Mumpung masih hangat baru selesai menulis thesis, saya
ingin berbagi beberapa tips berdasarkan pengalaman pribadi saya kala menyelesaikan
thesis. Oh ya, thesis adalah istilah laporan akhir untuk jenjang S3 di UK,
sedangkan kalau di Indonesia thesis itu untuk jenjang magister (di Indonesia
laporan untuk S3 disebut disertasi). Bukan karena saya merasa ahli nulis trus
bagi-bagi tips, enggaklah. Niat saya hanya ingin membagikan pengalaman, siapa
tau ada yang mampir ke blog ini yang tengah atau akan menulis thesis S3nya. Karena
masa-masa thesis writing juga masa yang tidak mudah. Banyak lho mahasiswa yang
stress karena susah progress, bahkan ada layanan konseling tersendiri yang disediakan
di kampus kalau ada mahasiswa yang ingin curhat mengenai problematika selama
thesis writing.
Untuk jenjang pendidikan S3 di UK, biasanya untuk yang
based lab-work (atau terutamanya bidang sciences) 3 tahun diperuntukan untuk
penelitian, kemudian 1 tahun untuk thesis writing. Sedangkan untuk ilmu-ilmu
sosial, jadwalnya lebih fleksibel bisa dimulai kapan saja. Kenapa? Soalnya kalau
udah capek lab work agak susah meluangkan waktu untuk nulis. Jadi memang
biasanya supervisor biasanya mematok waktu 3 tahun untuk lab work, kemudian
stop dan setahun berikutnya diperuntukan untuk menulis thesisnya. Kebayang kan
kalau alokasi waktu normalnya untuk nulis dikasih setahun, it must be something
serious!
Tapi untuk kasus saya, saya lab work 3,5 tahun karena
sampel saya baru bisa dibawa ke Glasgow di penghujung tahun ke 3, jadi saya
masih harus kerja lab untuk analisis sampel yang dikirim dari Indonesia. Jadi
untuk thesis writing yang free hanya 6 bulan. Dan berapa bulan saya benar-benar
mengerjakan thesis saya? Ahahah 3 bulan! Itupun yang benar-benar serius cuma 2
bulan yakni bulan Agustus dan bulan september. Tengoklah postingan blog saya
bulan Juli, saya masih tiap weekend jualan di Edinburgh selama bulan ramadan karena
masih harus mikir untuk biaya hidup. Dan kalau capek begitu produktivitas saya
nulis thesis anjlok eheh. Barulah mulai awal bulan Agustus saya fokus lagi.
Walaupun saat itu saya sendiri pun nggak begitu yakin, bisa selesai nggak nih cuma
tinggal 2 bulan karena deadline submit thesis saya di akhir Bulan September.
Kala itu saya sudah selesai 2 chapter, dan masih tersisa 4 chapter lagi yang
harus ditulis.
Makanya teman lab saya sesama mahasiswa PhD, bertanya : “
How did you manage to finish all of your chapters in a very short time?”
Sementara dia tidak bisa menyelesaikan on time dan mengajukan
perpanjangan deadline submit, dan dari kampus diberikan tambahan waktu 2 bulan
yakni sampai akhir November ini untuk submit.
Nah, saya ingin berbagi beberapa tips semoga bisa
bermanfaat bagi yang akan atau sedang menulis thesis.
1. Benar-benar
menulislah pada saatnya harus nulis!
Ini sih tips utama, soalnya dulu-dulu saat deadline masih
jauh, iya sih memang berada di depan komputer dengan “niat” mau nulis thesis,
tapi nyatanya in end of the day...progressnya nggak banyak, bahkan
kadang-kadang nggak progress. Bagi yang sedang nulis skripsi atau disertasi S2
mungkin tips ini juga berguna. Karena pastilah sering mengalami hal ini.
Niatnya pengen ngerjain, tapi nggak fokus..nggak konsentrasi, hasilnya nggak
maksimal. Bahkan ini bisa memicu stress, soalnya kita merasa menghabiskan waktu
yang lama, tapi ternyata progressnya nggak ada (minimal). Kemudian kualitas
kerjaan/tulisan kita saat kita mengerjakannya dengan fokus dan penuh konsentrasi
dibandingkan dengan fokus asal-asalan, it’s totally different!
Saya bahkan ketika baca ulang 2 bab yang saya tulis
sebelumnya, sempet berpikir..ya ampun, ini tulisan apaaan..dan alhasil, saya
banyak sekali mengubah 2 bab yang saya tulis sebelumnya. Jadi intinya, fokus
dan konsentrasilah pada saat kamu nulis. Dan berita baiknya, dengan begitu kamu
nggak butuh waktu yang lama untuk bekerja. Serius!
Dalam satu hari ternyata kalau diakumulasi waktu saya “benar-benar”
menulis nggak begitu lama, tapi progressnya sangat signifikan. Karena pada saat
saya nulis, keliatan hasilnya dan produktif. Bahkan saya nggak ada acara lembur-lembur
nulis, karena saya manfaatkan maksimal untuk istirahat. Kenapa? Otak saya nggak
berfungsi dengan baik kalau capek. Nulis itu menghabiskan energi yang banyak,
karena otak difungsikan untuk berpikir. Makanya kalau nulis itu bawaannya
lapaaaar mulu. Makanya selama nulis thesis, saya pastikan asupan makan cukup
dan juga cukup istirahatnya. Dengan begitu kerja otak maksimal pada saat mengerjakan.
Dengan metode seperti ini, ternyata progress nulis saya sangat cepat. Dan bisa
menyelesaikan serta submit bahkan 5 hari sebelum deadline.
