saya dengan buku ini.
Dia memberikan jawaban tidak terlalu lama ternyata. Dan hanya dua kali dudukan
saya langsung menyelesaikan buku ini. Otak saya rasanya seperti spons yang
menyerap dengan begitu cepat. Dan ada banyak momen momen yang saya harus
berhenti sebentar karena “terantuk”konsep-konsep baru ataupun gabungan konsep
lama yang saya yakini. Ada terlalu banyak hal yang saya dapatkan dari buku ini,
salah satunya yang saya ingat, bahwa “pain terjadi karena perspektif kita pada
suatu kejadian, kalau kita mengubah perspektif kita pada kejadian tersebut,
sakit/pain akan serta merta hilang”. Bener juga sih konsepnya. Kemudian buku
ini juga menekankan konsep bahwa manusia mempunya “power” untuk menciptakan
apapun yang ia inginkan. Buku ini hampir meramu konsep-konsep yang saya temukan
di buku-buku sebelumnya. Buku yang berisi percakapan antara manusia dengan
Tuhan ini banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Cukup pas dengan saya
yang memang suka usil bertanya tanya pada Tuhan. Salah satu inti yang
ditekankan dalam buku ini adalah tentang mengingat kembali Who You
Are. Konsep ini sangat cocok dengan konsep perjalanan ke dalam diri. Bagaimana
pada akhirnya hidup adalah sejauh mana kita mengenali diri kita sendiri.
Satu
hal yang menarik adalah soal relationship-yang juga dibahas dalam buku itu.There’s no
obligation in relationship, but opportunity- ini ngena banget sekaligus keren. Artinya dalam
hubungan adalah kesempatan-kesempatan untuk menunjukan sisi terbaik dari diri
kita. Hubungan bukan tentang apa yang kita dapatkan dari orang tercinta kita itu,
tetapi apa yang bisa kita berikan pada orang tersebut dan saling mensupport untuk menjadikan masing-masing kita menjadi versi yang terbaik sesuai dengan karakternya sendiri-sendiri. Inilah yang disebut "flourish"-istilah yang menggambarkan tahapan lebih tinggi dari pada "happiness" yang menjadi salah satu tujuan utama dalam relationship. Happiness lebih kepada kondisi bahagia dalam pasangan, namun flourish lebih kepada bagaimana relationship itu mampu mendorong masing-masing individu tersebut untuk saling menunjukkan versi terbaik dari dirinya, dan otomatis relationship tersebut bukan hanya merupakan berkah pada keduanya namun juga memberikan impact positif untuk lingkungannya. Iyah, hubungan seharusnya
bertujuan untuk mengenali diri kita sendiri, dan menunjukkan sisi terbaik kita
dan membaginya dengan orang tercinta kita.
The most lovingly person is who self centered. Ini hampir sepaham dengan
konsep di The Celestine Prophecy bahwa kita harus utuh dulu untuk berbagi
keutuhan dengan orang lain. Saya sungguh beruntung bertemu dengan buku ini.
Itulah beberapa daftar
life-changing books saya. Mungkin saya sebut demikian karena buku-buku ini
datang dalam hidup saya saat saya sedang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya akan hidup. Saya ingin tetap terus membacai karya-karya
banyak orang dan menemukan banyak keajaiban dan pembelajaran di sana.
Kalau kamu, apa
life-changing booksmu?
Salam,
Glasgow, Hari pertama
bulan Maret.