Visa seringkali menjadi penghalang untuk bepergian ke
negara yang ingin kita tuju. Misalnya saja saya selama studi di UK yang lalu
harus apply visa schengen untuk bisa melancong ke eropa daratan. Padahal juga
sama-sama di eropa coba..ihiks, sedih kan. Makanya beberapa mahasiswa Indonesia
di UK banyak yang mengincar negara-negara yang bebas visa seperti Maroko, Turki
(hanya visa on arrival). Eh tapi bisa juga lho ke eropa daratan tanpa visa,
untuk negara-negara tertentu yakni Benelux (Belgia, Netherland, Luxemburg) dan
Perancis untuk pemegang paspor biru.
Humm siapa sih pemegang paspor biru? Paspor biru biasanya
dipunyai oleh orang yang sedang menjalankan tugas negara-nah, saya salah satu
pemegang paspor biru karena termasuk menjalankan tugas negara #eaaa yakni studi
lanjut ke luar negeri. Karena itulah saya mencobainya desember lalu
ke Belanda. Walaupun sudah ada informasi dan browsing sana-sini tentang free
visa untuk pemegang paspor biru ke Benelux, tetep aja kok berasa “agak cemas”..ini
beneran nggak sih? Atau “jangan-jangan nanti bermasalah”
Dengan budjet yang sangat minimalis, sayapun membeli
tiket pesawat Glasgow-Amsterdam. Waktu itu saya berpikir, nggak tau kapan bisa
ke eropa lagi..mumpung ada kesempatan, hajar aja deh nekad ke Belanda untuk
mengunjungi sahabat baik saya, nuning di Wageningen sebelum saya back for good ke tanah air. Awalnya saya berniat hanya
berbekal selembar surat keterangan bebas visa yang saya dapatkan hasil browsing
sana sini. Namun ada blog yang menyebutkan kita harus mempunyai surat undangan
dari orang yang akan kita tempati selama di Belanda. Si pemilik blog bilang,
dua kali ke Belanda menggunakan paspor biru, yang pertama mulus lalu yang kedua
rada ribet dengan sempat ditahan diinterogasi petugasnya karena merasa dia
perlu visa schengen untuk masuk ke Belanda. Walaupun akhirnya si beliau
dilepaskan dan diijinkan masuk ke Belanda. See..pengalaman administrasi di
bandara memang untung-untungan bangets. Begitu-begitu yang bikin deg-degan
euy..
Akhirnya untuk menambah ayem hati saya, saya meminta
sahabat saya untuk membuatkan surat undangan dari gemente (kelurahan) setempat.
Prosesnya sih sebentar aja jadi, seingat saya hanya sehari sahabat saya ke
gemente dan langsung dikasih surat undangan *dalam bahasa londo, dan saya hanya
bisa menebak-nebak apa isinya LOL.
Akhirnya saya menuju ke bandara Glasgow, berbekal tas
punggung dan koper kecil yang masuk kabin. Tiket senilai 105 GBP waktu itu
harga tiket tanpa bagasi, ya sudahlah yang penting sampai belanda hehe..jadi
saya memutuskan untuk tidak membeli jatah bagasi.
Sehari sebelum natal, suasana sudah aura libur panjang.
Orang-orang pulang ke keluarga tercinta, atau menghabiskan liburan seperti
saya. Biasanya di UK, libur natal merupakan libur terpanjang dalam setahun yakni
sekitar 2 minggu.
Setelah melambaikan tangan ke yang mengantarkan saya,
saya menuju pemeriksaan awal. Kadang-kadang inilah proses yang melelahkan dari “terbang”,
harus melewati sekian proses sebelum akhirnya terbang. Proses pemeriksaan awal
dan barang-barang terlewati dengan mulus, saya memang tidak membawa banyak
barang. Selain tanpa jatah bagasi, saya hanya berlibur sekitar seminggu di
Belanda, cukuplah dengan bawaan minimalis. Setelah tiba di gate yang ditetapkan,
saya menunggu waktu boarding. Dan setelah ada pengumuman waktunya boarding,
saya ikut mengantri bersama orang-orang lainnya yang nampaknya akan “mudik”
natal ke Belanda. Orang-orang di depan saya lancar-lancar saja saat tiket mereka
di tap ke semacam mesin boarding. Tapi begitu giliran saja, tiba-tiba nyala
merah, berbunyi dan ada tulisan “unable to board”. Glek, kecut hati saya.
Kemudian saya ditangani seorang petugas, dan si mbaknya
bertanya apakah saya punya visa schengen ke Belanda.
“ Untuk
paspor biru, tidak perlu visa untuk masuk ke Belanda,” terang saya. Sambil menunjukkan
selembar surat keterangan hasil browsing sana sini itu.
“Kamu
butuh visa schengen untuk bisa masuk ke Belanda,” jelas si mbaknya. Errr,
masalah nih, batin saya.
“Tidak,
ada kebijakan tertentu antara Pemerintah Indonesia dan pemerintah belanda kalau
untuk pemegang paspor biru, kita bisa masuk belanda tanpa visa,” kata saya
kalimat mencoba meyakinkan si mbaknya tadi.
Mungkin orang sini nggak ngeh perbedaan antara paspor
biasa dengan paspor biru sih. “
Saya menunggu beberapa menit. Si mbaknya masih memeriksa
dokumen yang saya sodorkan.
“Sebentar,
saya cari informasinya dulu. ”kata si mbaknya tadi. Kemudian dia tampak menelpon
seseorang.
Saya menunggu dengan harap harap cemas. Sekali dia tetap
menggelengkan kepala, gagal sudah saya ke Belanda.
Si mbaknya nampak sudah bicara dalam telponnya, kemudian
dia menurunkan gagang telponnya dan bertanya pada saya,
“ Berapa
lama akan stay di Belanda?”
“ 6 hari
saja,” jawabku singkat.
“ Sudah
punya tiket return ke Glasgow?”
“ Iya,
saya book dengan KLM juga,” jawab saya lagi. Dan
si mbaknya memeriksa dokumen saya melalui layar komputernya. Nampak dia
mengangguk anguk. Dan menutup telponnya.
“ Oke,
kamu bisa terbang karena kamu boleh ke belanda untuk short visit,” begitu
bilang si mbaknya yang membuat hati saya legaaaaa. Ternyata beneran itu
peraturan!
Akhirnya saya menuju pesawat yang membawa saya ke
amsterdam setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam. Dan tak dinyana, proses
pemeriksaan di bandara amsterdam sangat gampang. Tadinya saya sudah menyiapkan
sebendel surat undangan dari gemente yang telah diiurus nuning itu karena cemas
masalah serupa seperti di Glasgow akan terjadi juga di sini. Tapi kala saya mengulurkan paspor biru saya, si
petugas imigrasi bandara Amsterdam itu dengan wajah datar segera menstempel
paspor, tanda saya diijinkan untuk masuk ke wilayan negeri nan oranje itu. Sepertinya
petugas di Belanda sudah familiar dengan paspor biru-nya Indonesia. Wuhuuuuu
akhirnya tiba juga di Belanda. Nah, bagi pemegang paspor biru..bisa loh
dimanfaatkan kesempatan untuk ke wilayah benelux tanpa visa. Nggak usah repot
ngurus visa..begitu sharing-sharing info jalan-jalan saya, semoga bermanfaat
yaah.
Saya sudah kangen jalan-jalan nih hihi..