Saya jadi berpikir, mungkin benar juga negara-negara yang
mulai mengaplikasikan jam kerja yang diperpendek. Karena memang ada batasan waktu
tubuh bisa bekerja dengan maksimal. Sayangnya, di Indonesia (dan juga di
negara-negara lain, jepang misalnya) masih ada anggapan kalau bekerja extra
time itu berbanding lurus dengan produktivitas karyawan/pekerja yang lebih
baik. Kalau saya sih lebih memilih bekerja secara efisien, *artinya saya jadi masih
punya waktu untuk me time, jalan-jalan, nulis-nulis di blog, masak ahaha.
2.
Ciptakan suasana yang kondusif untuk menulis
Nulis juga butuh suasana yang kondusif untuk bisa
memberikan dukungan kondisi kerja yang maksimal. Nah, kalau soal ini setiap
orang punya preferensi masing-masing. Kalau saya misalnya memutuskan untuk off
dari kampus (nggak masuk kampus/lab lagi), hanya sesekali ke kampus kalau ada
kepentingan saja. Karena saya lebih nyaman nulis di flat, karena bisa fleksibel
istirahatnya dan juga lebih fokus. Tentu saja ini per orang beda-beda, ada yang
lebih suka nulis di perpus, di kampus, atau di cafe. Terserah, yang penting
ciptakan suasana yang kondusif agar kamu bisa konsentrasi dengan maksimal.
3. Take
a break
Berikan tubuh dan otak istirahat yang cukup. Soalnya otak
adalah amunisi utama untuk menulis. Kalau otak lelah karena terlalu diforsir,
hasilnya juga nggak maksimal. Tetaplah berikan waktu untuk istirahat yang
cukup. Saya masih tetep jalan-jalan di saat weekend misalnya untuk refreshing,
mengambil jeda sejenak biar seger lagi otak. Sehingga esoknya juga bisa fresh
lagi untuk bekerja/nulis.
Tetep dong acara jalan-jalan :) |
4.
Don’t panic -- Don’t stress too much!
Ini berhubungan
dengan poin di atas sih. Kalau otak stress, nggak bisa jalan. Stress ini
maksudnya stress yang berlebihan. Karena menurut saya “tekanan/stress” ini
perlu juga untuk membuat otak bekerja. Rasanya ada adrenalin yang terpacu kalau
ada target-target, daripada dalam kondisi terlalu santai. Tapi juga jangan
stress berlebihan, kacau jadinya. Makanya manajemen stress itu perlu banget
untuk menjaga mood tetep baik untuk nulis. Saya juga mengalami saat stressnya
kebanyakan, pernah ada kala saat banyak sekali masalah yang muncul bertubi-tubi
sehingga benar-benar membuat saya nggak bisa konsentrasi menulis.
4.
Deadline is important!
Nah ini dia, deadline itu penting untuk memacu kita. Deadline
itu kasian sih, kadang-kadang kita benci sama deadline, tapi padahal kita juga
sadar kalau deadline itu ternyata penting banget ahaha. Coba kalau kita kerja
tanpa deadline, jadinya santai-santai kan. Otak juga jadi santai kerjanya kalau
enggak ada deadline. Coba latih bikin deadline kecil-kecil sebelum “the real
deadline”. Bikin deadline sendiri kapan kamu harus selesai nulis Bab X, atau
kapan kamu serahkan revisi Bab Y. Dengan begitu kamu lebih bisa terpacu untuk
menyelesaikan. Dan deadline/target-target kecil ini terasa lebih ringan untuk
diselesaikan dibandingkan harus terpaku dengan dealine akhir. Thesis yang saya
submit akhir bulan september itu setelah selesai ditulis per bab, kemudian
diserahkan ke dua orang post doc (Mel dan Steph), kemudian setelah memperbaiki
koreksian dari mereka berdua, baru bisa maju diserahkan ke supervisor untuk
dikoreksi, kemudian melakukan revisi lagi. Nah, rentang waktu itu harus
diperhitungkan. Oleh karena itu planning, eksekusi dan awareness pada deadline
itu sangat penting sih menurut saya. Saat itu saya berpikirnya, saya harus
selesai karena nggak mau mikul beban berkepanjangan. Memang sih bisa saja
ngajuin perpanjangan deadline seperti sahabat saya itu, tapi it means stressnya
berkepanjangan lagi. Karena setelah submit, saya masih harus menunggu dan
menghadapi viva. Artinya masih ada beban lagi, makanya saya bersikeras untuk
bisa selesai nulis thesis tepat waktu.
Dan alhamdulillah, sekarang bisa selesai semuanya dengan
baik. Tinggal menunggu daftar revisian setelah viva yang akan dikirim, kemudian
bisa melangkah untuk mengerjakan hal-hal lain. Karena masih harus mengerjakan
revisian paper, dan melanjutkan nulis paper kedua plus sudah ada janjian
meeting untuk sebuah project lanjutan. Alhamdulillah sudah ada project lanjutan
yang sudah diawali dikerjakan dan sepertinya akan lanjut terus kolaborasi
dengan orang-orang Glasgow dan Edinburgh. Siapa tau yah itu bisa membuat saya
sesekali mengunjungi Glasgow lagi ehehe.
Demikian sedikit tips dari saya, semoga bermanfaat. Eits,
dan yang terakhir ini juga penting. Semangat! Ini sih juga kunci dari semua
aktivitas..dengan semangat kamu bisa menghadapi dan menyelesaikan apa saja.
Salam semangat dari Glasgow!
10 Nomber 2015. Glasgow yang diguyur hujan sedari pagi