Semenjak masih di Glasgow, saya sudah berencana untuk
ikut kelas inspirasi sekembalinya saya ke Indonesia. Pada dasarnya saya memang excited
banget dengan kegiatan-kegiatan semacam ini. Eh, apaan sih kelas inpirasi itu? Nah
bagi yang belum familiar, kelas inspirasi itu semacam kegiatan mengajar sehari
di suatu SD yang isinya memperkenalkan profesi kita ke anak-anak SD. Menurut
saya sih kegiatan ini oke dan inspiratif banget. Saya adalah salah satu anak
Indonesia yang masa kecil sangat kurang referensi profesi yang layak dijadikan
cita-cita. Inget banget pada saat kecil, tahunya profesi itu ya guru, dokter,
pilot, dan pegawai pabrik. Soalnya di desa saya semenjak dulu, setelah selesai
tamat SMP atau paling tinggi SMK, pemuda pemudinya kebanyakan ke kota jadi
buruh pabrik. Mana ngerti ada pekerjaan lain yang keren-keren? Akses informasi
sempit, contoh-contoh di lingkungan sekitar juga sedikit.
Keluarga besar saya sebagian besar adalah guru, dari guru
SD sampai guru SMA. Kayaknya dulu tuh saya pengennya jadi yang lebih keren dari
guru, mungkin itulah sekarang saya jadi dosen, soalnya nggak tau pilihan lain mau jadi apa.
Nah, berdasar latar belakang itulah saya tuh semangat banget ikut kelas
inspirasi. Pengen banget ambil bagian dalam memperkenalkan profesi-profesi yang
bisa dijadikan referensi pilihan anak-anak kelak.
Berawal dari search kelas inspirasi purwokerto, dan
akhirnya nemu IG nya KI purwokerto akhirnya saya mendaftar jadi relawan
pengajar dan alhamdulillah lolos seleksi. Pada saat pembagian kelompok, saya
cukup kaget mengetahui bahwa ternyata hampir 80% relawan pengajarnya itu
berasal dari luar kota. Jakarta, bekasi, jogya, Semarang, tegal dan banyak
kota-kota lainnya. Wuih mau ya mereka jauh-jauh ke Purwokerto untuk kelas
inspirasi. Dan nggak dibayar lho, full sukarela dan sukahati.
Hampir semua persiapan dilakukan via group wa, mulai dari
diskusi perlengkapan transportasi dll. Mungkin karena saya yang tinggal di
Purwokerto, makanya saya ditunjuk sebagai koordinator *atau karena saya yang
cukup senior (baca = tua) dibandingkan bocah-bocah mudah lainnya haha. Kelompok
kami mendapat lokasi di SDN 1 Tambaknegara, Rawalo, Banyumas. Lokasinya cukup
jauh, sekitar 45 menit dari Purwokerto tapi syukurnya akses jalannya gampang. Kelompok kami awalnya beranggotakan 14 relawan pengajar dan 3 relawan fotografer dan videografer, namunya sayangnya beberapa orang mengundurkan diri karena ada yang cutinya nggak diapprove, ada orang tuanya yang sakit serta menjelang hari H eh pesawatnya disuruh extend di Madinah, jadi salah satu relawan kelompok kami yang berprofesi sebagai pilot tidak bisa kembali ke Indonesia untuk mengisi kelas inspirasi.
Acara kelas inspirasi dimulai dengan ikut upacara bendera hari senin, ih berasa lamaa gitu nggak ikut upacara hehe. Selanjutnya saya sebagai koordinator kelompok bertugas memperkenalkan pasukan relawan satu-per satu.
Nah itu saat perkenalan si windy, sang fashion designer,
"Pekerjaan kakak tuh yang suka bikin-bikin baju lho adek-adek, Apa coba yang biasanya bikin-bikin bajuuu?" tanya windy ke anak-anak
"Penjahittttt" jawab anak-anak kompak.. ahaha nggak salah juga sih.
Setelah perkenalan dan ramah tamah sebentar dengan kepala sekolah dan guru guru kami masuk ke kelas sesuai jadwal masing-masing. Pada hari itu, rata-rata kami kebagian jatah 4 kelas sampai jam 11 siang. Kebetulan saya kebagian kelas 5A, 5B, 3B dan kelas 1. Sesuai perkiraan semula sih, ngajar anak SD ituuuuu susah-susah seru ahaha, beda banget sama ngajar mahasiswa yang udah gede-gede. Kalau ngajar kelas 3 dan kelas 5 masih okelah, mereka masih bisa nyimak dan berinteraksi dengan baik. Tapiiii..ngajar kelas 1 SD itu...lelaaaahh ehehe, apalagi kelas 1 A dan kelas 1 B disatukan dalam 1 ruangan, makin nggak kondusiflah suasana. Harus pakai teriak teriak biar suaranya kedengaran di tengah riuh rendah mereka, ada yang rebutan ada yang lari larian ahaha ya ampuuun jadi guru SD itu kudu sabar banget yaa, salut lah saya sama guru SD. Dibagiin kertas warna warna untuk nulis cita-cita aja rebutan warna,
"Kak siwi, aku mau yang pink...aku mau yang biruu" trus pada rebutan wkwkwk hayati lelah, abang :)
Tapi seru sih..dan jadi bersyukur saya ngajarnya bocah bocah gede, bayangkan bagaimana upaya guru SD terutama yang kelas 1 atau kelas 2 untuk jaga mood tiap hari?
Tapi seru sih..dan jadi bersyukur saya ngajarnya bocah bocah gede, bayangkan bagaimana upaya guru SD terutama yang kelas 1 atau kelas 2 untuk jaga mood tiap hari?
Selain seru, lelahnya juga luar biasaaaa..soalnya harus cari cara agar bikin mereka tertarik, kalau enggak..meleng sedikit mereka sudah ribut sendiri. Yang paling bikin mereka tertarik sih saat saya cerita pengalaman saya di luar negeri,
"kak siwi udah pernah lho ke stadionnya MU di Manchester dua kali," trus saya bisa melihat mata-mata mereka takjub.
Mereka juga excited banget saat diliatin video saat turun salju di Glasgow. sampai naik-naik ke meja.
" Waa salju itu dinginnya kayak apa sih kak siwi?"
"Kalau ke sana lagi ajakin aku dong kak"
Celoteh mereka lucu-lucu. Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar dan sukses. Satu lagi sih yang menarik dari kegiatan ini, yakni ketemu sesama relawan yg inspiratif. Kita bakal ketemu temen-teman berbagai profesi dan saling tukar pengalaman. Di kelompok saya ada berbagai macam profesi seperti auditor, faship designer, apoteker, social worker, supervisor purchasing, arsitek, perawat, make up artist, freelance designer dll. Semuanya gokil, keren dan seru. Beruntung pokoknya kenal dengan mereka semua.
Jadi ikut kelas inpirasi tuh memberikan inspirasi sekaligus terinspirasi. Nagih beneran, pantesan menurut cerita temen-temen, mereka tuh sering ikut kelas inspirasi di berbagai kota.
" Hari-hari biasa itu kerja buat nyari duit, kalau ikut kelas inspirasi tuh buat ibadah" kata si Sari.
Heheh bener juga sih.
Semoga diberikan kesempatan untuk ikut KI-KI di kota-kota lainnya. Dan mari isi waktu dengan kegiatan positif kontributif.
Salam inspirasi